Disain Sistem Pengelolaan Lahan Kering Berkelanjutan Berbasis

Tabel 46 lanjutan No Dimensi Sosial Akses Kontrol Manfaat Partisipasi 3 Penetapan AturanKesepakatan dalam Musyawarah L d L L + P L + P 4 Kelembagaan L d L d L + P L 5 Media Informasi L + P L + P L + P L + P Keterangan : L = laki-laki lebih dominan L d = Laki-laki sangat dominan P = Perempuan lebih dominan L + P = laki-laki dan perempuan lebih dominan Tiga faktor dominan yang sangat didominasi laki-laki harus didorong menuju kesetaraan gender untuk dapat memperbaiki kondisi dimensi sosial pengelolaan lahan kering sumber air curah hujan. Berdasarkan Tabel 44, 45, dan 46 maka atribut pada dimensi ekologi, ekonomi dan sosial yang sangat kuat di dominasi laki-laki menjadi faktor sensitif untuk dibangun menjadi arah kebijakan pengelolaan lahan kering yang responsif gender pada sumber air curah hujan seperti ditunjukkan pada Tabel 47. Tabel 47. Faktor yang paling sensitif mempengaruhi pola relasi gender pada pengelolaan lahan kering pada sumber air curah hujan. Dimensi Sumber Air Ekologi Ekonomi Sosial Curah hujan 1. Akses dan kontrol terhadap teknologi pengolahan tanah 2. Kontrol terhadap upaya menjaga kesuburan tanah 3. Akses dan kontrol terhadap kepemilikan tanah 4. Akses terhadap penggunaan pestisida dan pupuk kimia 5. Kontrol terhadap ketersediaan air Tidak ada pola relasi gender yang sangat dominan

1. Akses dan kontrol

terhadap pelatihan dan penyuluhan 2. Akses terhadap penetapan aturan kesepakatan dalam musyawarah 3. Akses dan kontrol terhadap kelembagaan

5.4. Disain Sistem Pengelolaan Lahan Kering Berkelanjutan Berbasis

Gender Sumber Air Curah Hujan di Provinsi DI Yogyakarta Dalam mendisain sistem pengelolaan lahan kering berkelanjutan berbasis gender digunakan analisis prospektif. Analisis prospektif mampu mengeksplorasi kemungkinan di masa yang akan datang sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan. Demikian, dapat dipersiapkan tindakan strategis masa depan dengan 104 cara menentukan faktor-faktor kunci yang berperan penting terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Hasil analisis keberlanjutan pengelolaan lahan kering di Provinsi DI Yogyakarta berdasarkan jenis sumber air dengan curah hujan diketahui 9 sembilan atribut yang sensitif mempengaruhi nilai indeks keberlanjutan pengelolaan lahan kering yaitu : 1 Penggunaan pupuk dan pestisida, 2 Tingkat kesuburan tanah, 3 Luas kepemilikan lahan, 4 Teknik pengelolaan tanah, 5 Nilai ekonomi komoditas yang diusahakan, 6 Harga dan pemasaran, 7 Modal usaha, 8 Frekuensi konflik, 9 Ketersediaan aturan adat, agama, dan perundang-undangan Tabel 40, halaman 97. Berdasarkan pendapat pakar melalui diskusi kelompok terarah di Provinsi DI Yogyakarta dilakukan analisis prospektif untuk melihat pengaruh dan ketergantungan antar faktor dan hasilnya seperti ditunjukkan pada Gambar 15 adalah faktor yang paling berpengaruh dan ketergantungan antar faktor yang paling rendah terhadap indeks keberlanjutan pada pengelolaan lahan kering dengan jenis sumber air curah hujan adalah pada kuadran 1 satu yaitu teknik pengolahan tanah Gambar 15. Gambar 15. Pengaruh dan ketergantungan antar faktor dalam pengelolaan lahan kering berkelanjutan sumber air curah hujan. Gambaran Tingkat Kepentingan Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Sistem yang Dikaji Keterseiaan aturan adat, agama, dan perundang-undangan Frekuensi konflik Modal usaha Harga dan pemasaran Penggunaan pupuk dan pestisida Teknik pengolahan tanah Nilai ekonomi komoditas yang diusahakan Tingkat kesuburan tanah Luas kepemilikan lahan - 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 