Subsidi, 3 Belanja Pembayaran Bunga Utang, 4 Belanja Modal, 5 Belanja Barang, dan 6 Belanja Lainnya. Sementara itu belanja transfer ke daerah terdiri
3 jenis, yaitu belanja dalam bentuk Dana Alokasi Khusus DAK, Dana Alokasi Umum DAU, dan Dana Bagi Hasil DBH.
Selama tahun 1970-2010 kebijakan komposisi belanja pemerintah didominasi oleh belanja rutin dan rendahnya porsi belanja modal. Akibatnya
alokasi belanja untuk infrastruktur sangat terbatas dan selanjutnya peran stimulus fiskal pemerintah terutama dalam mendorong Investasi Swasta dan Ekspor
menjadi tidak optimal. Hasilnya Indonesia mempunyai pertumbuhan ekonomi yang relatif rendah disertai pengangguran dan tingkat kemiskinan yang tinggi.
Bertolak dari dasar pemikiran tersebut maka dalam penelitian ini ditarik hipotesis bahwa jika terdapat perubahan komposisi belanja pemerintah dalam
bentuk peningkatan porsi belanja modal, maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat, diikuti oleh penurunan tingkat pengangguran dan kemiskinan.
Hipotesis ini berdasarkan asumsi bahwa kenaikan belanja modal akan efektif untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur. Dengan adanya infrastruktur
yang memadai akan mendorong peningkatan investasi swasta dan selanjutnya mendorong peningkatan produksi dan pendapatan nasional yang pada gilirannya
juga akan meningkatkan konsumsi masyarakat dan kinerja ekspor. Peningkatan kinerja makroekonomi tersebut akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan
menciptakan kesempatan kerja sehingga dapat mengurangi tingkat kemiskinan. Kerangka pemikiran untuk mencapai tujuan penelitian tersebut dapat dilihat
dalam bagan alur pemikiran yang disajikan pada Gambar 12.
Alokasi Belanja Pemerintah
DAERAH DAU, DAK, DBH
PUSAT
S ubs
idi P
embyr n
B unga
Uta ng
Bel amj
a Mo
d al
Bel an
ja L
ai n
n y
a
Komposisi Belanja Pusat selama 1970-2010 didominasi Belanja Rutin
B elanja
P ega
wa ii
Bel an
ja Baran
g
Stimulus Fiskal Tidak Optimal
Pertumbuhan Rendah
Pengangguran tinggi
Kemiskinan tinggi
Perubahan Komposisi Belanja Pemerintah
Perumbuhan Ekonomi
K es
ei m
b an
g an
E k
st er
n al
K es
ei m
b an
g an
In te
rn al
Pengangguran
Kemiskinan
Ekspor Impor
Konsumsi Investasi
Gambar 12. Kerangka Alur Pemikiran Penelitian
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Model Persamaan Simultan
Penelitian ini menganalisis perilaku kebijakan fiskal, khususnya komposisi belanja Pemerintah. Permasalahan yang dihadapi adalah format kebijakan fiskal
di Indonesia terus mengalami berbagai perubahan. Diantaranya adalah perubahan tahun penganggaran, yaitu terjadi perubahan siklus anggaran yang semula
menggunakan tahun fiskal bulan Maret-April, mulai tahun 2000 berubah menjadi menggunakan tahun kelender bulan Januari sampai Desember.
Perubahan kebijakan ini tentunya mempengaruhi ketersediaan data runtun waktu time-series. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tahun 1970-
2010. Dengan demikian data belanja pemerintah sebelum tahun 2000 menggunakan data tahun fiskal.
Sejalan dengan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dampak dari komposisi belanja pemerintah, maka pilihan alat analasisnya yang digunakan
adalah metode ekonometrika persamaan simultan. Persamaan simultan dipilih karena variabel kebijakan fiskal dan variabel makro ekonomi memiliki hubungan
saling mempengaruhi. Dimana variabel bebas di dalam satu atau lebih persamaan juga menjadi variabel bebas di persamaan lain. Artinya satu variabel bisa
memiliki dua peran yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Model persamaan simultan digunakan untuk mendeskripsikan hubungan antar variabel terkait, yaitu
antara variabel fiskal dengan variabel non fiskal maupun dengan variabel makro ekonomi. Hubungan antar variabel dapat dilihat dalam Gambar 13.
