dalam mengidentifikasi perubahan lingkungan industri atau pemasaran dapat berakibat kegagalan industri.
Lingkungan industri perikanan dapat didekati dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi industri yaitu internal industri, eksternal
industri dan sumberdaya alam dan lingkungan. Lingkungan internal dapat didekati dengan melihat potensi sumberdaya manusia, teknologi dan keuangan
serta aset perusahaan Potter 1990. Lebih lanjut dikatakan bahwa eksternal industri mempengaruhi lingkungan industri dapat didekati dengan melihat kondisi
ketersediaan jasa pelatihan, jasa perbankan, kemudian sumberdaya alam dan lingkungan diidentifikasi dengan ketersediaan sumberdaya ikan, daerah
penangkapan ikan dapat dijangkau, lingkungan dan kondisi perairan memungkinkan untuk dilakukan operasi penangkapan ikan serta tersedianya
energi pendukung lainnya. Lain halnya dengan pendapat Kotler 1997, bahwa suatu industri
perikanan dalam memenangkan persaingan pada perdagangan bebas harus mampu memanfaatkan tantangan dan peluang lingkungan indusri. Kemampuan
memanfaatkan peluang akan dapat menciptakan produk sesuai kebutuhan konsumen baik dari sisi harga, mutu, bentuk, waktu kebutuhan, sehingga akan
memiliki produk yang berdaya saing. Untuk menciptakan produk yang memiliki daya saing, ternyata setiap industri membutuhkan dukungan industri pemasok
seperti mesin, teknologi, bahan pengemas, bahan baku dan peralatan lainnya. Berdasarkan teori ini, berarti lingkungan industri perikanan akan berpengaruh
terhadap daya saing industri perikanan terutama pada kemampuan industri dalam memanfaatkan peluang dalam menciptakan produk yang memiliki daya saing
dalam pemasaran hasil industri perikanan.
4.4.4.2 Pengaruh faktor kebijakan pemerintah terhadap DIP
Daya saing industri perikanan DIP dalam pemasaran hasil perikanan dipengaruhi secara positif oleh kebijakan pemerintah. Dari tiga jenis variabel
yang digunakan untuk mengukur kebijakan pemerintah, dua diantaranya yang berpengaruh secara signifikan yang berarti berpengaruh secara signifikan terhadap
daya saing industri perikanan.
Jenis variabel yang digunakan untuk mengukur kebijakan pemerintah adalah pembangunan pelabuhan perikanan X
61
dengan nilai probabilitas 0.001, artinya berpengaruh secara signifikan, hal ini perlu diantisipasi dengan
menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap dengan paket teknologi yang mampu mengefektifkan waktu bongkar muat hasil tangkapan di pelabuhan, agar
tidak terjadi antrian kapal ikan. Disamping itu variabel pembentukan badan usaha milik negara X
62
Pembangunan PPN Untia Makassar merupakan salah satu bentuk kontribusi pemerintah dalam upaya mendukung industri perikanan dalam
memasuki persaingan industri hasil perikanan. Memasuki era globalisasi diramalkan akan terjadi persaingan perdagangan yang semakin tajam, sehingga
akan mendorong setiap negara untuk menciptakan suatu keunggulan Kotler 1997. Menghadapi tantangan di atas industri perikanan akan dihadapkan pada
kemampuan memanfaatkan peluang dan potensi sumberdaya alam perikanan yang dimiliki sebagai penyedia bahan baku industri. Disamping itu industri perikanan
harus mampu memanfaatkan sumberdaya yang ada sehingga memiliki nilai tambah, memiliki produk bernilai dan bermutu tinggi, sehingga produk bisa
bersaing Gardjito 1996. dengan nilai probabilitas sama dengan 0.004, berpengaruh
secara signifikan, hal ini perlu diantisipasi dengan membentuk badan usaha milik negara yang menyediakan sarana dan prasaran yang sangat menunjang aktivitas
industri perikanan pada area pelabuhan perikanan.
Hasil penelitian Madecor Group 2001 untuk pengembangan industri perikanan seperti pengembangan industri pengolahan ikan dan industri
pengalengan selain diperlukan infrastruktur berupa kawasan industri perikanan yang berbasis pelabuhan perikanan juga sangat dibutuhkan modal usaha maupun
modal investasi. Untuk mengatasi kendala ini sangat diperlukan kebijakan pemerintah, yakni kebijakan pemerintah dalam pemberian kemudahan kepada
investor untuk mendapatkan modal usaha melalui pengaturan pemanfaatan tanah industri untuk dijadikan sebagai agunan dalam mendapatkan modal usaha.
4.4.4.3 Pengaruh faktor kinerja industri perikanan terhadap DIP