sumberda hayati perikanan agar bisa berkesinambungan, agar tidak tidak terjadi kelebihan tangkap over fishing.
Memasuki era pasar bebas akan terjadi pertumbuhan perdagangan secara umum dan persaingan secara bebas baik skala lokal, nasional maupun skala
internasional. Hal ini sesuai pendapat Kotler 1997 yang mengatakan bahwa jika suatu negara itu menutup pasarnya dari persaingan asing, penduduknya akan
membayar lebih mahal untuk barang berkualitas lebih rendah. Tetapi jika negara itu membuka pasarnya, akan menghadapi persaingan ketat dan banyak usaha
domestik akan menderita. Lebih lanjut dikatakan bahwa kekuatan baru yang akan dihadapi adalah
perubahan teknologi. Saat ini, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mengalami perubahan yang sangat cepat, seperti merek makanan,
bentuk perubahan baru, meningkatnya kepekaan konsumen akan merek dan mutu serta harga barang, sehingga perusahaan ataupun industri harus mampu merubah
keunggulan komperatif menjadi keunggulan kompetitif. Upaya peningkatan daya saing industri, termasuk industri perikanan
dimasa datang harus mampu menghasilkan produk dengan berbagai macam persyaratan yang lebih lengkap dan rinci seperti jaminan kandungan nutrisi,
komposisi bahan baku, keamanan mengkonsumsi, aspek lingkungan hidup bahkan aspek hak azasi manusia pengeksploitasian buruh. Konsep daya saing
diekspresikan oleh beberapa orang dan lembaga dengan cara yang berbeda, perbedaan tersebut tidak terlepas dari pandangan atau konteks yang mereka telaah
dan dapat diterapkan pada level nasional tak lain adalah produktivitas yang didefinisikan sebagai nilai output yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja.
4.4.4.1 Pengaruh faktor lingkungan industri perikanan terhadap DIP
Lingkungan industri perikanan berpengaruh secara signifikan terhadap daya saing industri perikanan Gambar 11 dan Tabel 13 menunjukkan nilai
probabilitas sama dengan 0.000 hal ini perlu diantisipasi dengan mengamati dan mengawasi setiap perubahan dan sekaligus mengidentifikasi setiap perubahan
yang terjadi, apakah perubahan merupakan peluang, ancaman ataupun tantangan. Menurut pendapat Eriyatno dan Winarno 1999 mengatakan bahwa, kegagalan
dalam mengidentifikasi perubahan lingkungan industri atau pemasaran dapat berakibat kegagalan industri.
Lingkungan industri perikanan dapat didekati dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi industri yaitu internal industri, eksternal
industri dan sumberdaya alam dan lingkungan. Lingkungan internal dapat didekati dengan melihat potensi sumberdaya manusia, teknologi dan keuangan
serta aset perusahaan Potter 1990. Lebih lanjut dikatakan bahwa eksternal industri mempengaruhi lingkungan industri dapat didekati dengan melihat kondisi
ketersediaan jasa pelatihan, jasa perbankan, kemudian sumberdaya alam dan lingkungan diidentifikasi dengan ketersediaan sumberdaya ikan, daerah
penangkapan ikan dapat dijangkau, lingkungan dan kondisi perairan memungkinkan untuk dilakukan operasi penangkapan ikan serta tersedianya
energi pendukung lainnya. Lain halnya dengan pendapat Kotler 1997, bahwa suatu industri
perikanan dalam memenangkan persaingan pada perdagangan bebas harus mampu memanfaatkan tantangan dan peluang lingkungan indusri. Kemampuan
memanfaatkan peluang akan dapat menciptakan produk sesuai kebutuhan konsumen baik dari sisi harga, mutu, bentuk, waktu kebutuhan, sehingga akan
memiliki produk yang berdaya saing. Untuk menciptakan produk yang memiliki daya saing, ternyata setiap industri membutuhkan dukungan industri pemasok
seperti mesin, teknologi, bahan pengemas, bahan baku dan peralatan lainnya. Berdasarkan teori ini, berarti lingkungan industri perikanan akan berpengaruh
terhadap daya saing industri perikanan terutama pada kemampuan industri dalam memanfaatkan peluang dalam menciptakan produk yang memiliki daya saing
dalam pemasaran hasil industri perikanan.
4.4.4.2 Pengaruh faktor kebijakan pemerintah terhadap DIP