Taksonomi Aktivitas sediaan salep ekstrak batang pohon pisang ambon (Musa paradisiaca var sapientum) dalam proses persembuhan luka pada mencit (Mus musculus albinus).

4 II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Tanaman Pisang

Kata pisang dalam bahasa arab yaitu maus, yang oleh Linneus dimasukkan ke dalam keluarga musaceae. Dalam bahasa latin pisang disebut Musa paradisiacal. Menurut catatan sejarah, pisang berasal dari Asia Tenggara. Penyebar agama Islam lalu menyebarkan buah ini ke Afrika Barat, Amerika Selatan, dan Amerika Tengah. Selanjutnya, pisang tersebar ke seluruh dunia meliputi daerah tropis dan subtropis Anonimus 2008. Menurut Munadjim 1983 nama latin dari tanaman pisang adalah Musa paradisiaca. Nama Musa diambil dari nama seorang dokter asal Romawi yang bernama Antonius Musa. Pada masa tersebut, Antonius Musa selalu menganjurkan pada kaisar untuk selalu makan pisang agar tetap kuat dan sehat. Nama ini telah didapat sejak sebelum Masehi. Pisang merupakan tanaman asli dari daerah Asia Tenggara. Pisang disebarkan oleh para penyebar agama Islam di daerah Laut Tengah, dari Afrika Barat menyebar ke Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Penyebarannya hampir ke seluruh dunia dari Asia Tenggara ke timur melalui Lautan Pasifik sampai ke Hawaii. Sampai di Barat melalui Samudra Atlantik, oleh karenanya sekarang pisang telah menyebar ke seluruh penjuru dunia Satuhu dan Supriyadi 1999. Tumbuhan pisang menyukai daerah alam terbuka yang cukup sinar matahari, cocok tumbuh di dataran rendah sampai pada ketinggian 1000 meter lebih diatas permukaan laut. Tanaman pisang merupakan tumbuhan yang tidak memiliki batang sejati. Batang pohonnya terbentuk dari perkembangan dan pertumbuhan pelepah pelepah yang mengelilingi poros lunak panjang. Batang pisang yang sebenarnya terdapat pada bonggol yang tersembunyi di dalam tanah Cox 1994. Pisang dikenal dengan nama lokal Cau, Gedang Jawa, Galuh, Gaol, Puntik, Pusi Sumatera, Harias, Peti Kalimantan, Tagin, See, Pepe, Uti Sulawesi, Nando, Pipi, Mayu Irian, dalam bahasa Inggris pisang dikenal dengan nama banana Dalimartha 2005.

2.2 Taksonomi

Menurut Satuhu dan Supriyadi 1999, secara garis besar jenis-jenis pisang dikelompokan menjadi tiga jenis yakni pertama, pisang serat Noe. Musa 5 texstiles yaitu pisang yang tidak diambil buahnya tetapi hanya diambil seratnya saja. Kedua, pisang hias Heliconia indica Lamk, pisang ini sama dengan pisang serat yakni tidak diambil buahnya, tetapi pisang ini hanya dijadikan hiasan di muka rumah. Biasanya pisang ini diperbanyak dengan menggunakan anakannya. Jenis yang ketiga adalah pisang buah Musa paradisiaca, pisang jenis ini banyak ditemukan. Buah pisang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pisang buah meja adalah Musa sapientum banana, karena lebih enak dimakan segar, misalnya pisang ambon, ambon lumut, raja, raja sereh, mas, susu, dan barangan. Kelompok berikutnya pisang yang enak dimakan setelah diolah terlebih dahulu adalah Musa paradisiaca plantain, misalnya pisang tanduk, oli, nangka, kapas, batu, dan kepok Dalimartha 2005. Sistem klasifikasi pisang ambon menurut menurut Tjitrosoepomo 1994 sebagai berikut : Kingdom : Plant Phylum : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Zingiberales Genus : Musa Spesies : Musa paradisiaca Varietas : Sapientum Tanaman pisang merupakan tanaman herba tahunan dengan sistem perakaran di bawah tanah. Batangnya pun berada di dalam tanah sedangkan batang di atas permukaan tanah merupakan batang semu yang terdiri dari kumpulan seludang daun yang saling membungkus rapat. Daun berkembang dari bagian tengah batang semu dalam keadaan tergulung rapat sewaktu muncul dan akan berkembang sampai ukuran yang maksimum. Akar dan tunas-tunas samping keluar dari bonggol, sehingga tunas-tunas inilah yang akan tumbuh ke atas membentuk batang semu. Tunas-tunas inilah yang sering disebut anakan. Perbanyakan tanaman dilakukan dengan anakan Ernawati et al 1994. Menurut Dalimartha 2005 satu pohon pisang bisa menghasilkan 1 sampai dengan 17 sisir setiap tandan atau 4 sampai dengan 40kg per tandan. Jumlah dan berat pisang tergantung pada jenisnya. Selanjutnya gambar pohon pisang disajikan pada Gambar 1. 6 Gambar 1 Pohon pisang ambon. Pisang tumbuh dan berkembang subur pada daerah tropis 30 LU – 30 LS dengan suhu 27 – 30 C. Curah hujan antara 1400 – 2450 mm per tahun dengan penyebaran yang merata. Sedangkan pada daerah dengan musim kering yang panjang tanaman pisang memerlukan pengairan Purwanto dan Sujiprihati 1985.