Blok Kinerja
NPOV CONS
CONG INVT
INVG EXPO
IMPO
PDBI
PUNEM IHM
INFL SBI
SBI3 EXR
R IHE
GIW L
TREV RDOM
HB H
RTA X
YD PN
S
POI L
IMP M
LIB OR
DE BT
DEFI BTU
S
BTO T
BTD R
PNP B
RMG S
RNM GS
BPGW BBRG
SBBM SNBM
BUTG BMDL
BDBH BDAK
BDAU GPOP
I
WAG E
Blok Fiskal Blok Pendapatan Nasional
: Variabel eksogen : Variabel endogen
64
Gambar 13. Diagram Keterkaitan antar Variabel dalam Model Komposisi Belanja Pemerintah
3.2. Spesifikasi Model
Pada penelitian ini, perumusan model ekonometrika yang dibangun didasarkan pada kerangka teori ekonomi dan fakta empiris yang menunjukkan
keterkaitan antara kebijakan fiskal yang dimanifistasikan dalam komposisi belanja pemerintah dengan kinerja perekonomian, terutama pertumbuhan ekonomi,
penyerapan tenaga kerja dan tingkat kemiskinan. Dengan menganalisis struktur APBN dari sisi penerimaan dan pengeluaran, maka dampak dari kebijakan
komposisi belanja pemerintah dapat dilihat secara simultan dari peubah-peubah
yang mempengaruhinya. Model persamaan yang dibangun pada penelitian ini
dijelaskan sebagai berikut :
A. Blok Pendapatan Nasional
1. Pendapatan Nasional
PDBI
t
= CONS
t
+ CGOV
t
+ INVG
t
+ INVT
t
+ EXPO- IMPO
t
3.1 dimana :
PDBI
t
= Produk Domestik Bruto Rp Miliar CONS
t
= Konsumsi Rumah Tangga Rp Miliar CGOV
t
= Konsumsi Pemerintah Rp Miliar INVG
t
= Investasi Pemerintah Rp Miliar INVT
t
= Investasi Swasta Rp Miliar EXPOt
= Ekspor Rp Miliar IMPO
t
= Impor Rp Miliar
2. Konsumsi Rumah Tangga
CONS
t
= a + a
1
YD
t
+ a
2
YLCONS
t-1
+ e
t
………... 3.2 Hipotesis
= a
1
0 ; 0 a
2
1 dimana :
CONS
t
= Konsumsi Rumah Tangga Rp Miliar YD
t
= Pendapatan disposabel Rp Miliar LCONS
t-1
= Konsumsi Rumah Tangga tahun Sebelumnya Rp Miliar
3. Pendapatan Disposabel
YD
t
= Y
t
- RTAX
t
+ SNBM
t
+ SBBM
t
……..…. 3.3
dimana : YD
t
= Pendapatan disposabel Rp Miliar
PDBI
t
= Produk Domestik Bruto Rp Miliar RTAX
t
= Penerimaan negara dari pajak Rp Miliar SNBM
t
= Subsidi BBM Rp Miliar SBBM
t
= Subsidi Non BBM Rp Miliar
4. Konsumsi Pemerintah
CGOV
t
= b + b
1
RDOM
t
+ b
2
DK
t
+ b
3
LCGOV
t-1
+ e
t ….
3.4 Hipotesis = b
1
, b
2
, b
3
0 ; 0 b
3
1 dimana :
CGOV
t
= Konsumsi Pemerintah Rp Miliar RDOM
t
= Penerimaan Domestik Rp Miliar DK
t
= Dummy Krisis LCGOV
t-1
= Konsumsi Pemerintah tahun sebelumnya Rp Miliar
5. Investasi Swasta
INVT
t
= c + c
1
PDBI + c
2
SBINV
t
+ c
3L
INVT
t-1
+ e
t
... 3.5
Hipotesis = c
1
,c
3
0 ; c
2
0 ; 0 c
3
1 dimana :
INVT
t
= Investasi Rp Miliar PDBI
t
= Produk Domestik Bruto Rp Miliar SBINVt
t
= Tingkat Suku Bunga Investasi Riil LINVT
t-1
= Investasi pada tahun sebelumnya Rp Miliar
6. Investasi Pemerintah
INVG
t
= d + d
1
SBI3
t
+ d
2
BMDL
t
+ d
3
DK
t
+ d
4
LINVG
t-1
+ e
t
3.6 Hipotesis = d
2
,d
4
0 ; d
1
,d
3
0 ; 0 d
3
1 dimana :
INVG
t
= Investasi Pemerintah Rp Miliar SBI3
t
= Tingkat Suku Bunga SBI 3 bulan BMDL
t
= Belanja Modal Rp Miliar DK
t
= Dummy Krisis LINVG
t-1
= Total Investasi pada tahun sebelumnya Rp Miliar
7. Ekspor
EXPO
t
= e + e
1
EXRR
t
+ e
2
IHE
t
+ e
3
INVT
t
+ e
4
GIWL
t
+ e
t
3.7 Hipotesis = e
2
, e
3
, e
4
0 ; e
1
0 ; 0 e
3
1 dimana :
EXPOt = Ekspor Rp juta
EXRR
t
= Nilai Tukar Riil RpUS IHE
t
= Indeks Harga Ekspor INVT
t
= Total Investasi Rp Miliar GIWL
t
= Pertumbuhan Ekonomi Dunia
8. Impor
IMPO
t
= f + f
1
IHMt + f
2
PDBIt + f
3
LIMPO
t-1
+ e
t
3.8 Hipotesis = f
1
, f
3
0 ; f
1
0 ; 0 f
3
1