19 tidak mengandung logam sulfur Biodiesel Development Corporation 1999.
Perbandingan sifat fisiko kimia solar dan biodisel tertera pada Tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Perbandingan sifat biodisel dan solar
No. Sifat FisikKimia
Biodisel Solar
1 Komposisi
Metil ester dari asam lemak
Hidrokarbon 2 Massa
jenis, mgml
0.8624 0.8750
3 Viskositas kinem pd
40ยบ C, mm
2
s cSt 5.55
4.0 4 Titik
kilat, C 172
98 5 Angka
setana 62.4
53 6 Kelembaban,
0.1 0.3
7 Tenaga Mesin
Tenaga yang dihasilkan 128.000 BTU
Tenaga yang dihasilkan 130.000
BTU 8 Putaran
mesin Sama
Sama 9 Modifikasi
mesin Tidak perlu
10 Konsumsi bahan
bakar Sama
11 Pelumasan
Lebih tinggi Lebih rendah
12 Emisi Lebih rendah karbon
monoksida, jumlah hidrokarbon, sulfur
dioksida, nitro oksida Lebih tinggi karbon
monoksida, jumlah hidrokarbon, sulfur
dioksida
13 Handling
Kurang mudah terbakar Lebih mudah terbakar
14 Lingkungan Toksisitas
rendah Toksisitas 10 kali
lebih tinggi 15 Provisi
Terbarukan Tak
terbarukan
Sumber : Penelitian Lemigas Gafar 2001 dan US Department of Energy, National Renewable Energy Laboratory 2000 , diolah.
Beberapa aspek yang menjadi pertimbangan negara produsen untuk mengembangkan biodisel adalah: 1 ketersediaan bahan baku di negaranya;
2 minyak nabati yang akan diolah menjadi biodisel merupakan tanaman asli atau budidaya asli negeri tersebut sehingga pasokan bahan baku dapat terjamin; 3
kapasitas produksi disesuaikan dengan besarnya permintaan produk di negara tersebut; 4 kesadaran terhadap kelangkaan sumber enerji dimasa yang akan
datang Soerawidjaja dan Tahar 2003.
20
2.7. Sifat Fisiko-Kimia Biodisel
Sifat fisiko kimia dari biodisel dan solar relatif sama. Beberapa spesifikasi atau parameter penting adalah ukuran, massa jenis Viskositas, angka setana, titik
kilat, titik awanmendung Germani dan Bruna, 2001. Ditinjau dari sumbernya biodisel merupakan bioenerji yang dapat diperbaharui dan ramah lingkungan
sedangkan solar tidak dapat diperbaharui dan penggunaannya tidak ramah lingkungan akibat kandungan CO, CO2, dan logam berat yang relatif tinggi
Schafer 1998. Enerji yang dihasilkan biodisel relatif sama dengan yang dihasilkan oleh
solar. Biodisel yang diaplikasikan pada motor bakar menghasilkan suara mesin yang lebih halus karena memiliki angka setana yang lebih tinggi dari solar Gafar
et al . 2001.
Minyak sawit atau CPO merupakan senyawa yang tersusun dari unsur C, H, dan O. Minyak sawit juga terdiri dari fraksi padat dan fraksi cair dengan
perbandingan yang hampir sama. Minyak sawit mengandung beberapa jenis asam lemak yang berikatan dengan gliserol membentuk trigliserida. Jumlah asam lemak
mencapai 95 dari berat total molekul trigliserida sehingga hal ini mempengaruhi sifat fisikakimia dari minyak tersebut Ketaren 1986.
Parameter mutu biodisel dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu: 1 parameter untuk menguji minyak disel; 2 parameter yang berhubungan dengan
komposisi kimia dan kemurnian metil ester. Parameter seperti densitas, angka setana, dan kandungan sulfur dipengaruhi oleh jenis minyak nabati yang
digunakan dalam pemurniannya Mittelbach 2001. Biodisel relatif tidak memproduksi asap dan emisinya lebih mudah
diuraikan karena mempunyai sifat toksisitas yang lebih rendah dibandingkan dengan solar karena biodisel tidak mengandung senyawa hidrokarbon aromatik
Pacific Biodisel 2003. Penyimpanan dan penangganan biodisel cukup aman dibandingkan dengan solar karena tidak menghasilkan uap yang berbahaya pada
suhu kamar. Biodisel tidak menghasilkan efek rumah kaca karena karbon yang dihasilkan masih dalam siklus karbon yang tertutup sehingga bersifat ramah
lingkungan Biodiesel Development Corporation 1999.