2.00 - 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 Ketergantungan P en gar uh 105 Dalam penyusunan arahan kebijakan Pengelolaan Lahan Kering Berkelanjutan Berbasis Gender di Provinsi DI Yogyakarta dengan sumber air curah hujan, dilakukan identifikasi pada seluruh faktor dominan hasil analisis prospektif dan faktor dominan hasil analisis gender, hasil gabungan dua analisis ditunjukkan pada Tabel 48. Tabel 48. Faktor gabungan hasil analisis prospektif dan analisis gender yang berpengaruh terhadap pengelolaan lahan kering berkelanjutan berbasis gender dengan sumber air dari curah hujan No Analisis Prospektif No Analisis Gender 1. Teknik pengolahan tanah 1. Akses dan kontrol yang setara petani laki-laki dan perempuan terhadap teknik pengolahan tanah 2. Kontrol yang setara petani laki-laki dan perempuan terhadap sumber air 3. Akses dan kontrol yang setara petani laki-laki dan perempuan dalam kepemilikan lahan 4. Akses yang setara petani laki-laki dan perempuan dalam penggunaan pupuk dan pestisida yang ramah lingkungan 5. Kontrol petani laki-laki dan perempuan dalam upaya menjaga kesuburan tanah 6. Akses dan kontrol yang setara petani laki-laki dan perempuan dalam pelatihan dan penyuluhan 7. Akses dan kontrol yang setara petani laki-laki dan perempuan dalam kelembagaan petani 8. Akses yang setara petani laki-laki dan perempuan dalam penetapan aturankesepakatan dalam musyawarah Berdasarkan hasil analisis pengaruh dan ketergantungan antar faktor terhadap keseluruhan faktor dominan, maka diperoleh dua faktor yang mempunyai pengaruh kuat dan ketergantungan antar faktor rendah dalam pengelolaan lahan kering di lokasi studi, yaitu: 1. Akses dan kontrol yang setara petani laki-laki dan perempuan terhadap teknik pengolahan tanah, dan 2. Kontrol yang setara petani laki-laki dan perempuan terhadap sumber air, dan satu faktor yang mempunyai pengaruh kuat dan ketergantungan antar faktor yang kuat pula, yaitu Akses dan kontrol yang setara petani laki-laki dan perempuan terhadap pelatihan dan penyuluhan Gambar 16. Ketiga faktor tersebut perlu dikelola dengan baik dan menjadi dasar dalam perumusan kebijakan dan strategi 106 pengelolaan lahan kering berkelanjutan dan berbasis gender dengan sumber air curah hujan. Gambaran Tingkat Kepentingan Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Sistem yang Dikaji Teknik Pengolahan Tanah A-K Penetapan AturanKesepakatan dalam Musyawarah A Kelembagaan A-K Ketersediaan Air K Upaya Menjaga Kesuburan Tanah K Pelatihan dan Penyuluhan A-K Kepemlikan Lahan A-K Penggunaan Pupuk Anorganik Pestisida Kimia A - 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 - 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 1,60 1,80 Ketergantungan Pengaruh Gambar 16. Pengaruh dan ketergantungan antar faktor dalam pengelolaan lahan kering berkelanjutan dan responsif gender pada sumber air curah hujan Deskripsi kemungkinan perubahan kondisi state dari 2 faktor strategis dalam pengelolaan lahan kering berkelanjutan berbasis gender di Provinsi DI Yogyakarta dengan ketersediaan air dari curah hujan di masa yang akan datang dapat dilihat pada Tabel 49. Hasil identifikasi tentang bagaimana elemen kunci dapat berubah dengan menentukan keadaan state pada setiap faktor dan memeriksa perubahan mana yang tidak dapat terjadi bersamaan incompatible disajikan pada Tabel 50. Perubahan faktor yang dapat terjadi bersamaan merupakan skenario-skenario strategis yang mungkin terjadi pada pengelolaan lahan kering berkelanjutan berbasis gender dengan sumber air curah hujan di Provinsi D.I. Yogyakarta seperti tercantum pada Tabel 51. 