31
3.5.6 Kriteria Skoring Jaringan Ikat Histopatologi
Skoring dilakukan dengan acuan yang disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut :
Tabel 1 Deskripsi skor jaringan ikat atau fibroblas
Skor Keterangan
1 Jaringan ikat sedikit, jarang atau tidak kompak dan tersebar tidak
merata. Luka masih dalam keadaan terbuka. 2
Jaringan ikat sedikit tetapi sudah mengumpul dibeberapa tempat. Luka terbuka atau tertutup.
3 Jaringan ikat sudah padat dan kompak. Luka sudah tertutup tetapi
masih terdapat rongga. 4
Jaringan ikat padat dan kompak. Luka sudah menutup dan tidak terdapat rongga.
3.5 Analisis data
Semua data kuantitatif diuji secara statistika menggunakan uji sidik ragam ANOVA yang dilanjutkan dengan uji wilayah berganda Duncan untuk melihat ada
tidaknya perbedaan yang nyata P 0.05. Sedangkan hasil pengamatan patologi anatomi dan kepadatan jaringan ikat dianalisis secara deskriptif.
32
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan Patologi Anatomi PA
Hasil pengamatan patologi anatomi terhadap proses persembuhan luka pada hewan coba mencit untuk kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol
positif, serta kelompok perlakuan dengan salep ekstrak batang pohon pisang ambon disajikan dalam tabel
2. Tabel disajikan berdasarkan parameter tertentu,
yaitu: adanya pembekuan darah, terbentuknya keropeng, penutupan luka, dan ukuran luka.
Tabel 2
Perbandingan patologi anatomi persembuhan luka kulit antara mencit perlakuan salep placebo, salep komersil , dan salep ekstrak batang pohon
pisang ambon
Hari ke-
Kontrol negatif Kontrol Positif
Salep Ekstrak
1 Luka
terbuka, tepinya
terpisah dan
melebar, tampak merah dan basah,
terdapat gumpalan darah, panjang luka 1,5 cm
Luka terbuka, tepinya terpisah dan melebar,
tampak merah
dan basah,
terdapat gumpalan darah, panjang
luka 1,5 cm Luka terbuka, tepinya
terpisah dan melebar, tampak
merah dan
basah, terdapat
gumpalan darah,
panjang luka 1,5 cm
2 Luka
terbuka, tepinya
masih terpisah
dan melebar, tampak merah
dan basah,
terdapat gumpalan darah, panjang
luka 1,5 cm Luka terbuka, tepinya
masih terpisah
dan melebar, tampak merah
dan basah,
terdapat sedikit gumpalan darah,
panjang luka 1,5 cm Luka terbuka, tepinya
masih terpisah
dan melebar, tampak merah
dan basah, terdapat gumpalan
darah, panjang luka 1,5 cm
3 Luka
terbuka, tepinya
masih terpisah
dan melebar, tampak merah
dan basah,
terdapat gumpalan darah, panjang
luka 1,5 cm Luka terbuka dan tepinya
masih terpisah
dan melebar,
luka mulai
mengering dan berwarna merah,
terdapat gumpalan darah, panjang
luka 1,3 cm Luka terbuka, tepinya
masih terpisah
dan melebar, tampak merah
dan lembab, terdapat gumpalan
darah berwarna
hitam, panjang luka 1,3 cm
4 Luka
terbuka, tepinya
masih terpisah
dan melebar, tampak merah
dan lembab, tepi luka mulai mengering, panjang
luka 1,3 cm Luka terbuka dan tepinya
masih terpisah
dan melebar,
luka mulai
mengering dan berwarna merah pucat, tepi luka
mulai mengering,
panjang luka 1,2 cm Luka terbuka, tepinya
masih terpisah
dan melebar, tampak merah
pucat dan lembab, tepi luka mulai mengering,
panjang luka 1,2 cm
5 Luka terbuka dan tepinya
masih terpisah
dan melebar, luka lembab dan
berwarna merah pucat, tepi luka mulai mengering,
panjang luka 1,2 cm Luka terbuka dan tepinya
masih terpisah
dan melebar,
