I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan obat tradisional baik yang berasal dari hewan maupun dari tumbuhan banyak digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan
sejak zaman nenek moyang kita dulu. Pengobatan dengan obat tradisional tersebut merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan dasar
masyarakat di bidang kesehatan. Konsumsi beraneka jenis obat tertentu menurut Mursito 2002
mempunyai tujuan, mulai dari upaya pencegahan preventif, mempertahankan atau meningkatkan kesehatan tubuh promotif, dan melakukan pengobatan guna
penyembuhan suatu penyakit kuratif, untuk keperluan tersebut masyarakat memiliki berbagai pilihan cara pengobatan. Bahan obat tradisional biasanya
digunakan berdasarkan pengalaman empiris. Salah satu bahan tradisional yang digunakan untuk pengobatan adalah pohon pisang yang memiliki berbagai
manfaat, bahkan setiap bagiannya memiliki manfaat yang berbeda, salah satunya adalah getah batang pohon pisang yang dapat digunakan sebagai obat
persembuhan luka Versteegh 1988. Pisang umumnya merupakan tanaman pekarangan, walaupun diberbagai
daerah sudah dibudidayakan untuk diambil buahnya. Pisang merupakan tanaman yang berbuah hanya sekali, kemudian mati. Pohon pisang selalu
beregenerasi sebelum berbuah melauli tunas-tunas yang tumbuh pada bonggolnya. Iklim yang sesuai dan kondisi tanah yang banyak mengandung
humus memungkinkan pisang tersebar luas di Indonesia. Pisang tidak mengenal musim panen. Pohon ini dapat berbuah kapan saja Dalimartha 2005.
Ketersediaan pohon pisang yang melimpah pasca panen di Indonesia tidak didukung dengan pengembangan obat luka dari tanaman untuk
kepentingan komersial.
Permasalahan-permasalahan diatas
menjadi pertimbangan untuk mengembangkan obat persembuhan luka dari getah batang
pohon pisang ambon Musa paradisiaca var sapientum karena memiliki prospek yang sangat baik dalam pemanfaatannya dan pengembangnya menjadi
produk yang praktis siap pakai, dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia.
Beberapa pengujian secara ilmiah mengenai khasiat dari pohon pisang untuk persembuhan luka pernah dilaporkan. Salah satunya yaitu penelitian yang
2
dilakukan oleh Listyanti 2006, bahwa getah batang pohon pisang ambon Musa paradisiaca var. sapientum yang diaplikasikan secara topikal dalam
bentuk sediaan segar, pada proses persembuhan luka menggunakan hewan coba mencit memperlihatkan hasil yang memuaskan. Selain mempercepat
persembuhan luka, secara histologik juga memberikan efek kosmetik dengan memperbaiki struktur kulit yang rusak tanpa meninggalkan jaringan bekas luka
atau jaringan parut. Getahnya sekaligus mempercepat proses re-epitelisasi jaringan epidermis, pembentukan buluh darah baru neokapilarisasi,
pembentukan jaringan ikat fibroblas dan infiltrasi sel-sel radang pada daerah luka.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka penggunaan getah batang pohon pisang sebagai obat persembuhan luka memiliki prospek yang sangat baik
untuk dikembangkan menjadi sediaan farmasi. Salah satunya adalah dalam bentuk sediaan salep dari ekstrak batang pohon pisang Ambon yang
diaplikasikan secara topikal, kemudian diuji kembali aktifitasnya terhadap persembuhan luka pada mencit. Penggunaan ekstrak batang pohon pisang
ambon dalam sediaan salep belum pernah diujicobakan sebelumnya. Sediaan salep ekstrak didalam penelitian ini diuji dengan kontrol positif
sebagai pembanding yaitu obat luka komersial yang juga berbentuk salep. Salep dipilih sebagai bentuk sediaan karena stabilitasnya baik, berupa sediaan halus,
mudah digunakan, mampu menjaga kelembaban kulit, tidak mengiritasi kulit dan mempunyai tampilan yang lebih menarik Ansel 1989.
I.2 Tujuan Penelitian