107 Tabel 49. Prospektif faktor-faktor kuncipenentu dalam pengelolaan lahan kering berkelanjutan berbasis gender dengan sumber air curah hujan di Provinsi DI Yogyakarta Keadaan state masa depan faktor No. Faktor Strategis 1A 1B 1C 1D 1. Akses dan kontrol petani laki-laki dan perempuan terhadap teknik pengolahan tanah Tanpa teknologi pengolahan tanah Teknologi pengolahan tanah yang sederhana dan tidak ramah perempuan Akses dan kontrol tidak setara terhadap Teknologi pengolahan tanah yang intensif tetapin tidak ramah lingkungan Akses dan kontrol setara terhadap Teknologi pengolahan tanah yang intensif dan ramah lingkungan 2A 2B 2. Kontrol petani laki-laki dan perempuan terhadap sumber air Sumber air terbatas dan didominasi laki-laki Kontrol terhadap sumber air setara antara laki-laki dan perempuan serta berkelanjutan 3A 3 Akses dan kontrol dalam pelatihan dan penyuluhan Akses dan kontrol tidak setara terhadap Pelatihan dan penyuluhan Keterangan : 1A sampai dengan 1C adalah kondisi kemungkinan perubahan faktor strategis 1 di masa mendatang 2A sampai dengan 2B adalah kondisi kemungkinan perubahan faktor strategis 2 di masa mendatang 3A faktor strategis 3 di masa mendatang Tabel 51 menunjukkan tiga skenario strategi utama yang dapat dirumuskan dari berbagai kondisi state setiap faktor yang mungkin terjadi di masa yang akan datang dalam pengelolaan lahan kering berkelanjutan berbasis gender dengan sumber air curah hujan di Provinsi D.I. Yogyakarta. Definisi masing-masing strategi tersebut disajikan pada Tabel 52. 108 Tabel 50. Incompatible antar keadaan state dari ketiga faktor penting dalam pengelolaan lahan kering berkelanjutan berbasis gender dengan sumber air curah hujan di Provinsi D.I. Yogyakarta ke depan. Keadaan state masa depan faktor No. Faktor Strategis 1A 1B 1C 1D 1. Akses dan kontrol petani laki-laki dan perempuan terhadap teknik pengolahan tanah Tanpa teknologi pengolahan tanah Teknologi pengolahan tanah yang sederhana dan tidak ramah perempuan Akses dan kontrol tidak setara terhadap Teknologi pengolahan tanah yang intensif tetapi tidak ramah lingkungan Akses dan kontrol setara terhadap Teknologi pengolahan tanah yang intensif dan ramah lingkungan 2A 2B 2. Kontrol petani laki-laki dan perempuan terhadap sumber air Sumber air terbatas dan didominasi laki-laki Kontrol terhadap sumber air setara antara laki-laki dan perempuan serta berkelanjutan 3A 3 Akses dan kontrol dalam pelatihan dan penyuluhan Akses dan kontrol tidak setara terhadap Pelatihan dan penyuluhan Keterangan : = menunjukkan incompatible antar state Tabel 51. Hasil analisis skenario strategi pengelolaan lahan kering berkelanjutan berbasis gender dengan sumber air curah hujan di Provinsi D.I. Yogyakarta. No. Skenario Strategi Urutan Faktor 1. Pemiskinan petani 1A; 2A; 3A 2. Bertahan dalam dalam kemiskinan 1B; 2A; 3A 3. Mencari peluang dan menuju kesetaraan gender 1D; 2B; 3A 109 Tabel 52. Definisi masing-masing skenario strategi pengelolaan lahan kering berkelanjutan berbasis gender dengan sumber air curah hujan di Provinsi D.I. Yogyakarta No. Skenario Strategi Kondisi yang Mungkin Terjadi 1. Pemiskinan petani 1A, 2A 1A Tanpa teknologi pengolahan tanah 2A sumber air terbatas dan didominasi laki-laki 3A Akses dan kontrol tidak setara terhadap pelatihan dan penyuluhan Dalam kondisi demikian pendapatan petani dari waktu ke waktu menurun. Bahkan mungkin tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya untuk makan yang layak. Marginalisasi dan beban ganda terhadap perempuan masih terus berlanjut Perempuan tidak punya akses pada pengelolaan lahan kering. 