luka mulai
mengering dan berwarna merah pucat, tepi luka
mulai mengering,
panjang luka 1,1 cm Luka terbuka, tepinya
masih terpisah
dan melebar, tampak merah
pucat dan
mulai mengering
namun terlihat lembab, tepi
luka mulai mengering dan
luka mulai
menyempit, panjang
luka 1 cm
33
6 Luka terbuka dan tepinya
masih terpisah
dan melebar,
luka mulai
mengering dan berwarna merah pucat, tepi luka
mulai mengering, panjang luka 1,1 cm
Luka terbuka dan tepinya masih
terpisah dan
melebar, luka
sudah mengering,
tepi luka
mulai mengering, dan mulai
terbentuk keropeng,
luka mulai
menyempit, panjang luka 0,9 cm
Luka terbuka, tepinya masih
terpisah dan
tampak kekuningan
dan mulai mengering namun terlihat lembab,
tepi luka
mulai mengering dan luka
mulai menyempit,
panjang luka 0,9 cm
7 Luka terbuka dan tepinya
masih terpisah
dan melebar,
luka sudah
mengering, tepi luka mulai mengering,
belum terbentuk keropeng, luka
mulai menyempit, panjang luka 0,9 cm
Luka sudah mengering, dan terbentuk keropeng
tepinya mengeras,
tampak kekuningan dan luka mulai menyempit,
panjang luka 0,8 cm Luka sudah mengering,
dan terbentuk
keropeng, tepinya
kering mengeras
tampak pucat, dan luka mulai
menyempit, panjang luka 0,8 cm
8 Luka sudah mengering
dan pucat, mulai terbentuk keropeng
tepinya mengering
dan masih
terbuka namun luka mulai menyempit, pan jang luka
0,8 cm Luka sudah mengering,
terbentuk keropeng
tepinya mengeras,
tampak kekuningan dan
luka mulai
menyempit, pan jang luka 0,7 cm
Luka sudah mengering, terbentuk
keropeng, tepinya
kering mengeras
tampak pucat, dan luka mulai
menyempit, panjang
luka 0,7 cm 9
Luka sudah mengering dan pucat. Sudah terdapat
keropeng. Luka
menyempit. Panjang luka 0,7 cm
Luka seluruhnya tertutup keropeng.
Sebagian keropeng
sudah ada
yang terlepas, panjang luka 0,5 cm
Luka sebagian tertutup keropeng. Tepi luka
semakin menyempit,
panjang luka 0,5 cm
10 Luka sudah mengering.
Sudah terdapat keropeng. Luka mulai menyempit,
panjang luka 0,6 cm Luka seluruhnya sudah
tertutup keropeng.
Sebagian keropeng
sudah ada yang terlepas, luka menyempit, panjang
luka 0,3 cm Luka sebagian tertutup
keropeng, sebagian
keropeng sudah ada yang
terlepas, Tepi
luka semakin
menyempit, panjang
luka 0,2 cm 11
Luka sudah mengering dan menyempit. Seluruh
luka ditutupi
keropeng, panjang luka 0,5 cm
Luka sudah
tertutup. Sebagian
keropeng sudah
mulai lepas.
Panjang luka 0,2 cm Luka sudah tertutup.
Keropeng sudah lepas keseluruhan.
Namun bekas
luka masih
terlihat 12
Luka sebagian tertutup. Sebagian keropeng mulai
terkelupas, panjang luka 0,5 cm
Luka sudah
tertutup. Keropeng sudah lepas
keseluruhan, panjang
luka 0,1 cm Luka sudah tertutup,
keropeng sudah lepas keseluruhan,
bekas luka masih terlihat
13 Luka sebagian tertutup.
Sebagian keropeng sudah lepas. Panjang luka 0,3 cm
Luka sudah
tertutup, mulai ditumbuhi rambut.
Bekas luka masih terlihat Luka sudah tertutup,
mulai di
tumbuhi rambut.
Bekas luka
masih terlihat 14
Luka sudah
tertutup. Keropeng
sudah lepas
sebagian, panjang luka 0,1 cm
Luka sudah
tertutup. Mulai ditumbuhi rambut.
Bekas luka masih terlihat
Luka sudah tertutup. Mulai
ditumbuhi rambut.
Bekas luka
masih terlihat 15
Luka sudah
tertutup. Keropeng
sudah lepas
keseluruhan, namun bekas luka masih terlihat
Luka sudah
tertutup Mulai ditumbuhi rambut.
