107 biodisel maka perkembangan permintaan CPO nasional untuk masing-masing
industri disimulasikan pada submodel sumberdaya. Perkembangan kebutuhan CPO untuk minyak goreng dilakukan dengan
pendekatan perkembangan jumlah penduduk dan konsumsi perkapita 16.5 kgkapita. Permintaan pada indutri oleokimia diskenariokan laju permintaan
bertambah 5 setiap tahunnya. Selebihnya diekspor dan digunakan untuk memasok industri biodisel. Rekayasa submodel yang dibangun adalah
mensimulasikan perubahan permintaan CPO sesuai dengan besarnya prosentase substitusi solar oleh biodisel yang diinginkan oleh pengguna. Gambar 35 di bawah
ini menunjukkan proyeksi perkembangan permintaan CPO nasional jika prosentase substitusi solar oleh biodisel adalah 10.
Gambar 35. Hasil simulasi proyeksi perkembangan permintaan CPO pada submodel sumberdaya
4.2.1.2. Simulasi Submodel Teknis Produksi
1. Simulasi Produksi Biodisel dan Gliserin Berdasarkan Kapasitas Terpasang Pembangunan submodel teknis produksi memberikan gambaran
perkembangan produksi biodisel dan gliserin mulai dari perusahaan berdiri sampai dengan akhir masa proyek atau umur investasi. Pada Gambar 36, produksi
108 biodisel dengan kapasitas terpasang sebesar 100.000 ton per tahun. Besarnya
kapasitas terpasang dapat disimulasikan sehingga besaran dan perubahan produksi biodisel dan gliserin tiap tahun dapat diketahui. Rekayasa submodel sistem teknis
produksi dapat memberikan gambaran perubahan produksi biodisel dan gliserin jika kapasitas terpasangnya diubah sesuai perubahan waktu yang terjadi.
Kapasitas terpasang semakin besar produksi biodisel dan gliserin juga semakin besar atau berkorelasi positif. Perubahan juga akan diikuti oleh perubahan neraca
bahan dan neraca enerji yang diperlukan. Gambar 36 menunjukkan tampilan perkembangan produksi biodisel dan gliserin dengan kapasitas produksi terpasang
100.000 tontahun.
Gambar 36. Hasil simulasi produksi industri biodisel pada submodel teknis produksi
2. Simulasi Kebutuhan Bahan Baku pada Industri Biodisel Kebutuhan bahan baku industri biodisel yang terdiri dari bahan baku CPO,
Metanol, KOH, H
3
PO
4
dan bahan bakar. Besarnya kebutuhan bahan baku industri biodisel dapat disimulasikan berdasarkan kapasitas terpasang. Sebagai contoh
Gambar 37 mensimulasikan kebutuhan bahan baku pada kapasitas produksi indutri biodisel sebesar 100.000 tontahun, sedangkan pada Gambar 38
109 mensimulasikan kebutuhan bahan baku industri biodisel pada kapasitas 30.000
tontahun.
Gambar 37. Kebutuhan bahan baku industri biodisel kapasitas 100.000 tonth
Gambar 38. Kebutuhan bahan baku industri biodisel kapasitas 30.000 tonth 3. Simulasi Kebutuhan Enerji pada Industri Biodisel
Submodel teknis produksi juga dapat mensimulasikan kebutuhan enerji pada berbagai kapasitas produksi industri yang diinginkan oleh pengguna. Sebagai
contoh pada Gambar 39 mensimulasikan kebutuhan enerji pada kapasitas produksi 100.000 tontahun, sedangkan pada Gambar 40 mensimulasikan kebutuhan enerji
pada industri biodisel kapasitas produksi 30.000 tontahun.
110
Gambar 39. Kebutuhan enerji pada industri biodisel berkapasitas 100.000 tonth
Gambar 40. Kebutuhan enerji pada industri biodisel berkapasitas 30.000 tonth
4.2.1.3. Simulasi Submodel Pasar