2. Bertahan dalam kemiskinan 1B, 2A 1B Teknologi pengolahan tanah yang sederhana dan tidak ramah perempuan 2A sumber air terbatas dan didominasi laki-laki 3A Akses dan kontrol tidak setara terhadap pelatihan dan penyuluhan Dalam kondisi demikian kegiatan usahatani dalam jangka panjang akan sangat tergantung pada kondisi alam. Sehingga kehidupan petani tetap dalam kondisi miskin. Terjadi ketidaksetaraan pola relasi gender pada pengelolaan lahan kering karena rendahnya akses dan kontrol petani perempuan miskin pada pengolahan tanah, penguasaan teknologi pengolahan tanah rendah dan pelatihan dan penyuluhan. 3. Mencari peluang dan menuju kesetaraan gender 1D, 2B 1D Akses dan kontrol setara terhadap teknologi pengolahan tanah yang intensif dan pro konservasi serta ramah perempuan 2B Kontrol terhadap sumber air setara antara laki-laki dan perempuan serta berkelanjutan 3A Akses dan kontrol tidak setara terhadap pelatihan dan penyuluhan Dalam kondisi demikian kegiatan usahatani harus diarahkan untuk mengembangkan teknologi sederhana tata air mikro untuk menjaga ketersediaan air pada musim kemarau sehingga dapat meningkatkan intensitas tanam dan curahan waktu yang adil bagi petani laki-laki dan perempuan untuk mengelola lahan kering 110 5.4.1. Simulasi Nilai Indeks Keberlanjutan Pengelolaan Lahan Kering Berkelanjutan Berbasis Gender jenis sumber air curah hujan Penentuan strategi prioritas dilakukan kembali oleh responden pakar terkait dengan pengelolaan lahan kering berbasis gender dengan sumber air curah hujan menggunakan kuesioner. Responden yang berjumlah 32 orang dengan 16 orang dari Kabupaten Bantul dan 16 orang dari Kabupaten Gunungkidul. Responden tersebut adalah responden yang sama pada saat penentuan faktor. Perincian responden untuk penentuan strategi prioritas disajikan pada Tabel 53. Tabel 53. Responden pakar untuk penentuan strategi prioritas. No. Responden Jumlah orang 1. Bappeda 4 2. DPRD 4 3. LSM Lingkungan 2 4. Pakar Gender 2 5. Tokoh Masyarakat 2 6. Dosen PertanianSumberdaya Lahan 2 7. Dinas Instansi terkait 8 8. Kelompok tani 8 Berdasarkan hasil FGD maka pakar sepakat bahwa skenario bertahan dalam kemiskinan merupakan skenario yang akan terjadi di masa depan. Hal tersebut disajikan pada Tabel 54. Tabel 54. Persentase pendapat responden terhadap masing-masing skenario No. Skenario Strategi Persentase Peringkat 1. Pemiskinan petani 0,00 2 2. Bertahan dalam dalam kemiskinan 100,00 1 3. Mencari peluang dan menuju kesetaraan gender 0,00 2 Jumlah 100 Mengingat penelitian ini difokuskan pada pengelolaan lahan kering berkelanjutan berbasis gender maka berikut disajikan simulasi untuk pengelolaan lahan kering dengan sumber air curah hujan dalam rangka menuju pengelolaan yang berkelanjutan dan berbasis gender. 111 Simulasi pengelolaan lahan kering dengan sumber air curah hujan dimulai dengan kondisi saat ini, melalui skenario terpilih bertahan dalam kemiskinan dan menuju skenario “mencari peluang dan menuju kesetaraan gender” Skenario 1. Bertahan dalam kemiskinan Kondisi ketersediaan air yang terbatas karena hanya mengandalkan curah hujan menyebabkan tidak adanya perubahan faktor penggerak yang mungkin terjadi pada pengelolaan lahan kering skenario bertahan dalam kemiskinan, seperti disajikan pada Tabel 56 sehingga tidak ada perubahan nilai indeks keberlanjutan baik pada dimensi ekologi, ekonomi dan sosial seperti ditunjukkan pada Tabel 55. Tabel 55. Perubahan nilai indeks keberlanjutan pada pengelolaan lahan kering berkelanjutan berbasis gender dengan sumber air curah hujan pada skenario bertahan dalam kemiskinan No Dimensi Nilai Indeks Keberlanjutan kondisi awal Nilai Indeks Keberlanjutan Skenario 1 Perubahan Nilai