Bekas luka mulai tidak terlihat
Luka sudah tertutup, mulai
ditumbuhi rambut.
Bekas luka
masih terlihat
34
16 Luka sudah tertutup. Mulai
ditumbuhi rambut. Bekas luka masih terlihat
Luka sudah
tertutup. Sudah tertutup rambut.
Bekas luka sudah tidak terlihat
Luka sudah tertutup. Sudah tertutup rambut.
Bekas luka sudah tidak terlihat
17- 21
Luka sudah
tertutup. Sudah tertutup rambut.
Bekas luka sudah tidak terlihat
Luka sudah
tertutup. Sudah tertutup rambut.
Bekas luka sudah tidak terlihat
Luka sudah tertutup. Sudah tertutup rambut.
Bekas luka sudah tidak terlihat
Hasil pengamatan patologi anatomi pada penelitian ini selaras dengan hasil pada penelitian terdahulu, dimana getah batang pohon pisang secara
umum memberikan efek percepatan persembuhan luka akut pada mencit. Hasil pengamatan patologi anatomi pada ketiga kelompok perlakuan pada hari
pertama hingga hari ke-3 tidak menunjukkan perbedaan, dimana luka dari ketiga kelompok masih sama-sama terbuka dan basah Gambar 4.
Luka yang diamati pada mencit menurut mekanisme terjadinya luka adalah luka insisi. Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka termasuk kelompok luka
stadium III, yaitu hilangnya kulit secara keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak
melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul secara klinis sebagai
suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya. Menurut waktu penyembuhannya luka yang diamati termasuk luka akut.
Warna merah pada luka merupakan hasil dari suatu peradangan terhadap luka. Reaksi ini berupa vasokonstriksi dari pembuluh darah yang segera diikuti
oleh vasodilatasi. Adanya gumpalan darah merupakan reaksi platelet yang teraktivasi dan protein fibrinogen yang banyak dikeluarkan oleh pembuluh darah.
Platelet akan teraktivasi untuk membentuk benang-benang fibrin yang akan menghentikan hemoraghi dan akan terlihat berupa gumpalan darah.
Gambaran makroskopis sampai hari ke-5 dari luka kelompok perlakuan dengan sediaan salep ekstrak batang pohon pisang terlihat lebih sempit jika
dibandingkan dengan kontrol negatif Gambar 5. Namun permukaan luka pada ketiga kelompok masih terlihat lembab, hal ini dipengaruhi oleh faktor pembawa
dari sediaan salep, yaitu vaseline, parafin solid dan oleum coccos yang termasuk dalam kelompok dasar salep hidrokarbon. Dasar salep hidrokarbon adalah dasar
bersifat lemak, bebas air, preparat yang berair mungkin dapat dicampur hanya dalam jumlah sedikit saja. Dasar hidrokarbon dipakai terutama untuk efek
emolien. Dasar salep tersebut tertahan pada kulit dan tidak memungkinkan
35
kelembaban kulit terlepas ke udara Ansel 1989. Menurut Somantri 2007, perkembangan perawatan luka sejak tahun 1940 hingga tahun 1970,
menunjukkan bahwa lingkungan yang lembab lebih baik daripada lingkungan kering. Laju epitelisasi luka yang ditutup poly-etylen dua kali lebih cepat daripada
luka yang dibiarkan kering. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa migrasi epidermal pada luka superficial lebih cepat pada suasana lembab daripada
kering, dan ini merangsang perkembangan perawatan luka modern baik menggunakan balutan ataupun sediaan topikal yang dapat mempertahankan
kelembaban. Lingkungan lembab meningkatkan migrasi sel epitel ke pusat luka dan melapisinya sehingga luka lebih cepat sembuh. Penggunaan sediaan salep
ini menyebabkan hidrasi, tetapi proses absorbsi bahan aktif pada perlakuan kontrol positif dan ekstrak tetap berlangsung.
