11
lautan, 4 meningkatkan kecerdasan dan kesehatan bangsa melalui peningkatan konsumsi ikan dan 5 meningkatkan peran laut sebagai pemersatu bangsa dan
memperkuat budaya bahari bangsa DKP 2008.
2.2 Pelabuhan Perikanan Sebagai Pusat Pengembangan Industri
Guckian and Van Den Hazel 1970 yang diacu dalam Danial 2003 mendefinisikan bahwa pelabuhan perikanan adalah suatu areal perairan tertentu
yang tertutup dan terlindung dari gangguan badai dan merupakan tempat yang aman untuk akomodasi kapal-kapal yang sedang mengisi bahan bakar,
perbekalan, perbaikan dan bongkar muat barang. Pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas
tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang dipergunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh
danatau bongkar muat ikan dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan Kepmen KP No. Per. 16MEN2006.
Sebagai suatu lingkungan kerja maka pelabuhan perikanan terdiri atas berbagai fasilitas atau sarana yang dapat mendukung kelancaran kerja, namun
demikian fungsi yang harus diemban sebagai suatu lingkungan kerja adalah cukup luas dan majemuk sehingga memerlukan berbagai tatanan yang diperlukan untuk
dapat berfungsi secara optimal. Terselenggaranya berbagai fungsi tersebut tentunya atas adanya kerjasama yang terkoordinasi atau terintegrasi antara
berbagai instansi maupun institusi yang berkaitan dengan pengembangan usaha dan masyarakat perikanan Danial 2007.
Pembangunan pelabuhan perikanan yang direncanakan untuk menjadi Pelabuhan Perikanan Nusantara disiapkan untuk menampung industri perikanan
dan harus mampu melaksanakan segenap fungsi tersebut di atas. Berkaitan dengan hal tersebut, maka jenis dan kapasitas fasilitas yang dibangun disesuaikan
dengan kondisi dan tingkat kebutuhan industri perikanan pada wilayah yang bersangkutan. Mengingat Pelabuhan Perikanan Nusantara merupakan lingkungan
kerja untuk melayani kegiatan perikanan berarti fungsi yang diemban cukup luas dan majemuk. Oleh karena itu di dalam pengelolaannya memerlukan berbagai
12
tatanan yang kondusif, pengelola dalam menjalankan kewajiban harus dapat memberikan pelayanan terbaik agar kinerja pelabuhan perikanan tetap dapat
berfungsi secara optimal dalam melayani industri perikanan Elfandi 2000. Menurut Murdiyanto 2004 pengertian pelayanan terbaik bagi pengelola
pelabuhan perikanan paling tidak mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 1 Kesederhanaan; yaitu prosedur atau tatacara pemberian pelayanan mudah
dipahami sehingga dapat dilaksanakan dengan cepat dan lancar serta tidak berbelit-belit
2 Mengandung kejelasan dan kepastian pelayanan umum, secara rinci memuat ketentuan berikut:
1 Tatacara pelayanan mudah diikuti 2 Jenis persyaratan yang harus dipatuhi oleh pengguna baik teknis maupun
administratif 3 Unit kerja dan pejabat yang memberikan pelayanan
4 Jenis dan rincian biaya serta tatacara pembayaran 5 Jangka waktu penyelesaian pelayanan
6 Hak dan kewajiban kedua belah pihak baik pemberi maupun penerima pelayanan sesuai bukti pemrosesan
7 Pejabat yang menerima keluhan pelanggan 8 Keamanan, setiap pelanggan akan mendapatkan rasa aman dan kepastian
hukum selama proses pelayanan diberikan 9 Keterbukaan; yaitu prosedur, persyaratan pejabatunit kerja penanggung
jawab pelayanan, jangka waktu pelayanan, rincian biaya, tarif yang berlaku berkaitan dengan pelayanan wajib diinformasikan ke pelanggan
serta terbuka, sehingga dapat diketahui oleh masyarakat umum baik diminta ataupun tidak
10 Ketepatan waktu, seluruh prosedur yang sudah ditetapkan dapat dilaksanakan dalam kurun waktu yang ditentukan
11 Efektif, maksudnya persyaratan pelayanan umum hanya dibatasi pada hal-hal berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan
tetap memperhatikan kesesuaian antara persyaratan dengan produk
13
pelayanan. Dihindari timbulnya pengulangan pemenuhan kelengkapan persyaratan terutama antara unit kerja atau antara instansi
12 Ekonomis, yaitu penetapan biaya pelayanan umum harus wajar dan sesuai ketentuan yang berlaku
13 Keadilan, maksudnya jangkauan pelayanan umum harus luas dan merata serta dapat dinikmati oleh semua pihak.
Konsep pembangunan ekonomi, pada sektor minabisnis padanan agribisnis di sektor pertanian mencakup 4 sub sektor yaitu: pertama; sub sektor
minabisnis hulu up-stream fishery businness yakni kegiatan industri dan perdagangan yang menghasilkan sarana produksi perikanan primer pembibitan,
alat dan mesin penangkapan, perkapalan, bahan penunjang dan lain-lain, kedua; sub sektor usaha penangkapan on-farm fishery businness yakni kegiatan
ekonomi yang menggunakan sarana produksi perikanan primer untuk menghasilkan komoditas primer termasuk perikanan budidaya dan usaha
penangkapan ikan, ketiga; sub sektor minabisnis hilir down-stream fishery businness yakni kegiatan industri yang mengolah komoditas primer menjadi
produk olahan pengalengan ikan, pengemasan ikan segar, industri pengolahan ikan, dll serta perdagangan dan distribusinya pasar tradisional, supermarket,
distributor, dll, dan keempat; sub sektor jasa penunjang fishery supporting institutions yakni kegiatan yang menyediakan jasa bagi minabisnis perbankan,
litbang dan kebijakan pemerintah. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dinyatakan bahwa banyak penduduk Indonesia menggantungkan kehidupan
ekonominya pada sektor minabisnis yang berbasis perikanan, sehingga jika kita membicarakan kegiatan usaha pada umumnya, usaha kecil, menengah dan
koperasi khususnya, maka sebagian besar akan berada di sektor minabisnis Ditjen Perikanan Tangkap 2005.
