Teknik Multi Dimensional Scaling MDS

2.3. Teknik Multi Dimensional Scaling MDS

Mainstreaming pembangunan berkelanjutan adalah strategi dalam meningkatkan pengelolaan lahan kering yang diharapkan dapat memperbaiki kondisi sumberdaya dan masyarakat yang mengelola lahan kering itu sendiri. Walaupun konsep keberlanjutan dalam sektor pertanian sudah mulai dapat dipahami, namun sampai sekarang masih dialami kesulitan dalam menganalisismengevaluasi keberlanjutan pembangunan sektor pertanian. Khususnya ketika dihadapkan pada permasalahan mengintegrasikan informasidata dari keseluruhan komponen secara holistic meliputi aspek ekologi, ekonomi dan sosial. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengevaluasi status keberlanjutan pengelolaan lahan kering adalah menggunakan teknik Multi Dimensional Scalling MDS. MDS adalah suatu teknis multi-diciplinary rapid appraisal untuk mengetahui tingkat keberlanjutan dari pengelolaan lahan kering berdasarkan sejumlah atribut yang mudah untuk diskoring. Atribut dari setiap dimensi ekologi, ekonomi dan sosial yang akan dievaluasi dapat dipilih untuk merefleksikan keberlanjutan, serta dapat diperbaiki atau diganti ketika informasi terbaru diperoleh. Ordinasi dari setiap atribut digambarkan dengan menggunakan multi-dimensional scaling MDS Kavanagh, 2001. Pemilihan MDS dalam analisis keberlanjutan pengelolaan lahan kering dilakukan mengingat metode yang lain, terbukti tidak mampu untuk menghasilkan secara holistik, cepat, obyektif, dan terkuantifikasi. Didalam MDS, obyek atau titik yang diamati dipetakan kedalam ruang dua atau tiga dimensi, sehingga obyek atau titik tersebut diupayakan ada sedekat mungkin terhadap titik asal. Dengan kata lain, dua titik atau obyek yang sama dipetakan dalam satu titik yang saling berdekatan satu sama lain. Sebaliknya obyek atau titik yang tidak sama digambarkan dengan titik yang berjauhan. Pada setiap pengukuran yang bersifat mengukur metric seberapa fit goodness of fit, jarak titik pendugaan dengan titik asal, menjadi sangat penting. 18 Goodness of fit dalam MDS tidak lain mengukur seberapa tepat konfigurasi dari suatu titik dapat mencerminkan data aslinya. Goodnes of fit dalam MDS dicerminkan dari besaran nilai S-stress yang dihitung berdasarkan nilai S di atas. Nilai stress yang rendah menunjukkan good fit sementara nilai S yang tinggi sebaliknya. Di dalam model MDS yang baik ditunjukkan dengan nilai stress yang lebih kecil dari 0,25 S 0,25 Kavanagh, 2001. Prosedur analisis MDS dalam penelitian pengelolaan lahan kering berkelanjutan berbasis gender dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut: a. analisis terhadap data pengelolaan lahan kering di Provinsi DI Yogyakarta melalui survey, pengamatan, diskusi terarah dan studi literatur, b. melakukan skoring dengan mengacu pada literatur dengan menggunakan excel, c. melakukan analisis MDS dengan software SPSS untuk menentukan ordinasi dan nilai stress melalui ALSCAL Algoritma, d. melakukan rotasi untuk menentukan posisi pengelolaan lahan kering pada ordinasi bad dan good dengan Excell dan Visual Basic, dan e. melakukan analisis sensitifitas leverage analysis dan Monte Carlo analysis untuk memperhitungkan aspek ketidakpastian. Penggunaan MDS dan analisis gender menghasilkan gambaran yang jelas dan komprehensif mengenai kondisi sumberdaya lahan kering yang ada dan permasalahan gender, khususnya lahan kering di daerah penelitian sehingga akhirnya dapat dijadikan bahan untuk menentukan kebijakan yang tepat untuk mencapai pembangunan pengelolaan lahan kering yang berkelanjutan berbasis gender dan berwawasan lingkungan.

2.4. Akses, Kontrol, Manfaat dan Partisipasi Laki-Laki dan Perempuan