Hidrasi dari kulit merupakan fakta yang paling penting dalam absorpsi perkutan. Hidrasi stratum corneum tampaknya meningkatkan derajat lintasan dari
semua obat yang mempenetrasi kulit. Peningkatan absorpsi disebabkan melunaknya jaringan dan akibat pengaruh ”bunga karang” dengan penambahan
ukuran pori-pori yang memungkinkan semua partikel arus bahan dapat melaluinya. Keberhasilan perawatan luka pada kondisi lembab harus disesuaikan
juga dengan jenis dan kondisi luka Ansel 1989. Penggunaan salep sebagai media pembawa bahan aktif untuk obat
persembuhan luka secara topikal, memperlihatkan hasil yang sangat mendukung dalam proses persembuhan luka. Sediaan salep sebagai pembawa dapat
mempertahankan kelembaban dan menghambat pengeluaran cairan dari kulit serta adanya efek peningkatan sirkulasi darah ke daerah luka sehingga dalam
beberapa hari pertama luka masih tampak lembab. Menurut Ansel 1989, faktor- faktor yang mempengaruhi peningkatan absorbsi perkutan adalah faktor
pembawa yang dapat dengan mudah menyebar di permukaan kulit. Pembawa yang meningkatkan jumlah uap air yang ditahan kulit umumnya cenderung baik
bagi absorpsi pelarut obat. Pembawa yang bersifat lemak bekerja sebagai penghalang uap air sehingga keringat tidak dapat menembus kulit, dan tertahan
pada kulit sehingga umumnya menghasilkan hidrasi dari kulit di bawah pembawa. Oleh karena itu, keefektifan terapi topikal dipengaruhi oleh tiga
komponen, yaitu: obat, pembawa dan kulit. Keropeng yang terbentuk pada kelompok sediaan salep ekstrak di hari
ke-7 lebih lambat jika dibandingkan dengan kelompok kontrol positif, tetapi lebih
36
cepat daripada kelompok kontrol negatif. Hal ini disebabkan oleh kondisi luka kelompok sediaan salep ekstrak yang masih lembab, dimana dasar salep
hidrokarbon sebagai pembawa pada sediaan salep ekstrak lebih mempengaruhi kelembaban tersebut. Keropeng scab yang terbentuk diatas permukaan luka
membantu hemostasis dan mencegah kontaminasi luka oleh mikroorganisme. Dibawah keropeng, epithelial sel berpindah dari luka ke tepi. Epitelial sel
membantu sebagai barier antara tubuh dengan lingkungan dan mencegah masuknya mikroorganisme. Kecepatan terbentuknya keropeng di ketiga
kelompok menandakan kecepatan dari persembuhan luka. Terbentuknya keropeng merupakan proses awal fase proliferasi pada proses persembuhan
luka. Proses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel. Secara garis besar
proses yang terjadi pada fase ini meliputi, re-epitelisasi, fibroplasia, kontraksi luka, dan neovaskularisasi Somantri 2007.
Waktu yang diperlukan untuk proses pengeringan luka kelompok perlakuan dengan sediaan salep ekstrak relatif sama dengan kelompok kontrol
positif, tetapi berbeda dengan kontrol negatif. Hal ini dipengaruhi oleh bahan aktif yang ada pada ekstrak batang pohon pisang Ambon mengandung mengandung
tannin, saponin dan flavonoid yang dapat berguna sebagai antibiotik dan merangsang pertumbuhan sel-sel baru pada luka Priosoeryanto et al 2006.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kondisi luka yang awalnya dalam kondisi lembab, terlihat segera mengering setelah terbentuk keropeng. Selain
dipengaruhi daya kerja bahan aktif pada sediaan salep ekstrak, hal ini juga dipengaruhi oleh cera alba yang ada pada komponen pembawa pada sediaan
salep sebagai kelompok dasar salep absorbsi. Daya kerja absorbsi dari cera alba terlihat lebih jelas pengaruhnya terhadap proses keringnya luka pasca terbentuk
keropeng, karena konsentrasinya yang lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi dasar salep hidrokarbon.
Pada hari ke-12 terlihat adanya perbedaan dari ketiga kelompok dimana pada kelompok kontrol positif dan kelompok salep ekstrak sudah terjadi
penyempitan luka serta pelepasan keropeng, sedangkan pada kelompok kontrol negatif penyempitan luka dan pelepasan keropeng dapat terlihat jelas pada hari
ke-15 Tabel 2. Proses lepasnya keropeng ini bersamaan dengan proses keringnya luka hal ini menandakan sudah terjadinya pertumbuhan sel-sel baru
pada kulit sehingga membantu mempercepat lepasnya keropeng dan
37
merapatnya tepi luka. Keropeng terlepas karena jaringan dibawahnya sudah kering dan tepi-tepi luka mulai tertarik ke tengah.
