Identifikasi Variabel Hubungan Antar Variabel Definisi Operasional

95

3.3.1 Identifikasi Variabel

Variabel dalam penelitian ini, terdiri dari dua jenis variabel yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel bebas diberi tanda X, yaitu variabel penyebab yang diduga memberikan suatu pengaruh terhadap peristiwa lain. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah Program pendidikan Sarjana S-1 Bimbingan dan Konseling dan Pendidikan Profesi Konselor. Variabel terikat diberi tanda Y yang merupakan variabel yang ditimbulkan atau efek dari variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah kinerja Konselor dalam melaksanakan layanan konseling perorangan.

3.3.2 Hubungan Antar Variabel

Dalam penelitian ini, program pendidikan yang terdiri dari Sarjana S-1 Bimbingan dan Konseling dan Pendidikan Profesi Konselor sebagai variabel bebasnya X mempengaruhi kinerja Konselor dalam melaksanakan layanan konseling perorangan sebagai variabel terikatnya Y. Hubungan variabel X dan variabel Y dapat digambarkan sebagai berikut: Variabel X dapat berpengaruh terhadap variabel Y Gambar 4 Hubungan Antar Variabel Kinerja Konselor dalam melaksanakan layanan konseling perorangan Program Pendidikan ¾ Sarjana S-1 Bimbingan dan Konseling ¾ Pendidikan Profesi Konselor PPK 96

3.3.3 Definisi Operasional

1 Kinerja Konselor merupakan hasil kerja Konselor sebagai tenaga profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang Bimbingan dan Konseling, yang memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu memberikan pelayanan kepada para peserta didik sesuai dalam kaitannya dengan pengembangan diri peserta didik secara optimal. Kinerja Konselor dalam konseling perorangan harus mengacu kepada tahapan-tahapan yang ada dalam konseling perorangan yang terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi, tahap analisis hasil evaluasi, dan tahap tindak lanjut, serta tahap laporan hasil konseling perorangan. 2 Program pendidikan Sarjana S-1 Bimbingan dan Konseling merupakan program pendidikan dasar bagi calon Konselor profesional. Program pendidikan ini berorientasi pada pembelajaran dasar-dasar teoritis dalam Bimbingan dan Konseling dan untuk memperkuat pemahaman mahasiswanya dilakukan praktek-praktek yang berhubungan dengan teori-teori yang telah diajarkan. Pada dasarnya, tujuan kurikulum program pendidikan Sarjana S-1 Bimbingan dan Konseling adalah membentuk calon Konselor yang memiliki kemampuan atau kompetensi akademik pada bidang Bimbingan dan Konseling. 3 Program Pendidikan Profesi Konselor PPK merupakan kelanjutan dari program Pendidikan Sarjana S-1 Bimbingan dan Konseling. Program 97 pendidikan ini lebih menitikberatkan pada praktik-praktik di lapangan, yang secara khusus pada praktik layanan konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok. Sehingga, tujuan dari Pendidikan Profesi Konselor ini adalah untuk meningkatkan keprofesionalan Konselor dalam menyelenggarakan layanan-layanan yang terdapat dalam Bimbingan dan Konseling.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian