industri yang berbasis tehnologi, seperti industri elektronika, komputer serta komponennya. Output industri elektronika Thailand diekspor ke berbagai negara,
termasuk yang membanjiri pasar Indonesia. Hal lain yang menarik dari perekonomian Thailand adalah jika pada krisis
ekonomi tahun 1998 Thailand merupakan negara menjadi pemicu krisis, namun justru Thailand negara pertama yang lepas dari krisis ekonomi. Krisis baht telah
memberikan pelajaran yang sangat berguna bagi Thailand untuk melakukan efisiensi dan pembenahan. Gambar 14 menunjukkan pada tahun 2003
perekonomian Thailand sudah mampu tumbuh 7.14 persen. Walaupun selama 2005-2008 terjadi penurunan, bahkan puncaknya pada saat krisis global 2009
Thailand tumbuh minus 3.33 persen, namun pada tahun 2010 Thailand mampu bangkit tumbuh 7.8 persen.
Sumber: World Bank, 2011
Gambar 14. Pertumbuhan GDP Thailand, Tahun 2000 -2010
Dukungan pertumbuhan
sektor tradeable
membuat konfigurasi
perekonomian Thailand berbeda dengan Indonesia, meskipun ekonomi kedua negara ini sama-sama berbasis sumber daya alam. Hal ini terlihat dari Gambar 15
2,17 5,32
7,14 6,34
4,60 5,09
5,04 2,48
2,33 7,80
-4 -2
2 4
6 8
10
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006 2007
2008 2009
2010
Pertumbuhan GDP Thailand
di mana perkembangan PDB Thailand sangat dipengaruhi oleh kinerja 3 sektor yang memproduksi barang-barang tradeable dan jasa, yaitu industri manufaktur,
perhotelan, dan transportasi.
Sumber: Worldbank, 2010
Gambar 15. Perkembangan Sektor Tradeable, Non-tradeable dan PDB Thailand
4.2. Komposisi Belanja Pemerintah Malaysia
Seperti negara berkembang pada umumnya pos untuk gaji pegawai di Malaysia menempati pos paling besar. Proporsi untuk gaji pegawai mencapai 28
persen dari total pengeluaran negara. Walaupun porsi untuk gaji pegawai menempati urutan pertama, besarnya porsi untuk gaji pegawai sebenarnya telah
mengalami penurunan dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 30.6 persen dari total pengeluaran negara.
Hal yang menarik dari postur anggaran di Malaysia adalah penurunan persentase untuk pos subsidi antara tahun 2010 dan 2011. Tabel 10 menunjukkan
pada tahun 2010 pemerintah Malaysia mengalokasikan subsidi sebesar 16.4 persen dari belanja pemerintah, tetapi pada 2011 turun menjadi 14.6 persen atau
turun 1.8 persen. Padahal sebagaimana di negara berkembang pada umumnya pos subsidi merupakan pos yang paling sensitif dan mengandung risiko dan biaya
politik yang sangat besar. Peningkatan subsidi pada tahun 2010 sama seperti yang terjadi di
Indonesia yaitu disebabkan oleh kenaikan harga minyak dunia. Malaysia mengakomodasi kenaikan harga minyak dunia tersebut dan tetap mempertahankan
harga eceran bahan bakar minyak untuk masyarakatnya. Tetapi untuk tahun 2011 subsidi tersebut dikurangi dengan asumsi harga minyak dunia tidak akan
mengalami kenaikan seperti pada tahun 2010. Tabel 10. Alokasi Belanja Pemerintah Malaysia menurut
Jenis
Details RM million
Share 2009
2010 2011
2009 2010
2011
Emoluments 42 778
46 626 45 562
27.2 30.6
28.0 Debt service charges
14 222 15 886
18 517 9.1
10.4 11.4
Grants to state goverments 4 895
4 856 5 510
3.1 3.2
3.4 Pensions and service
10 146 10 810
12 296 6.5
7.1 7.6
Supplies and Services 26 372
23 590 28 232
16.8 15.5
17.3 Subsidies
20 345 24 933
23 704 13.0
16.4 14.6
grants to statutory bodies 12 024
11 891 13 165
7.7 7.8
8.1 Refunds and write-off
555 1 115
1 083 0.4
0.7 0.7
Others 25 731
12 453 14 736
16.4 8.2
9.1 total
157 067 152 158
162 805 100.0
100.0 100.0
of GDP 23.1
19.6 19.4
Sumber: Ministry of Finance Malaysia Jika dilihat pengeluaran negara secara sektoral maka sektor pengembangan
