1. Analisis Kebutuhan.
Analisis kebutuhan dilakukan berdasarkan kajian pustaka dan hasil penelitian di lapangan. Pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan
lahan kering, yaitu : 1. Masyarakat, yaitu masyarakat yang penghasilannya bersumber dari lahan
kering dalam bentuk usaha budidaya pertanian, perkebunan dan sebagainya. 2. Dinas dan instansi terkait, yaitu semua dinas dan instansi pemerintah daerah
yang mempunyai hubungan keterkaitan dengan pengelolaan lahan kering berkelanjutan berbasis gender baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Lembaga Swadaya Masyarakat LSM yang peduli terhadap pengelolaan lahan kering dan gender.
Pada Tabel 3 disajikan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan untuk mengetahui kebutuhan pemangku kepentingan dalam pengelolaan lahan kering
berkelanjutan berbasis gender Tabel 3. Analisis kebutuhan pemangku kepentingan dalam pengelolaan lahan
kering berkelanjutan berbasis gender.
No. Pelaku
Sistem Kebutuhan Pelaku Sistem
1. Masyarakat • Peningkatan pendapatan keluarga petani.
• Ketersediaan sumberdaya air • Keberlanjutan usaha dan ketersediaan lapangan usaha di
perdesaan yang berbasis bahan baku lokal • Peningkatan kemampuan petani laki-laki dan perempuan
• Ketersediaan infrastruktur penunjang. • Modal untuk pengembangan usaha yang dapat diakses oleh petani
laki-laki dan perempuan. 2. Dinas
dan Instansi
terkait • Konservasi tanah
• Pengembangan komoditas yang dapat meningkatkan perekonomian daerah
• Kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. • Penggunaan lahan sesuai peruntukkannya
• Peningkatan pendapatan masyarakat • Penyerapan tenaga kerja
• Peningkatan Pendapatan Asli Daerah PAD • Adanya kecukupan dan ketersediaan pangan.
• Pengintegrasian isu gender dalam pengelolaan lahan kering di semua sektor yang terlibat dalam pembangunan pertanian pada
setiap tahapan pembangunan. • Penurunan urbanisasi
3. Lembaga Swadaya
Masyarakat LSM
• Pengarusutamaan gender dan pembangunan berkelanjutan dalam pengelolaan lahan kering.
• Terjaganya kelestarian ekosistem lahan kering • Penyediaan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan
44
2. Formulasi Masalah