Cermin Cembung Pemantulan pada Cermin Lengkung

36 2.5.5.1.2 Sifat-sifat Bayangan yang terbentuk pada Cermin Cekung Ketika sebuah benda diletakkan dengan jarak lebih besar daripada titik fokus cermin cekung, bayangan benda yang terjadi selalu nyata karena merupakan perpotongan langsung sinar-sinar pantulnya di depan cermin cekung. Akan tetapi, ketika benda diletakkan pada jarak diantara titik fokus dan cermin, bayangan yang terbentuk berada di belakang cermin cekung, diperbesar, dan tegak. Secara ringkas, bayangan yang terbentuk pada cermin cekung adalah sebagai berikut : ¾ Jika benda berjarak lebih jauh dari pusat kelengkungan cermin M, maka bayangan yang terbentuk berada diantara titk fokus F dan pusat kelengkungan cermin M, bayangan bersifat nyata, terbalik dan diperkecil. ¾ Jika benda terletak diantara M dan F, maka bayangan yang terbentuk berada di belakang M jarak bayangan lebih jauh dari jarak pusat kelengkungan cermin cekung, bayangan bersifat nyata, terbalik dan diperbesar. ¾ Jika benda berada diantara O dan F, maka bayangan yang terbentuk berada di belakang cermin, bersifat maya, tegak dan diperbesar.

2.5.5.2 Cermin Cembung

• Cermin cembung bersifat divergen, yaitu bersifat memancarkan sinar-sinar pantul. • Sinar-sinar sejajar sumbu utama dipantulkan seakan-akan berasal dari suatu titik di belakang cermin yang dinamakan titik fokus F. Karena titik fokus F di belakang cermin, maka disebut titik fokus maya semu. • Titik pusat kelengkungan M juga berada di belakang cermin cembung. 37 • Untuk melukiskan sinar yang berasal dari suatu benda menuju cermin digunakan hukum pemantulan dengan garis normal selalu melalui titik pusat kelengkungan M. • Terdapat 3 sinar istimewa untuk melukiskan pembentukan bayangan pada cermin cembung seperti yang terlihat pada gambar 2.13, yaitu: 1. Sinar datang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus F. 2. Sinar datang yang menuju titik fokus F dipantulkan sejajar dengan sumbu utama. 38 3. Sinar datang yang menuju titik pusat kelengkungan M dipantulkan kembali seolah-olah datang dari titik pusat kelengkungan tersebut. Gambar 2.13. Sinar-sinar Istimewa pada Cermin Cembung. 2.5.5.2.1 Melukis pembentukan bayangan pada cermin cembung. Untuk melukis pembentukan bayangan pada cermin cembung cukup diperlukan 2 buah sinar istimewa seperti gambar 2.14 berikut ini: Gambar 2.14. Pembentukan Bayangan pada Cermin Cembung. • Untuk benda nyata yang terletak di depan cermin cembung selalu akan dihasilkan bayangan yang bersifat: maya, tegak, dan diperkecil. 39 • Rumus-rumus yang berlaku pada cermin cekung serta perjanjian tandanya berlaku juga untuk cermin cembung, yaitu: Hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Jarak fokus f dan jari-jari kelengkungan R pada cermin cembung selalu bertanda negatif, 2. Untuk benda nyata di depan cermin cembung, selalu terbentuk bayangan maya, jadi nilai s’ pada cermin cembung bertanda negatif, 3. Bayangan yang terbentuk selalu lebih kecil dari bendanya, jadi perbesarannya lebih kecil dari 1.

2.6 Kerangka Berpikir

Berdasarkan landasan teori di atas, dapat dikemukakan kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagai berikut: Pada umumnya mata pelajaran IPA khususnya fisika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang dianggap sulit, kurang diminati dan ditakuti siswa. Hal ini terjadi karena beberapa faktor diantaranya : Pembelajaran yang diterapkan masih bersifat konvensional yang membuat siswa pasif dan kurang maksimal dalam menyalurkan ide dan kreativitasnya, perlunya pemahaman konsep yang tinggi, penyelesaian soal- soal fisika yang memerlukan pendekatan matematis, kegiatan praktikum yang

Dokumen yang terkait

Implementasi Model Children Learning In Science (CLIS) dalam Pembelajaran IPA-Fisika SMP Negeri 1 Glenmore (Studi Pada Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains)

0 3 16

IMPLEMENTASI MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA SMP NEGERI 1 GLENMORE (Studi Pada Hasil Belajar Dan Keterampilan Proses Sains)

0 21 16

IMPLEMENTASI MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA SMP NEGERI 1 GLENMORE (Studi Pada Hasil Belajar Dan Keterampilan Proses Sains)

0 4 4

Pengaruh model pembelajan CLIS (Children Learning in Science) terhadap hasil belajar siswa pada konsep sifat dan perubahan wujud benda

0 6 256

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DENGAN PROBLEM SOLVING

3 13 54

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS)

0 12 65

PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DENGAN METODE CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

0 3 85

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING DAN KETRAMPILAN PROSES DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP

1 14 115

PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) MELALUI METODE SIMULASI DAN ROLE PL AYING DITINJAU DARI KREATIVITAS VERBAL DAN GAYA BELAJAR SISWA.

0 0 16

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 32 MAKASSAR

0 1 120