Indeks 1 Ekologi 17,61 17,61 2 Ekonomi 32,50 32,50 3 Sosial 43,50 43,50 Multidimensi 37,36 37,36 Perubahan kondisi skor pada tiap atribut yang sensitif mempengaruhi keberlanjutan dan responsif gender ditunjukkan pada Tabel 56. Tabel 56. Perubahan nilai skor kondisi awal dengan nilai skor perubahan pada Skenario bertahan dalam kemiskinan pada pengelolaan lahan kering berkelanjutan berbasis gender dengan sumber air curah hujan No Faktor Penggerak Nilai Skor Awal Nilai Skor perubahan skenario 1 1 Akses dan kontrol petani laki- laki dan perempuan terhadap teknik pengolahan tanah 1 1 2 Kontrol petani laki-laki dan perempuan terhadap sumber air 0 0 112 Tabel 56 lanjutan No Faktor Penggerak Nilai Skor Awal Nilai Skor perubahan skenario 1 3 Akses dan kontrol petani laki- laki dan perempuan terhadap pelatihan dan penyuluhan 2 2 Pada skenario bertahan dalam kemiskinan, kondisi ke depan yang mungkin terjadi adalah pengelolaan lahan kering yang mengandalkan curah hujan akan mendorong degradasi lahan dan petani miskin tidak mempu meningkatkan kesuburan tanah. Pelatihan dan penyuluhan walaupun sudah dilakukan tetapi akses dan kontrol perempuan rendah dibandingkan laki-laki. Pada skenario ini arahan kebijakan yang disarankan adalah: Mendorong pengembangan komoditas yang tidak berbasis air dan dapat diakses oleh petani perempuan dan laki-laki, seperti mixed farming atau peternakan. Skenario 2. Mencari Peluang dan Menuju Kesetaraan Gender Perubahan faktor penggerak yang mungkin terjadi pada pengelolaan lahan kering berkelanjutan berbasis gender dengan sumber air curah hujan pada skenario mencari peluang dan menuju kesetaraan gender, seperti disajikan pada Tabel 56 akan mendorong perubahan nilai indeks keberlanjutan baik pada dimensi ekologi, ekonomi dan sosial seperti ditunjukkan pada Tabel 57. Tabel 57. Perubahan nilai indeks keberlanjutan pada pengelolaan lahan kering berkelanjutan berbasis gender dengan sumber air curah hujan pada skenario mencari peluang dan menuju kesetaraan gender No Dimensi Nilai Indeks Keberlanjutan kondisi awal Nilai Indeks Keberlanjutan Skenario 2 Perubahan Nilai Indeks 1 Ekologi 17,61 34,23 16,62 2 Ekonomi 32,50 32,50 3 Sosial 43,50 43,50 Multidimensi 37,36 40,35 2,99 Perubahan kondisi skor pada tiap atribut yang sensitif mempengaruhi keberlanjutan dan responsif gender ditunjukkan pada Tabel 58. 113 Pada skenario mencari peluang dan menuju kesetaraan gender terjadi peningkatan nilai indeks yang cukup nyata pada dimensi ekologi jika dibandingkan dengan kondisi awal existing condition yaitu semula buruk menjadi kurang berkelanjutan. Pada kondisi ini dimensi ekologi masih tidak mampu memberikan keuntungan ekonomi bagi petani baik pada saat ini maupun masa mendatang. Pada skenario ini arahan kebijakan yang disarankan sebagai berikut: Meningkatkan akses dan kontrol perempuan pada teknologi pengolahan tanah yang pro lingkungan, serta mendorong penguasaan perempuan dalam penggunaan air untuk pengelolaan lahan kering dan diseminasinya melalui pelatihan dan penyuluhan. Tabel 58. Perubahan nilai skor kondisi awal dengan nilai skor perubahan pada Skenario mencari peluang dan menuju kesetaraan gender pada pengelolaan lahan kering berkelanjutan berbasis gender dengan sumber air curah hujan No Faktor Penggerak Nilai Skor Awal Nilai Skor perubahan skenario 1 Akses dan kontrol petani laki- laki dan perempuan terhadap teknik pengolahan tanah 1 2 2 Kontrol petani laki-laki dan perempuan terhadap sumber air 1 3 Akses dan kontrol petani laki- laki dan perempuan terhadap pelatihan dan penyuluhan 2 2 Prediksi simulasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 17.

