Kulit Aktivitas sediaan salep ekstrak batang pohon pisang ambon (Musa paradisiaca var sapientum) dalam proses persembuhan luka pada mencit (Mus musculus albinus).

10 Temperatur ruangan untuk pemeliharaan mencit berkisar antara 20-25° C. Mencit dapat dipelihara dengan baik pada temperatur 70- 80° F. Kelembaban ruang tersebut berkisar 45-55 Robinson 1972.

2.5 Kulit

Kulit merupakan bagian terluas dari bagian tubuh, berfungsi sebagai pelindung tubuh: terhadap bahaya fisik dan bahan kimia. Kulit dapat bertindak sebagai thermoregulator, mampu melakukan proses persembuhan dengan cepat, menggambarkan kondisi kesehatan tubuh yang bersangkutan, memiliki kemampuan antimikrobial dan menyimpan cadangan elektrolit Smith dan Jones 1962. Kulit berfungsi sebagai pelindung jaringan, pencegah terjadinya pengeringan berlebihan, bertindak sebagai pengatur panas tubuh, ekskresi dan bertindak sebagai alat pengindera dengan reseptor tekan, suhu dan nyeri Mutschler 1991. Menurut Smith dan Jones 1962, kulit terdiri dari lapisan-lapisan yang berbeda bentuk dan fungsi. Lapisan utama kulit ada 3 bagian, yaitu lapisan epidermis, lapisan dermis dan hipodermis. Selanjutnya gambar kulit disajikan pada Gambar 3. Gambar 3 Histologi kulit manusia Somantri 2007 11 Epidermis merupakan lapisan epitel dari kulit. Lapisan epidermis yang terluar adalah stratum korneum atau lapisan tanduk yang terdiri dari sel-sel pipih banyak lapis dan mengandung banyak keratin. Kemudian dibawahnya terdapat stratum lusidum lapisan ini terdiri dari dua atau tiga lapis dari sel, mengandung eleidin yang berasal dari butir keratohyalin yang tidak terpecah yang berada di bagian bawah lapisan penghubung. Lapisan ini menutup lapisan lainnya yaitu stratum granulosum atau lapisan granula yang terbentuk dari dua sampai lima baris sel epitel yang berbentuk rhomboid dan mempunyai sitoplasma yang berwarna gelap karena mengandung granula basofilik keratohyalin. Lapis selanjutnya adalah stratum spinosumstratum germinativum atau lapisan malphigi, terbentuk dari sel silindris banyak baris. Pada bagian terbawah stratum ini terdapat lapisan basal yang terdiri dari sel kubus dan terdapat pigmen melanin dimana bagian basal dari sel ini terikat pada membran basal oleh hemidesmosom Smith dan Jones 1962. Lapisan dermis terletak dibawah epidermis, lapisan ini terbentuk dari jaringan yang kaya akan kolagen dan sel elastis yang membuat kulit menjadi kuat dan elastis. Dermis terdiri dari lapisan papilari dan lapisan retikuler. Lapisan paling atas dari dermis terbentuk dari jaringan ikat dengan diantaranya terdapat jaringan elastis, pembuluh darah dan pembuluh limfatik sedangkan di bagian terbawah terdiri dari lapisan retikuler yang membuat menjadi tebal dan terutama mengandung jaringan kolagen yang membantu penyebaran serabut elastis, pembuluh darah dan pembuluh limfatik dan adnexa dari epidermis. Adnexa mengandung struktur khusus yang berasal dari epidermis, ini merupakan bagian penting dari dermis tapi dalam situasi tertentu dapat meluas ke bagian subkutis. Pada adnexa dapat ditemukan kelenjar keringat, kelenjar apokrin, kelenjar minyak, folikel rambut dan kelenjar khusus seperti kelenjar air mata. Hampir 90 dari serabut dermis adalah serabut kolagen. Serabut ini memiliki kekuatan yang luar biasa terhadap tekanan. Serabut elastik terdiri dari serabut tunggal dan memiliki daya elastisitas yang hebat Muller 1976. Sel-sel yang menyusun lapisan dermis terdiri dari sel fibroblast, sel mast, dan histiosit. Fibroblast merupakan tipe sel tetap jaringan ikat longgar yang paling banyak jumlahnya Dellmann dan Brown 1988. Fibroblast aktif terdapat pada hewan muda dan pada jaringan ikat yang beregenerasi akibat luka. Sel ini memproduksi tropokolagen fibril yang merupakan prekursor dari serabut kolagen dan banyak ditemukan di dekat bagian permukaan serabut kolagen 12 Muller 1976. Sel mast berperan dalam respon terhadap perlukaan pada kulit dan terdapat di hampir seluruh bagian jaringan ikat, terutama dekat pembuluh darah. Sel ini memiliki butir sekreta yang mengandung heparin, histamin, serta pada tikus dan mencit menghasilkan serotonin. Heparin merupakan suatu antikoagulan, histamine bertindak sebagai mediator inflamasi, dan serotonin menyebabkan vasokonstriksi vena Dellmann dan Brown 1988. Histiosit adalah sel tipe limfoid yang sudah dewasa dan mempunyai fungsi untuk membentuk serabut retikuler serta memiliki kemampuan memfagosit bakteri maupun partikel asing. Sel ini juga dapat bermigrasi menuju target yang akan difagositnya. Histiosit yang mengandung material yang terfagosit disebut sebagai makrofag Muller 1976. Lapisan ketiga setelah epidermis dan dermis adalah hipodermis. Hipodermis biasanya tidak selalu disebut bagian dari kulit. Lapisan ini berada di bawah kulit dan mengandung banyak jaringan ikat, syaraf dan pembuluh darah yang menuju dermis. Karakteristik dari lapisan hipodermis adalah banyaknya jaringan lemak yang disebut sebagai panniculus adipose.