2.3 Manfaat Pohon Pisang

Dokumen yang terkait

Studi Pemakaian Tepung Pisang Ambon (Musa acuminata AAA) sebagai Anti-aging Dalam Sediaan Masker

6 108 86

Aktivitas sediaan gel dari ekstrak lidah buaya (Aloe barbadensis Mill.) pada proses persembuhan luka mencit (Mus musculus albinus)

0 13 6

Kajian Aktivitas Fraksi Air Rimpang Kunyit (Curcuma longa Linn.) Dalam Proses Persembuhan Luka Pada Mencit (Mus musculus albinus)

0 5 70

Kajian Aktivitas Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit (Curcuma longa Linn.) Dalam Proses Persembuhan Luka Pada Mencit (Mus musculus Albinus.)

0 10 88

Aktivitas dan uji stabilitas sediaan gel ekstrak batang pisang ambon (Musa paradisiaca var sapientum) dalam proses persembuhan luka pada mencit (mus musculus albinus)

8 74 65

PENGARUH BASIS SALEP TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOLIK BONGGOL PISANG AMBON (Musa paradisiaca var. Pengaruh Basis Salep Terhadap Sifat Fisik Sediaan Salep Ekstrak Etanolik Bonggol Pisang Ambon (Musa Paradisiaca Var. Sapientum L.) Sebaga

3 11 17

PENGARUH BASIS SALEP TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOLIK BONGGOL PISANG Pengaruh Basis Salep Terhadap Sifat Fisik Sediaan Salep Ekstrak Etanolik Bonggol Pisang Ambon (Musa Paradisiaca Var. Sapientum L.) Sebagai Penyembuhan Luka Terbuka Pa

0 3 12

PENDAHULUAN Pengaruh Basis Salep Terhadap Sifat Fisik Sediaan Salep Ekstrak Etanolik Bonggol Pisang Ambon (Musa Paradisiaca Var. Sapientum L.) Sebagai Penyembuhan Luka Terbuka Pada Tikus.

0 3 14

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Basis Salep Terhadap Sifat Fisik Sediaan Salep Ekstrak Etanolik Bonggol Pisang Ambon (Musa Paradisiaca Var. Sapientum L.) Sebagai Penyembuhan Luka Terbuka Pada Tikus.

0 3 4

PENGARUH PERAWATAN LUKA DENGAN PEMBERIAN GETAH TUNAS PISANG AMBON (Musa paradisiaca var. sapientum) TERHADAP KOLONI BAKTERI FASE INFLAMASI LUKA BAKAR GRADE II PADA MENCIT (mus musculus) STRAIN Balbc

0 0 16