Pada kelompok perlakuan salep ekstrak dan kontrol positif, rambut mulai tumbuh di daerah luka pada hari ke-14 Gambar 7. Sedangkan pada kontrol
negatif rambut mulai tumbuh pada hari ke-16 Tabel 2. Tumbuhnya rambut pada daerah luka tersebut menunjukkan terjadinya proses regenerasi dan kondisi kulit
sudah mulai kembali normal Listyanti 2006. Tumbuhnya rambut yang lebih cepat pada kelompok perlakuan salep ekstrak dan kelompok kontrol positif
menunjukkan proses regenerasi pada kulit mencit lebih cepat dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif.
Pada hari ke-16 bekas luka sudah mulai menghilang pada kelompok salep ekstrak dan kelompok kontrol positif. Sedangkan pada kelompok kontrol
negatif mulai menghilang pada hari ke-17 Tabel 2. Bekas luka menghilang lebih cepat pada kelompok kontrol positif dan kelompok salep ekstrak dibandingkan
kelompok kontrol negatif. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan salep ekstrak dapat mempercepat hilangnya jaringan parut, karena adanya kandungan
zat aktif tanin. Efek tanin yang utama yaitu sebagai adstringensia yang banyak digunakan sebagai pegencang kulit. Dilihat dari sisi kosmetika keberadaan
jaringan parut pada permukaan kulit akan terlihat kurang baik. Pada hari ke-21 semua kelompok kembali normal Gambar 8. Proses persembuhan luka berada
pada fase maturasi, tujuan dari fase maturasi adalah : menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan
bermutu Somantri 2007. Selanjutnya gambar luka pada hari ke-3, hari ke-5, hari ke-7, hari ke-14
dan hari ke-21 disajikan pada Gambar 4, 5, 6, 7 dan Gambar 8 berikut ini.
38
A B
C
Gambar 4 Perbandingan Gambaran Patologi Anatomi Mencit Hari ke-3 Pasca
Perlakuan. Pada Kelompok Kontrol negatif
A luka masih basah dan
masih terbuka. Salep Komersil B
luka masih basah dan masih terbuka dan Salep ekstrak batang pohon pisang ambon
C luka masih basah
dan masih terbuka dan berwarna hitam.
A B
C
Gambar 5 Perbandingan Gambaran Patologi Anatomi Mencit Hari ke-5 Pasca
Perlakuan. Pada Kelompok Kontrol negatif
A luka masih terbuka dan
mulai mengering. Salep Komersil B
luka sudah mengering dan Salep ekstrak batang pohon pisang ambon
C luka sudah mulai mengering
namun masih terlihat lembab.
A B
C
Gambar 6 Perbandingan Gambaran Patologi Anatomi Mencit Hari ke-7 Pasca
Perlakuan. Pada Kelompok Kontrol negatif
A luka sudah mengering
tetapi belum terbentuk keropeng, Salep Komersil B
luka sudah mengecil dan sudah terbentuk keropeng
dan Salep ekstrak batang pohon pisang ambon
C luka menyempit dan tertutup keropeng.
39
A B
C
Gambar 7 Perbandingan Gambaran Patologi Anatomi Mencit Hari ke-14 Pasca
Perlakuan. Pada Kelompok Kontrol negatif
A
luka sudah menutup kerpeng lepas sebagian. Salep Komersil
B luka sudah menutup dan
mulai tumbuh rambut dan Salep ekstrak batang pohon pisang ambon
C
luka sudah menutup mulai tumbuh rambut dan sudah tidak terlihat bekas luka.
A B
C
Gambar 8 Perbandingan Gambaran Patologi Anatomi Mencit Hari ke-21 Pasca
Perlakuan. Pada Kelompok Kontrol negatif
A luka sudah tidak terlihat
dan sudah ditumbuhi rambut, Salep Komersil B
luka sudah tidak terlihat dan ditumbuhi rambut dan Salep ekstrak batang pohon pisang ambon
C luka sudah tidak terlihat lagi dan sudah ditumbuhi rambut.
40
4.2 Hasil Pangamatan Histopatologi HP.