2.6 Definisi Luka dan Persembuhan Luka

Dokumen yang terkait

Studi Pemakaian Tepung Pisang Ambon (Musa acuminata AAA) sebagai Anti-aging Dalam Sediaan Masker

6 108 86

Aktivitas sediaan gel dari ekstrak lidah buaya (Aloe barbadensis Mill.) pada proses persembuhan luka mencit (Mus musculus albinus)

0 13 6

Kajian Aktivitas Fraksi Air Rimpang Kunyit (Curcuma longa Linn.) Dalam Proses Persembuhan Luka Pada Mencit (Mus musculus albinus)

0 5 70

Kajian Aktivitas Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit (Curcuma longa Linn.) Dalam Proses Persembuhan Luka Pada Mencit (Mus musculus Albinus.)

0 10 88

Aktivitas dan uji stabilitas sediaan gel ekstrak batang pisang ambon (Musa paradisiaca var sapientum) dalam proses persembuhan luka pada mencit (mus musculus albinus)

8 74 65

PENGARUH BASIS SALEP TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOLIK BONGGOL PISANG AMBON (Musa paradisiaca var. Pengaruh Basis Salep Terhadap Sifat Fisik Sediaan Salep Ekstrak Etanolik Bonggol Pisang Ambon (Musa Paradisiaca Var. Sapientum L.) Sebaga

3 11 17

PENGARUH BASIS SALEP TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOLIK BONGGOL PISANG Pengaruh Basis Salep Terhadap Sifat Fisik Sediaan Salep Ekstrak Etanolik Bonggol Pisang Ambon (Musa Paradisiaca Var. Sapientum L.) Sebagai Penyembuhan Luka Terbuka Pa

0 3 12

PENDAHULUAN Pengaruh Basis Salep Terhadap Sifat Fisik Sediaan Salep Ekstrak Etanolik Bonggol Pisang Ambon (Musa Paradisiaca Var. Sapientum L.) Sebagai Penyembuhan Luka Terbuka Pada Tikus.

0 3 14

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Basis Salep Terhadap Sifat Fisik Sediaan Salep Ekstrak Etanolik Bonggol Pisang Ambon (Musa Paradisiaca Var. Sapientum L.) Sebagai Penyembuhan Luka Terbuka Pada Tikus.

0 3 4

PENGARUH PERAWATAN LUKA DENGAN PEMBERIAN GETAH TUNAS PISANG AMBON (Musa paradisiaca var. sapientum) TERHADAP KOLONI BAKTERI FASE INFLAMASI LUKA BAKAR GRADE II PADA MENCIT (mus musculus) STRAIN Balbc

0 0 16