5.4.2. Disain Model Pengelolaan Lahan Kering Berkelanjutan Berbasis

Gender dengan Sumber Air Curah Hujan di Provinsi DI Yogyakarta. Disain model pengelolaan lahan kering berkelanjutan berbasis gender dengan sumber air curah hujan di Provinsi DI Yogyakarta disajikan pada Gambar 18. 114 KONDISI PERUBAHAN PERUBAHAN SAAT INI JANGKA PENDEK JANGKA PANJANG Gambar 17. Simulasi perubahan nilai indeks keberlanjutan pengelolaan lahan kering berbasis gender dengan ketersediaan air curah hujan Tidak ada faktor yang berubah Skenario : Bertahan dalam kemiskinan Ekologi : 17,61 Ekonomi : 32,50 Sosial : 40,51 Multidimensi : 37,36 Faktor yang berubah adalah :

1. Akses dan kontrol

setara petani perempuan dan laki terhadap teknik pengolahan tanah 2. Kontrol yang setara petani laki-laki dan perempuan terhadap sumber air Skenario: Mencari peluang dan menuju kesetaraan gender Ekologi : 34,23 Ekonomi : 32,50 Sosial : 43,50 Multidimensi : 40,35 Ekologi : 17,61 Ekonomi : 32,50 Sosial : 40,51 Multidimensi : 37,36 Indeks keberlanjutan pengelolaan lahan kering saat ini 115 Gambar 18 116 Aktor Stakeholders yang berperan Dalam pengelolaan Lahan Kering LK Stakeholders Assessment Identifikasi kebutuhan dalam pengelolaan LK berkelanjutan Berbasis Gender Penilaian indeks keberlanjutan berdasarkan kondisi saat ini. ANALISIS KEBERLANJUTAN Sosial budaya Ekologi Ekonomi Ekologi APMK Ekonomi APMK Sosial budaya APMK ANALISIS GENDER CURAH HUJAN Pakar gender PSWG BappedaPem erintah Petani laki dan perempuan LSM Gender Lingkungan Dosen pertanian sumberdaya lahan DPRD komisi gen- der p ertanian Penyuluh Tani Skenario Ideal Mencari peluang dan menuju kesetaraan gender Skenario 1 Pemiskinan petani Skenario 2 Bertahan dalam dalam kemiskinan Akses dan kontrol yang setara terhadap teknik pengolah- an tanah yang ramah perempuan dan pro konservasi Faktor penggerakkunci Faktor penggerak driven Factor dalam pengelolaan LK berkelanjutan dan berbasis gender Kontrol yg setara terhadap ketersediaan Air Akses yg setara terhadap penggunaan pupuk anorganik pestisida kimia Kontrol yg setara ter- hadap upaya menjaga ke- suburan tanah Akses kon- trol yg setara terhadap Pe- latihan penyuluhan Akses kontrol yg setara terhadap Kelembaga an Akses yg setara dalam Penetapan aturankese- pakatan da- lam musya- warah Entry Points Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengelolaan LK berkelanjutan dan Berbasis gender Akses Kontrol yg setara terhadap Tek- nik pengolah- an tanah Akses kon- trol yg setara terhadap kepemilikan lahan Skenario Skenario berdasarkan perubahan state 5 tahun kedepan Tujuan Strategis : Terwujudnya pengelolaan LK yang berkelanjutan dan berbasis gender Kontrol yang setara terhadap sumber air KEBIJAKAN PENGELOLAAN LK SAAT INI Gambar 18. Model Pengelolaan Lahan Kering Berkelanjutan Berbasis Gender Sumber Air Hujan

5.5. Nilai Indeks Keberlanjutan Pengelolaan Lahan Kering Sumber Air