Fase Proliferasi Aktivitas sediaan salep ekstrak batang pohon pisang ambon (Musa paradisiaca var sapientum) dalam proses persembuhan luka pada mencit (Mus musculus albinus).

18 sel null. Sel tipe B terdapat 10-12 dari keseluruhan limfosit. Sel B berperan dalam humoral imun respon. Sel T mempunyai jumlah yang lebih dominan yaitu 70-75 dari jumlah limfosit dan berperan dalam immunitas seluler Ganong 1997. Menurut Dellman dan Brown 1987, limfosit T terbagi atas 3 jenis, yaitu limfosit T-killer cytotoxicCTLs, limfosit T-helper Th cell, limfosit T- supresor Ts cells. Limfosit tidak memiliki kemampuan untuk melakukan fagositosis dan hanya memiliki kemampuan untuk melakukan kemampuan kemotaksis yang terbatas. Dalam persembuhan luka, peran limfosit adalah melepaskan limfokin yang mempengaruhi populasi dari sel-sel radang lainnya. Beberapa limfokin yang dilepaskan limfosit berpengaruh terhadap agregasi makrofag dalam proses persembuhan luka Banks dalam Handayani 2006.

b. Fase Proliferasi

Menurut Somantri 2007, proses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel. Secara garis besar proses yang terjadi pada fase ini meliputi, re-epitelisasi, fibroplasia, kontraksi luka, dan neovaskularisasi. Peran fibroblas sangat besar pada proses perbaikan yaitu bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan selama proses rekonstruksi jaringan. Fase kedua ini berlangsung dari hari ke 4 hingga hari ke-21 pasca perlukaan. Fibroblast menghubungkan sel-sel jaringan yang berpindah ke daerah luka mulai 24 jam pertama setelah pembedahan. Pada jaringan lunak yang normal tanpa perlukaan, pemaparan sel fibroblas sangat jarang dan biasanya bersembunyi di matriks jaringan penunjang. Sesudah terjadi luka, fibroblas akan aktif bergerak dari jaringan sekitar luka ke dalam daerah luka, kemudian akan berkembang proliferasi serta mengeluarkan beberapa substansi kolagen, elastin, hyaluronic acid, fibronectin dan proteoglycans yang berperan dalam membangun rekontruksi jaringan baru Shukla et al 1998. Fibroblast berfungsi membantu sintesis vitamin B dan C, dan asam amino pada jaringan kollagen. Diawali dengan mensintesis kolagen dan substansi dasar yang disebut proteoglikan kira-kira 5 hari setelah terjadi luka. Kolagen adalah substansi protein yang menambah tegangan permukaan dari luka. Jumlah kolagen yang meningkat menambah kekuatan permukaan luka sehingga 19 kecil kemungkinan luka terbuka. Fungsi kolagen yang lebih spesifik adalah membentuk cikal bakal jaringan baru connective tissue matrix dan dengan dikeluarkannya substrat oleh fibroblas, memberikan pertanda bahwa makrofag, pembuluh darah baru dan juga fibroblas sebagai kesatuan unit dapat memasuki kawasan luka. Sejumlah sel dan pembuluh darah baru yang tertanam didalam jaringan baru tersebut disebut sebagai jaringan “granulasi” ditandai dengan adanya pembuluh darah, kemerahan dan mudah berdarah. Pada saat itu lapisan persembuhan tampak dibawah garis irisan luka. Kapilarisasi tumbuh melintasi luka, meningkatkan aliran darah yang memberikan oksigen dan nutrisi yang diperlukan bagi penyembuhan. Fibroblast berpindah dari pembuluh darah ke luka membawa fibrin. Fase proliferasi akan berakhir jika epitel dermis dan lapisan kolagen telah terbentuk, terlihat proses kontraksi dan akan dipercepat oleh berbagai faktor pertumbuhan yang dibentuk oleh makrofag dan platelet.

c. Fase Maturasi

Dokumen yang terkait

Studi Pemakaian Tepung Pisang Ambon (Musa acuminata AAA) sebagai Anti-aging Dalam Sediaan Masker

6 108 86

Aktivitas sediaan gel dari ekstrak lidah buaya (Aloe barbadensis Mill.) pada proses persembuhan luka mencit (Mus musculus albinus)

0 13 6

Kajian Aktivitas Fraksi Air Rimpang Kunyit (Curcuma longa Linn.) Dalam Proses Persembuhan Luka Pada Mencit (Mus musculus albinus)

0 5 70

Kajian Aktivitas Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit (Curcuma longa Linn.) Dalam Proses Persembuhan Luka Pada Mencit (Mus musculus Albinus.)

0 10 88

Aktivitas dan uji stabilitas sediaan gel ekstrak batang pisang ambon (Musa paradisiaca var sapientum) dalam proses persembuhan luka pada mencit (mus musculus albinus)

8 74 65

PENGARUH BASIS SALEP TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOLIK BONGGOL PISANG AMBON (Musa paradisiaca var. Pengaruh Basis Salep Terhadap Sifat Fisik Sediaan Salep Ekstrak Etanolik Bonggol Pisang Ambon (Musa Paradisiaca Var. Sapientum L.) Sebaga

3 11 17

PENGARUH BASIS SALEP TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOLIK BONGGOL PISANG Pengaruh Basis Salep Terhadap Sifat Fisik Sediaan Salep Ekstrak Etanolik Bonggol Pisang Ambon (Musa Paradisiaca Var. Sapientum L.) Sebagai Penyembuhan Luka Terbuka Pa

0 3 12

PENDAHULUAN Pengaruh Basis Salep Terhadap Sifat Fisik Sediaan Salep Ekstrak Etanolik Bonggol Pisang Ambon (Musa Paradisiaca Var. Sapientum L.) Sebagai Penyembuhan Luka Terbuka Pada Tikus.

0 3 14

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Basis Salep Terhadap Sifat Fisik Sediaan Salep Ekstrak Etanolik Bonggol Pisang Ambon (Musa Paradisiaca Var. Sapientum L.) Sebagai Penyembuhan Luka Terbuka Pada Tikus.

0 3 4

PENGARUH PERAWATAN LUKA DENGAN PEMBERIAN GETAH TUNAS PISANG AMBON (Musa paradisiaca var. sapientum) TERHADAP KOLONI BAKTERI FASE INFLAMASI LUKA BAKAR GRADE II PADA MENCIT (mus musculus) STRAIN Balbc

0 0 16