78
memiliki kemampuan matematika tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan matematika rendah terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi
pemantulan cahaya. d.
Pada hasil perhitungan ANOVA dua arah yang terdapat pada Tabel 4.6 untuk mengetahui hubungan antara pengaruh model pembelajaran dengan
kemampuan matematika terhadap hasil belajar fisika siswa, didapat F
hitung
= 2,089 F
tabel
= 4,02. Hal ini menjawab hipotesis ketiga yaitu H
03
diterima yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengaruh model
pembelajaran dengan kemampuan matematika siswa terhadap hasil belajar fisika siswa. Hal ini menjawab hipotesis ketiga yaitu H
03
diterima yang berarti tidak ada efek interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan
matematika siswa terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pemantulan cahaya.
e. Pada hasil uji peningkatan skor rata-rata untuk kelas kontrol dan kelas
eksperimen diperoleh bahwa kedua kelas mengalami peningkatan pada kategori sedang. Namun peningkatan pada kelas eksperimen lebih besar yaitu
sebesar 0,53 jika dibadingkan dengan kelas kontrol yaitu sebesar 0,39.
4.2.1 Perbedaan Pengaruh Metode Pembelajaran CLIS dan Konvensional terhadap Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan hasil perhitungan ANOVA dua arah yang terdapat pada Tabel 4.6 didapat F
hitung
= 16,141 F
tabel
= 4,02. Ini menunjukkan bahwa hasil belajar antara
79
kelas yang menggunakan metode CLIS dan kelas yang menggunakan metode
konvensional memiliki perbedaan yang signifikan.
Secara umum, dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan di lapangan, siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode CLIS cenderung lebih aktif baik dalam
bertanya maupun menjawab pertanyaan jika dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode konvensional. Hal ini dikarenakan dalam
model pembelajaran CLIS memiliki lima fase sebagai sintaks pembelajarannya seperti yang dikemukakan oleh Driver 1989 yaitu : 1 Tahap orientasi
orientation, 2 Tahap pemunculan gagasann elicitation of ideas, 3 Tahap penyusunan ulang gagasan restructuring of ideas, 4 Tahap penerapan gagasan
application of ideas, dan 5 Tahap pemantapan gagasan reviuw change in ideas. Menurut Driver 1989, dalam model pembelajaran dengan metode
CLIS, siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan berbagai gagasan tentang topik yang dibahas dalam pembelajaran, mengungkapkan gagasan
serta membandingkan gagasan dengan gagasan siswa lainnya dan mendiskusikannya untuk menyamakan persepsi. Selanjutnya siswa diberi
kesempatan merekonstruksi gagasan setelah membandingkan gagasan tersebut dengan hasil percobaan dan observasi, sehingga siswa menjadi lebih aktif
dalam proses pembelajaran dan pembelajaran akan terkesan lebih menyenangkan.
Setelah siswa melaksanakan proses belajar, siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode CLIS melalui pendekatan konstruktivisme rata-
80
rata mendapat nilai yang labih bagus jika dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode konvensional. Salah satu
penyebabnya yaitu dalam pembelajaran CLIS melalui pendekatan konstruktivisme, siswa diberikan kesempatan mengemukakan ide, kemudian
merekonstruksi gagasan dengan membandingkan gagasan baru setelah melakukan percobaan sehingga pengetahuan yang didapat siswa lebih melekat
dan materi yang diajarkan lebih mudah dipahami sehingga hasil belajar yang diperoleh jauh lebih baik. Hal ini juga senada dengan yang diungkapkan Nana
Sudjana 1999:22 yang mengungkapkan bahwa “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya”. Dari hasil uji peningkatan skor rata-rata juga diperoleh bahwa kelas kontrol
dan kelas eksperimen mengalami peningkatan hasil belajar pada kategori sedang. Namun peningkatan untuk kelas eksperimen lebih tinggi yaitu 0,53 jika dibandingkan
dengan peningkatan pada kelas kontrol yaitu 0,39. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas dengan metode CLIS melalui pendekatan konstruktivisme jauh lebih
baik jika dibandingkan kelas dengan metode konvensional atau dapat disimpulkan bahwa penerapan metode CLIS melalui pendekatan konstruktivisme dapat
meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Hal ini senada dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sri Handayani dkk. 2004 tentang pengembangan model
pembelajaran CLIS untuk meningkatkan keterampilan berpikir rasional yang
81
menunjukkan bahwa penguasaan konsep dan keterampilan rasional berpikir siswa pada konsep hewan dan benda dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran CLIS.
4.2.1 Perbedaan Pengaruh Kemampuan Matematika Tinggi dan Rendah terhadap Hasil Belajar Siswa