Pengembangan dari aspek sumberdaya alam dan lingkungan

bagi produk perikanan di Kota Makassar mampu bersaing dipasaran, baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk mengantisipasi persaingan bebas tersebut dan meraih keunggulan kompetitif diperlukan upaya antara lain peningkatan efisiensi usaha dan diversifikasi produk, manajemen mutu serta pengembangan pamasaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Wahyuni 2002 yang mengatakan bahwa kinerja industri juga harus diukur dengan tingkat penyerapan tenaga kerja dan produktivitas kerja. Jika lingkungan industri perikanan merupakan determinasi dari kinerja industri perikanan, jika kondisinya semakin baik akan mendorong untuk tumbuh dan berkembangnya kinerja industri perikanan. Dari aspek pemasaran bagi industri perikanan akan memiliki kinerja tinggi apabila mampu mengelola proses usaha inti seperti pengembangan produk, perolehan penjualan, volume penjualan, pertumbuhan penjualan dan mutu produk. Pengaruh lingkungan industri perikanan dengan berbagai faktor terhadap kinerja industri perikanan dengan variabel yang digunakan yaitu kinerja keuangan, kinerja pemasaran dan kinerja sumberdaya manusia, jika ketiga hal tersebut dapat teratasi maka industri perikanan bisa berjalan dengan baik. Jika program pembangunan PPN Untia Makassar diarahkan sebagai pusat pengembangan industri hulu sampai hilir serta sebagai pusat pembinaan nelayan, maka pemerintah harus memperhatikan kesiapan sumberdaya manusia yang ada dengan harapan keberadaan PPN tersebut sebagai pusat pertumbuhan ekonomi perikanan akan mampu mengatasi dampak negatif kondisi ekonomi sehingga mampu mendukung kinerja industri perikanan.

4.4.3.2 Pengembangan dari aspek sumberdaya alam dan lingkungan

Kinerja industri perikanan dipengaruhi oleh faktor sumberdaya alam dan lingkungan Gambar 11 dan Tabel 12, setelah diuji menunjukkan ada pengaruh meskipun tidak berpengaruh secara signifikan. Jenis variabel yang digunakan untuk mengukur faktor sumberdaya alam dan lingkungan adalah sumberdaya ikan X 31 dengan nilai probabilitas sama dengan 0.000 Tabel 12, hal ini menunjukkan bahwa variabel tersebut berpengaruh secara signifikan, oleh karena itu perlu diantisipasi dengan melakukan pengawasan terhadap alat tangkap yang digunakan oleh nelayan. Seperti halnya pengaturan ukuran mata jaring mesh size pada alat tangkap jaring lingkar purse seine, jaring insang gill net dogol dan trawl, agar bisa selektif dalam menangkap ikan. Jenis variabel lain yang digunakan untuk mengukur sumberdaya alam dan lingkungan adalah daerah penangkapan ikan X 32 Selanjutnya jenis variabel lain yang digunakan untuk mengukur sumberdaya alam dan lingkungan adalah energi pendukung X dengan nilai probabilitas sama dengan 0.000 Tabel 12, hal ini menunjukkan bahwa variabel tersebut berpengaruh secara signifikan, oleh karena itu perlu diantisipasi dengan berpedoman pada aturan tentang wilayah pengelolaan perikanan WPP IV yang meliputi selat Makassar dan laut Flores, dimana ikan pelagis kecil masih terbuka peluang untuk dikembangkan, pelagis besar pengelolaannya harus hati-hati dengan monitoring ketat dan udang penaeid sudah tidak ada peluang untuk dikembangkan. Perlu adanya pengawasan pemerintah melalui Dinas Perikanan dan Kelautan bekerjasama dengan Polair terhadap penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan seperti penggunaan bom ikan dan pembiusan, hal ini akan merusak lingkungan perairan terutama pada daerah terumbu karang akan berdampak daerah penangkapan ikan menjadi rusak. 34 Kota Makassar memiliki potensi sumberdaya alam dan energi yang cukup besar sebagai penyedia bahan baku berupa sumberdaya ikan yang beragam, kemampuan memanfaatkan peluang dan potensi sumberdaya alam yang dimiliki akan mendorong industri perikanan untuk dapat meningkatkan hasil produksi serta memberikan nilai tambah, agar supaya harga produk dapat bersaing. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Gardjito 1996 bahwa keunggulan ketersediaan sumberdaya ikan yang banyak dan beragam yang dimiliki sebagai dengan nilai probabilitas sama dengan 0.000 Tabel 12, hal ini menunjukkan bahwa variabel tersebut berpengaruh secara signifikan, oleh karena itu perlu diantisipasi dengan melihat bahan pendukung yang tersedia dalam mensuplai kebutuhan bahan baku industri perikanan, hal ini sesuai dengan pendapat Handoko 2001 mengatakan bahwa keunggulan ketersediaan energi pendukung yang ada sangat menentukan tingkat keberhasilan industri perikanan. penyedia bahan baku industri ini dapat mempengaruhi tingkat kemampuan komperatif dan memperkuat keunggulan bersaing industri perikanan, jika mampu memanfaatkan sumberdaya yang mempunyai nilai tambah.

4.4.3.3 Pengembangan dari aspek pelayanan pelabuhan perikanan