Kinerja Industri Perikanan Model pengembangan industri perikanan berbasis pelabuhan perikanan di kota Makassar Sulawesi Selatan

22 fungsional antar subsistem sehingga setiap kegiatan pada masing-masing subsistem dapat berjalan secara berkelanjutan dengan tingkat efisiensi yang tinggi. Selain itu pengembangan agribisnis juga harus mampu meningkatkan aktivitas ekonomi pedesaan dengan diarahkannya pada pengembangan kemitraan usaha antar usaha skala besar dan skala kecil secara serasi dan dilakukan melalui pengembangan sentra produksi perikanan dalam suatu skala ekonomi yang efisien Saksono 2008. Keterkaitan antar faktor dalam pengembangan industri perikanan perlu dukungan dan peranan pemerintah terutama dalam penyediaan fasilitas dan ketentuan investasi. Sebagai upaya untuk memenuhi permintaan konsumen, industri perikanan perlu mendapat dukungan infrastruktur, sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan faktor permodalan. Dilain pihak faktor internal perusahaan yaitu strategi perusahaan dalam memanfaatkan faktor pendukung, cara menghadapi pesaing, pemanfaatan infrastruktur yang efektif, sehingga hasil yang diperoleh bisa optimal dengan biaya minimal atau dengan resiko yang kecil.

2.5 Kinerja Industri Perikanan

Kinerja industri perikanan antara lain diukur dari keberhasilan tingkat kinerja keuangan, sebagai variabel keberhasilan kinerja keuangan diukur oleh: 1 tingkat laba rugi perusahaan, 2 tingkat pengembalian investasi return of investmentROI, dan 3 tingkat pengembalian yang wajar return on equity ROE serta perkembangan dari industri perikanan Kotler 1997. Selanjutnya variabel kinerja industri perikanan adalah dibidang pemasaran, hal ini penting dan harus ditangani dengan serius yaitu; 4 informasi pasar yang cepat, tepat dan akurat terutama tentang 5 mutu produk, dan 6 harga produk. Ketersediaan informasi pasar merupakan salah satu komponen yang strategis agar mampu mengembangkan pemasaran lebih luas baik untuk pasar domestik maupun pasar ekspor. Untuk menghasilkan informasi yang akurat diperlukan kerjasama antar instansi terkait, pihak swasta dan asosiasi perikanan. Dilain pihak penetapan harga produk disamping untuk kepentingan industri juga harus memperhatikan harga yang ditawarkan oleh para pesaingnya. Pemasaran 23 hasil produksi pada agribisnis dapat diukur dengan indikator sebagai berikut: 7 volume penjualan, 8 pertumbuhan penjualan, 9 pertumbuhan pelanggan. Berdasarkan kondisi di atas berarti sistem pendukung agribisnis yaitu pembinaan mutu, pengolahan agroindustri sangat penting. Memasuki era globalisasi dan liberalisasi ekonomi dan perdagangan, membawa konsekuensi bagi produk perikanan Indonesia mampu bersaing dipasaran, baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk mengantisipasi persaingan bebas tersebut dan meraih keunggulan kompetitif diperlukan upaya antara lain peningkatan efisiensi usaha dan 10 diversivikasi produk, manajemen mutu serta pengembangan pamasaran. Namun demikian kinerja industri juga harus diukur dengan 11 tingkat penyerapan tenaga kerja pada industri perikanan, 12 serta produktivitas kerja Wahyuni 2002. Model kinerja industri perikanan sebagai variabel kinerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: - Peningkatan kinerja keuangan labarugi - Pemasaran informasi pasar, diversifikasi produk, mutu produk, harga produk, peningkatan volume penjualan, pertumbuhan pelanggan - Sumberdaya manusia penyerapan tenaga kerja, produktivitas kerja, kesejahteraan tenaga kerja.

2.6 Daya Saing Industri Perikanan