ekonomi menempati urutan pertama dengan 57.6 persen dari total anggaran negara. Anggaran ini naik dari tahun sebelumnya sebesar 50.2 persen. Walaupun
anggaran untuk pengembangan ekonomi mengalami peningkatan sebesar 7.4
persen, anggaran untuk sektor pertanian dan pengembangan perdesaan mengalami pengurangan yang cukup signifikan. Anggaran untuk sektor pertanian terus
mengalami penurunan dari tahun 2009. Tahun 2009 anggaran untuk sektor pertanian sebesar 11,1 persen dari total anggaran kemudian pada tahun 2010
berkurang menjadi 5.8 persen dan turun lagi pada tahun 2011 menjadi hanya 1.7 persen. Pada tahun 2010 anggaran sebesar 5,8 persen dari total anggaran belanja
pemerintah digunakan untuk mengintensifkan modernisasi dan komesialisasi sektor pertanian dengan mengadopsi sistem pertanian modern dan mengadopsi
aplikasi terbaik dengan melakukan value-added untuk setiap komoditas hasil pertanian. Dengan adanya modernisasi sektor pertanian pada tahun 2010
diharapkan sektor pertanian menjadi lebih produktif sehingga anggaran pengembangan sektor pertanian bisa dikurangi pada tahun 2011 menjadi hanya
1.7 persen saja.
Tabel 11. Alokasi Belanja Pemerintah Malaysia menurut Sektor, Tahun
2009-2011
Details RM million
Share 2009
2010 2011
2009 2010
2011
Economic services 26 428
27 123 28 315
53.4 50.2
57.6 of which:
Agriculture and rural development 5 508
3 136 836
11.1 5.8
1.7 Trade and industry
5 592 4 711
9 621 11.3
8.7 19.6
Transport 8 531
1 904 9 644
17.2 14.6
19.6 Social Services
17 381 21 197
15 539 35.1
39.2 31.6
of which: Education and training
10 840 11 702
10 363 21.9
21.7 21.1
Health 2 575
3 594 2 212
5.2 6.7
4.5 Housing
1 420 1 181
903 2.9
2.2 1.8
Security 3 956
3 914 4 373
8.0 7.2
8.9 General Administration
1 749 1 809
955 3.5
3.3 1.9
Total 49 515
54 042 49 182
100.0 100.0
100.0 of GDP
7.3 7.0
5.9
Sumber: Ministry of Finance Malaysia
Hal yang sebaliknya ditunjukkan Tabel 11, dimana proporsi untuk sektor perdagangan mengalami peningkatan yang cukup besar dari 8.7 persen pada tahun
2010 menjadi 19.6 persen pada tahun 2011, atau meningkat 10.9 persen. Hal ini merupakan tindak lanjut dari kebijakan sektor pertanian pada tahun 2010. Setelah
pemerintah mengadopsi sistem dan metode pertanian modern maka fokus utama dari pengembangan ekonomi dari hasil komoditas pertanian adalah
mendistribusikannya ke dalam pasar. Oleh karena itu, pemerintah Malaysia menaikkan anggaran untuk sektor perdagangan menjadi 19.6 persen guna
mendukung hasil komoditas pertanian yang dihasilkan. Anggaran untuk sektor jasa sosial mengalami penurunan pada tahun 2011
yaitu hanya sekitar 31.6 persen, padahal pada tahun 2010 anggaran untuk jasa sosial ini mencapai 39.2 persen. Sektor jasa sosial ini terdiri dari tiga sub sektor
utama yaitu sektor pendidikan dan pelatihan, sub sektor kesehatan, dan sub sektor perumahan. Sub sektor pendidikan hampir sama persis dengan Indonesia di mana
proporsi untuk sektor pendidikan lebih dari 20 persen dari total anggaran belanja pemerintah dan hampir tidak mengalami perubahan yang berarti. Sub sektor yang
mengalami perubahan signifikan adalah sub sektor kesehatan dan perumahan. Sub sektor kesehatan mengalami penurunan yang paling besar yaitu sebesar 2.2 persen
dari yang tadinya 6.7 pada tahun 2010 menjadi 4.5 pada tahun 2011. Penurunan ini sebenarnya cukup masuk akal karena anggaran sebesar 6.7 persen pada tahun
2010 dipergunakan untuk membangun rumah sakit, pembelian peralatan rumah sakit, pelatihan tenaga medis, pembelian obat dan peralatan kesehatan, dan
perawatan bangunan rumah sakit dan klinik. Oleh karena itu, pada tahun 2011
pembangunan rumah sakit sudah selesai dan anggaran tahun 2011 sudah tidak ada lagi untuk pembangunan rumah sakit.