Kegiatan minabisnis akan berkembang dengan baik di pelabuhan perikanan bila ditunjang dengan fasilitas yang memadai dan pelayanan yang
prima Mustaruddin 2010. Keempat sub sektor minabisnis merupakan satu kesatuan yang saling membutuhkan dan saling melengkapi, untuk itu perlu
ditumbuhkembangkan pada pelabuhan perikanan sebagai stimulan bagi kegiatan usaha perikanan.
14
Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: PER.16MEN2006 tentang Pelabuhan Perikanan, maka Pelabuhan Perikanan
dibagi menjadi 4 kategori utama yaitu: 1 Pelabuhan Perikanan Samudera PPStipe A, 2 Pelabuhan Perikanan Nusantara PPNtipe B, 3 Pelabuhan Perikanan Pantai
PPPtipe C dan 4 Pangkalan Pendaratan Ikan PPItipe D Tabel 1. Tabel 1 Karakteristik pelabuhan perikanan
No. Kriteria
Pelabuhan Perikanan
PPS PPN
PPP PPI
1. Daerah
operasional kapal yang dilayani
Wilayah laut teritorial,
ZEEI dan perairan
internasional Perairan
ZEEI dan laut
teritorial Perairan
pedalaman, perairan
kepulauan, laut
teritorial, ZEEI
Perairan pedalaman
dan perairan
kepulauan 2.
Ukuran kapal penangkap ikan
GT 100
50-100 30-50
30 3.
Panjang dermaga m dan Kedalaman
kolam m 300
3 150-300
3 100-150
2 50-100
2 4.
Kapasitas menampung kapal
6000 GT equivalen
dgn 100 buah kapal
berukuran 60GT
6000-2250 GT
equivalen dgn 75
buah kapal berukuran
30 GT 300-2250
GT equivalen
dgn 30 buah kapal
berukuran 10 GT
60-300 GT equivalen
dgn 20 buah kapal
berukuran 3 GT
5. Volume ikan yang
didaratkan tonhari
100 80-100
25-80 10-25
6. Ekspor ikan
Ya Ya
Tidak Tidak
7. Luas lahan ha
50 30-50
10-30 10
8. Fasilitas
pembinaan mutu hasil perikanan
Tersedia Tersedia
Tersedia Tidak
9. Tata ruang
pengolahan pengembangan
industri perikanan Ada
Ada Ada
Tidak Sumber: Permen Nomor: PER.16MEN2006
15
Pelabuhan perikanan dapat berfungsi dengan baik yaitu dapat melindungi kapal yang berlabuh dan beraktivitas di dalam areal pelabuhan. Agar dapat memenuhi
fungsinya pelabuhan perikanan perlu dilengkapi dengan berbagai fasilitas dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya yaitu:
1. Fasilitas pokok, yaitu fasilitas dasar yang dimaksudkan untuk melindungi kegiatan di pelabuhan terhadap gangguan alam seperti gelombang, arus,
angin, pengendapan lumpur atau pasir. Termasuk ke dalam fasilitas pokok adalah: dermaga, alur pelayaran, pemecah gelombangpenahan gelombang,
tembok penahan tanah, kolam pelabuhan jetty dan dolpin. 2. Fasilitas fungsional, yaitu fasilitas yang langsung menunjang fungsi
pelabuhan dalam memberikan pelayanan yang menjadi kewajiban pelabuhan seperti: gedung tempat pelelangan ikan, pabrik es, tempat penyimpanan ikan
cold storage, cool room, bengkel dok slipway, instalasi air bersih, instalasi bahan bakar, telekomunikasi, balai pertemuan nelayan dan
perkantoran. 3. Fasilitas Tambahan, yaitu fasilitas yang secara tidak langsung meningkatkan
pelaksanaan fungsi pelabuhan dalam memberikan pelayanan kepada kegiatan perikanan. Yang termasuk dalam fasilitas tambahan yaitu: penginapan
nelayan, kios bahan alat perikanan, poliklinik, tempat ibadah, satuan pemadam kebakaran yang dilengkapi dengan kapal, dan mess operator.
Fungsi pelabuhan perikanan mempunyai fungsi pemerintahan dan pengusahaan guna mendukung kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan
dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran. Fungsi pelabuhan perikanan
dalam mendukung kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya dapat berupa: 1 pelayanan
tambat dan labuh kapal perikanan, 2 pelayanan bongkar muat, 3 pelayanan pembinaan mutu dan pengolahan hasil perikanan, 4 pemasaran dan distribusi
ikan, 5 pengumpulan data tangkapan dan hasil perikanan, 6 tempat pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan masyarakat nelayan, 7 pelaksanaan kegiatan
operasional kapal perikanan, 8 tempat pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sumberdaya ikan, 9 pelaksanaan kesyahbandaran, 10 tempat
16
pelaksanaan fungsi karantina ikan, 11 publikasi hasil pelayanan sandar dan labuh kapal perikanan dan kapal pengawas kapal perikanan, 12 tempat publikasi hasil
riset kelautan dan perikanan, 13 pemantauan wilayah pesisir dan wisata bahari dan 14 pengendalian lingkungan Undang-undang RI No. 45 Tahun 2009.
2.3 Lingkungan Industri Perikanan LIP