f. Pemberdayaan pedagang kecil g. Monitoring produkkomoditi ekspor, calon investor dan perijinan
3. Koperasi
Sampai dengan tahun 2004, koperasi yang ada di Kabupaten Bantul berjumlah 336 unit, semuanya telah berbadan hukum lihat Tabel 32. Jenis usaha yang digeluti
oleh koperasi-koperasi tersebut meliputi perdagangan umum, simpan pinjam, pertokoan, dan sebagainya.
Tabel 32. Koperasi Berbadan Hukum di Kabupaten Bantul Tahun 2002 sd 2004 No
Kecamatan Tahun 2002 Tahun 2004
1 Kasihan 21
22 2 Sewon
44 41
3 Banguntapan 32
30 4 Pundong
8 8
5 Dlingo 11
11 6 Piyungan
11 12
7 Pajangan 7
6 8 Bantul
67 72
9 Srandakan 9
10 10 Pandak
11 10
11 Imogiri 18
20 12 Sanden
18 18
13 Kretek 12
11 14 Sedayu
10 8
15 Jetis 24
25 16 Pleret
15 16
17 Bambanglipuro 16
16
JUMLAH 334
336
Sumber : BPS 2005b Analisis gender belum terinternalisasi pada penyusunan rencana program dinas
perindustrian, perdagangan, dan koperasi, dan yang ada hanya program untuk sasaran perempuan. Data tepilah tidak tersedia.
4.6.13.4. Dinas Tenaga Kerja
Jumlah angkatan kerja di Kabupaten Bantul pada tahun 2000 adalah sebanyak 347.539 orang dan jumlah pengangguran sebanyak 38.676 orang. Upaya untuk
mengurangi jumlah pengangguran tersebut diprogramkan: a. Perencanaan pemberdayaan ketenagakerjaan
b. Pelatihan dan peningkatan keterampilan tenaga kerja dengan memanfaatkan Balai Latihan Kerja BLK
81
c. Penerapan teknologi tepat guna untuk menghasilkan nilai tambah d. Pelatihan pemberdayaan tenaga kerja mandiri
e. Penempatan tenaga kerja lokal f. Penempatan tenaga kerja ke luar negeri, dengan sistem AKAL, AKAD, dan
AKAN g. Pembinaan hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja
h. Pemberdayaan dan penertiban lembaga latihan kerja swasta. Analisis gender belum dimasukkan dalam perencanaan program dan kegiatan dinas
tenaga kerja Kabupaten Bantul sehingga tidak dapat diketahui dampak program terhadap laki-laki dan perempuan yang mempunyai peran, fungsi dan tanggung jawab
yang berbeda karena konstruksi sosial.
4.6.13.5. Kegiatan Pengelolaan Lahan Kering di Kabupaten Bantul
Curah hujan tahunan berkisar antara rendah kurang dari 2.000 mm sampai sedang 2.000 mm – 2.500 mm dengan rata-rata hari hujan hanya 5 – 10 hari dan curah
hujan bulanan pada musim kemarau 0 – 60 mm seperti ditunjukkan pada Tabel 23. Rendahnya curah hujan pada musim kemarau menyebabkan permasalahan utama pada
lahan kering adalah kurangnya ketersediaan air untuk pertanian pada musim kering atau MK2.
Di lokasi penelitian Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, ketersediaan air dan solum tanah yang tipis dengan tingkat kesuburan yang rendah
Tabel 21 merupakan masalah utama yang sangat terasa pada musim kemarau, sehingga posisi lahan terhadap sumber air dan pengolahan tanah merupakan salah satu
faktor yang sangat menentukan usaha pertanian. Sebagian Petani di lokasi penelitian menampung air pada musim penghujan dengan cara membuat cekungan-cekungan atau
dam kecil sepanjang alur parit untuk dimanfaatkan pada musim kemarau lokasi dam parit pada lampiran 2. Petani yang mempunyai sumber air pada musim kemarau
masih dapat mengusahakan tanaman pada lahan di sekitar sumber air. Pola usahatani yang diusahakan di lokasi penelitian adalah tumpangsari dan mixed farming dengan
ternak. Pola tanam yang diusahakan pada petani yang mempunyai dam parit adalah kacangjagung - kacangjagungsingkonghortikultura sedangkan pada petani yang tidak
82
mempunyai dam parit pola tanamnya kacangjagungsingkong - kacangjagung singkong.
Ukuran embung di daerah penelitian biasanya 7 dari luas lahan yang akan diari, misal luas lahan yang akan diari 1.000 m2 maka dimensi embungnya adalah 70
m2 atau 4x6x3 meter. Sumber air embung adalah curah hujan pada waktu musim penghujan dan sebagian dari limpasan dan rembesan yang terjadi dari lahan diatasnya.
Skenario pemanfaatan air embung adalah air dimanfaatkan pada musim kemarau sekitar Juni, Juli dan Agustus, untuk menyiram pertanaman disekitar embung. Cara
pemberian air dapat dilakukan dengan menimba air atau menggunakan mesin pompa air dan dialirkan dengan pipa atau saluran air.
4.7. Gambaran Umum Kabupaten Gunungkidul
Kabupaten Gunungkidul berbatasan sebelah Barat dengan Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman Provinsi D.I. Yogyakarta, sebelah Utara dengan Kabupaten
Klaten dan Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah, sebelah Timur dengan Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah, dan sebelah Selatan berbatasan dengan
Samudera Indonesia. Secara Geografis Kabupaten Gunungkidul terletak antara 07° 46 - 08° 09
Lintang Selatan dan 110° 21 - 110° 50 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul adalah seluas 148,536 ha ± 46,62 dari luas seluruh Provinsi D.I.
Yogyakarta. Wilayah Kabupaten Gunungkidul berada pada ketinggian bervariasi antara 0 – 700 meter di atas permukaan laut, sebagian besar adalah perbukitan terutama di
wilayah Selatan yang dikenal dengan sebutan Pegunungan Seribu dan wilayah Utara disebut Pegunungan Batur Agung.
4.7.1. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kabupaten Gunungkidul menurut jenis lahan basah sawah dan lahan kering adalah seperti pada Tabel 33.
Tabel 33. Luas lahan menurut Kecamatan dan jenis lahan di Kabupaten Gunungkidul.
No. Kecamatan Lahan Basah
Sawah hektar
Lahan Kering hektar
Jumlah hektar
1. Panggang 22
9.958 9.980
2. Purwosari 170
7.006 7.176
83