Program perumahan Rakyat PPR pada tahun 2010 dipergunakan untuk membangun rumah terjangkau untuk masyarakat berpenghasilan. Selain program
PPR, program perumahan juga digunakan untuk rehabilitas beberapa projek perumahan yang ditinggalkan. Program pembangunan PPR ini diproyeksikan
akan selesai pada akhir tahun 2010 sehingga anggaran perumahan untuk anggaran tahun 2011 mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Anggaran untuk sektor keamanan mengalami peningkatan dari 7.2 persen pada tahun 2010 menjadi 8.9 persen pada tahun 2011. Anggaran sektor kemanan
ini terdiri dari dua sub sektor yaitu sub sektor pertahanan dan sub sektor keamanan dalam negeri. Porsi untuk sub sektor pertahanan jauh lebih besar dari
sub sektor keamanan dalam negeri. Prosi untuk sub sektor pertahanan negara mencapai 69 persen dari porsi untuk sektor kemanan dan sub sektor keamanan
dalam negeri hanya 31 persen dari total anggaran untuk sektor kemanan. Hal ini memperlihatkan
keseriusan pemerintah
Malaysia dalam
menciptakan perlindungan dari bahaya luar negeri. Sedangkan untuk keamanan dalam negeri
selama ini dirasa tenang sehingga tidak ada anggaran besar yang harus dikeluarkan.
Anggaran untuk sektor administrasi umum juga mengalami penurunan sebesar 1.4 persen, dari 3.3 persen pada tahun 2010 menjadi 1.9 persen pada tahun
2011. Anggaran pada tahun 2010 dipergunakan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas dari sistem sektor publik. Program yang diprioritaskan adalah sistem
komputerisasi di seluruh departemen pemerintah yaitu pembuatan aplikasi baru
dan pengembangan aplikasi lama untuk e-government. Selain itu, anggaran pada tahun 2010 juga digunakan untuk pengadaan tanah, pembangunan gedung,
renovasi, dan perawatan gedung dan fasilitas pemerintah serta pelatihan tenaga peradilan. Pada tahun 2011 diproyeksikan pengadaan tanah dan pembangunan
gedung baru sudah tidak ada oleh karena itu anggaran untuk sektor administrasi umum mengalami penurunan.
Jika alokasi anggaran di atas dibandingkan dengan GDP tahun 2010 berdasarkan sektor ekonomi maka terlihat bahwa ada tiga sektor ekonomi yang
paling besar memberikan share terhadap GDP yaitu, manufaktur 26.9 persen, finance
16.7 persen, dan perdagangan 15.6 persen sebagaimana ditunjukkan Tabel 12.
Tabel 12. Produk Domestik Bruto Malaysia, Tahun 2005-2010 Juta RM
Details 2005
2006 2007
2008 2009
2010
GDP by industrial origin at 1987 2000 market prices
449 .250 475 .526
506 .341 530 .683
522 .001 559 .554
Agriculture 35 .835
37 .701 38 .177
39 .825 40 .083
40 .916 Mining
42 .472 42 .030
42 .881 41 .831
39 .209 39 .270
Manufacturing 137 .940
147 .154 151 .257
153 .078 138 .784
154 .640 Electricity, gas, and water
13 .851 14 .523
15 .106 15 .475
15 .604 16 .879
Construction 14 .685
14 .639 15 .707
16 .365 17 .329
18 .220 Trade
61 .346 65 .492
74 .380 82 .040
83 .472 89 .779
Transport and communications 32 .870
35 .185 38 .191
40 .974 41 .713
44 .944 Finance
a
65 .541 71 .253
80 .893 85 .996
90 .004 96 .194
Public administration 30 .371
33 .412 35 .099
38 .335 39 .671
41 .981 Others
b
26 .064 27 .234
28 .737 30 .252
31 .580 32 .833
Less: Imputed bank service charges
17 .742 18 .385
19 .607 20 .412
21 .897 23 .171
Plus: Taxes on imports 6 .017
5 .287 5 .521
6 .924 6 .449
7 .068 Net factor income from abroad
24 .956 19 .742
23 .522 36 .360
24 .565 42 .721
GNI 424 .295
455 .784 482 .819
494 .323 497 .436
516 .833
Sumber : world bank, 2011