24
Salep  emulsi  terdiri  atas  dua  jenis,  yaitu  jenis  minyak  dalam  air  ow  dan jenis air dalam minyak wo.  Dasar salep ow memiliki keuntungan, yaitu dapat
dicuci dengan air sehingga tidak meninggalkan kesan lengket yang tidak disukai. Lebih  dapat  diterima  sebagai  dasar    sediaan  kosmetika,  dan  umumnya  cocok
untuk sediaan salep obat. Dasar salep wo memiliki keuntungan, yaitu stabilitas emulsinya yang tinggi Voigt 1994.
Menurut  Ansel  1989,  salep  dibuat  dengan  dua  metode  umum,  yaitu pencampuran  dan  peleburan.  Dalam  metode  pencampuran,  komponen  dari
salep  dicampur  bersama-sama  sampai  sediaan  yang  homogen  tercapai. Pencampuran  dilakukan  dalam  sebuah  lumpang  dengan  sebuah  alu  untuk
menggerus  bahan  bersama-sama.  Dalam  metode  peleburan,  semua  atau beberapa  komponen  dari  salep  dicampurkan  dengan  melebur  bersama,  dan
didinginkan  dengan  pengadukan  yang  konstan  sampai  mengental.  Komponen- komponen  yang  tidak  dicairkan  biasanya  ditambahkan  pada  campuran  yang
sedang  mengental  setelah  didinginkan  dan  diaduk.  Bahan-bahan  yang  mudah menguap  ditambahkan  terakhir  bila  temperatur  dari  campuran  telah  cukup
rendah  tidak menyebabkan  penguraian  atau  penguapan  dari komponen. Dalam skala kecil, peleburan dapat dilakukan pada cawan porselen atau gelas piala.
2.8 Penetrasi Kulit Oleh Obat
Menurut  Ansel  1989,  obat  dapat  mempenetrasi  kulit  yang  utuh  setelah pemakaian  topikal  melalui  dinding  folikel  rambut,  kelenjar  keringat,  kelenjar
lemak,  atau  antara  sel-sel  tanduk.  Cara  penetrasi  obat  pada  kulit  yang  utuh umumnya  melalui  lapisan  epidermis,  lebih  baik  daripada  melalui  folikel  rambut
atau  kelenjar  keringat,  karena  luas  permukaan  yang  terakhir  ini  lebih  kecil dibandingkan  dengan  daerah  kulit  yang  tidak  mengandung  elemen  anatomi  ini.
Selaput  yang  menutupi  lapisan  tanduk  umumnya  tidak  terus-menerus melapisinya  dan  sebenarnya  tidak  mempunyai  daya  tahan  terhadap  penetrasi.
Hal  ini  dikarenakan  susunan  dari  bermacam-macam  lapisan  dengan  proporsi lemak  dan  keringat  yang  diproduksi  dan  juga  derajat  daya  lepasnya  melalui
pencucian serta penguapan keringat. Absorbsi perkutan suatu obat pada umumnya disebabkan oleh penetrasi
langsung obat melalui stratum corneum 10 sampai dengan 15 µm, tebal lapisan datar  mengeringkan  sebagian  demi  sebagian  jaringan  mati  yang  membentuk
permukaan kulit paling luar. Sratum corneum terdiri dari kurang lebih 40 protein
25
pada  umumnya  keratin  dan  40  air  dengan  lemak  berupa  perimbangannya terutama  sebagai  trigliserida,  asam  lemak  bebas,  kolesterol  dan  fosfat  lemak.
Komponen  lemak  dipandang  sebagai  faktor  utama  yang  secara  langsung bertanggung jawab terhadap rendahnya penetrasi obat melalui stratum corneum.
Apabila  molekul  obat  dapat  malalui  stratum  corneum,  maka  dapat  melalui jaringan  epidermis  yang  lebih  dalam  dan  masuk  ke  dermis.  Apabila  obat  dapat
mencapai  lapisan  pembuluh  darah  kulit,  maka  obat  tersebut  siap  untuk diabsorpsi ke dalam sirkulasi umum Ansel 1989.
Menurut  Ansel  1989,  stratum  corneum  sebagai  jaringan  keratin  akan berlaku  sebagai  membran  buatan  yang  semi  permeabel,  dan  molekul  obat
mempenetrasi  dengan  cara  difusi  pasif.  Difusi  pasif  ini  tergantung  pada konsentrasi  obat,  kelarutannya  dalam  air  dan  koefisiensi  partisi  minyak  atau
airnya.  Bahan-bahan  yang  mempunyai  sifat  larut  dalam  keduanya,  minyak  dan air,  merupakan  bahan  yang  baik  untuk  difusi  melalui  stratum  corneum  seperti
juga  melalui  epidermis  dan  lapisan-lapisan  kulit.  Penetrasi  lapisan  ini  dapat terjadi dengan cara difusi melalui :
• penetrasi transeluler menyebrangi sel;
• penetrasi intraseluler didalam sel;
• penetrasi  transappendageal  melalui  folikel  rambut,  keringat,  kelenjar
lemak, dan perlengkapan pilo sebaceaus.
26
III. BAHAN DAN METODE
3.1  Tempat dan Waktu Penelitian