114
112 karena koefisien korelasi dari 32 item tersebut lebih kecil dari rtabel=0,396 untuk
α=5 dengan N=25. Selanjutnya untuk keperluan penelitian, item-item pernyataan yang tidak
valid dibuang, namun terdapat beberapa item pernyataan yang harus diperbaiki khususnya pada item-item positif dikarenakan terdapat beberapa deskriptor yang
mempunyai item negatif lebih banyak dari item positif. Item pernyataan yang diperbaiki berjumlah 12 yaitu item nomor 1, 31, 38, 44, 54, 71, 79, 85, 86, 91,
103, dan 110. Selanjutnya item-item yang valid termasuk item yang sudah diperbaiki tersebut diurutkan kembali penomorannya, sehingga item yang terdapat
dalam angket yang digunakan untuk penelitian berjumlah 94 butir. Adapun hasil dari uji validitas secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 2 bag 2 hal 177.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas diterjemahkan dari kata reliability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi adalah “pengukuran yang dapat menghasilkan data yang
reliable” Azwar, 2006:4. Reliabilitas memiliki nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajegan, konsistensi, kestabilan, dan sebagainya, namun ide pokok
dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dengan beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok
subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah.
Teknik uji reliabilitas yang digunakan dalam pendekatan ini menggunakan formula Alpha. Adapun rumus Alpha adalah sebagai berikut,
115
] 1
][ 1
[
2 2
11 t
k k
r
σ σ
∑
− −
=
Keterangan :
r
11
: reliabilitas instrumen k
: banyaknya butir pertanyaan
∑
2
σ : jumlah varian butir
2 t
σ : varian total
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan pada uji reliabilitas angket kinerja
Konselor dalam melaksanakan layanan konseling perorangan dengan taraf signifikansi 5 dan N=25 diperoleh hasil bahwa r
11
= 0,969. Hasil ini menjelaskan bahwa r
11
r
tabel
yang sebesar 0,396, sehingga dapat dinyatakan bahwa instrumen angket kinerja Konselor dalam melaksanakan layanan konseling perorangan
tersebut reliabel. Adapun hasil uji reliabilitas instrumen secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran 2 bag 2 hal 177.
3.7
Metode Analisis Data
Analisis data merupakan “bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisalah data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna
dalam memecahkan masalah penelitian” Nazir, 1988: 405. Diperlukan suatu metode statistik untuk menganalisis suatu data penelitian.
Metode statistik yaitu cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan, dan menganalisis data penyelidikan yang berwujud
angka-angka. Lebih lanjut, merode analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut,
116
3.7.1 Analisis Deskriptif Persentase
Analisis deskriptif persentase digunakan peneliti untuk mengetahui seberapa besar tingkat kinerja Konselor dalam melaksanakan layanan konseling perorangan
baik bagi Konselor lulusan Pendidikan Profesi Konselor maupun Konselor yang belum menempuh Pendidikan Profesi Konselor atau analisis ini digunakan
peneliti untuk menguji hipotesis 1 dan 2 di dalam penelitian ini. Langkah-langkah dalam analisis deskriptif persentase adalah sebagai
berikut, 1
Membuat tabel distribusi jawaban 2
Menentukan skor jawaban responden dengan skor yang telah ditetapkan 3
Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari setiap responden 4
Memasukkan skor tersebut ke dalam rumus: Prosentase
= X 100
Keterangan: N= nilai yang diperoleh
n= nilai total = tingkat keberhasilan yang dicapai
5 Hasil perhitungan selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel kriteria. Di
bawah ini akan di jelaskan cara menentukan besarnya tabel kriteria yang digunakan pada penelitian yaitu sebagai berikut,
a Menentukan persentase maksimal
skor maksimal kriteria x 100 5 5 x 100 = 100
117
b Menentukan persentase minimal
skor minimal kriteria x 100 1 5 x 100 = 20
c Menghitung rentang persentase
tertinggi - terendah Yaitu 100 - 20 = 80
d Kriteria = sangat tinggi ST, tinggi T, sedang S, rendah R, sangat
rendah R. e
Menentukan kelas interval persentase rentang persentase banyak kelas
Yaitu 80 5 = 16 Dengan demikian kriteria untuk mendeskripsikan tingkat kinerja
Konselor dalam melaksanakan layanan konseling perorangan dapat dilihat pada tabel berikut ini,
Tabel 3.5 Kriteria Penentuan Tingkatan Kinerja Konselor
dalam Melaksanakan Layanan Konseling Perorangan.
Interval Kriteria
84-100 Sangat Tinggi
68-83,9 Tinggi
52-67,9 Sedang
36-51,9 Rendah
20-35,9 Sangat Rendah
Dari kriteria tersebut dapat dijelaskan bahwa kinerja Konselor dalam melaksanakan layanan konseling perorangan secara keseluruhan mulai dari tahap
118
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis hasil evaluasi, tindak lanjut, sampai pada tahap laporan, dikatakan sangat tinggi apabila kinerja Konselor memperoleh
persentase sebesar 84 sampai 100, dikatakan tinggi apabila kinerja Konselor memperoleh persentase sebesar 68 sampai 83,9, dikatakan sedang apabila
kinerja Konselor memperoleh persentase sebesar 52 sampai 67,9, dikatakan rendah apabila kinerja Konselor memperoleh persentase sebesar 36 sampai
51,9, dan dikatakan sangat rendah apabila kinerja Konselor memperoleh persentase kurang dari 36.
3.7.2 Analisis Data Kuantitatif