= 84.6 dengan rata-rata RMSE = 25.5 untuk memetakan lahan sawah

85

5.7. Pengujian Model

Pengujian akurasi model dilakukan dengan membandingkan luas kegagalan panen puso hasil model dengan luas puso dari laporan Dinas Pertanian dalam bentuk tabel. Hasil uji validasi model untuk setiap kecamatan pada kasus puso padi akibat kekeringan tahun 2008 dan banjir tahun 2006 disajikan secara lengkap pada Tabel 21 dan Tabel 22. Berdasarkan Tabel 21 tersebut terdapat kecamatan yang diduga model mengalami puso, tetapi kenyataannya tidak mengalami puso akibat kekeringan, seperti yang terjadi di kecamatan Bangodua, Tukdana, Bongas, Anjatan, Sukra, dan Patrol. Berdasarkan Tabel 21 dan Tabel 22 menunjukkan rata-rata kesalahan model berdasarkan uji statistik RMSE dalam memetakan luas puso adalah sebesar 26.4 dengan rata-rata bias sebesar -11.7 sd 9.5. Hasil uji X 2 menunjukkan perbedaan yang nyata antara sebaran data hasil model dibandingkan dengan luas puso aktual X 2 hitung X 2 tabel. Kegagalan panen padi berdasarkan laporan Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu banyak terjadi akibat kekeringan pada catur wulan II Mei ~ Agustus tahun 2008 yaitu seluas 27,224 Ha. Luas total puso di Indramayu berdasarkan keluaran model yang dihasilkan sebesar 27,913 Ha, sehingga terjadi perbedaan sekitar 707 Ha dengan simpangan SA = 2.5. Luas puso akibat banjir pada catur wulan I Januari ~ April tahun 2006 berdasarkan laporan Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu adalah sebesar 18,140 Ha, sedangkan menurut model sebesar 15,383 Ha, sehingga terjadi perbedaan sekitar 2,757 Ha dengan simpangan SA = -15.5. Hasil analisis spasial terhadap puso pada tingkat kecamatan menunjukkan perbedaan luas yang bervariasi lebih kecil dan lebih besar dengan nilai MAPE = 14.8, SR = 11.5, dan RMSE = 24.5, untuk kejadian kekeringan pada periode Mei ~ Agustus 2008 serta MAPE = 15.9, SR = 16.7 dan RMSE = 26.4, pada kejadian banjir periode Januari ~ April 2006. MAPE lebih stabil dibandingkan dengan SR, karena beda nilai MAPE akibat kekeringan dan banjir tidak besar. Rata-rata MAPE dari kasus kekeringan dan banjir tersebut adalah sebesar 15.4. Dengan demikian model spasial kerentanan pangan yang dihasilkan mencapai tingkat akurasi sebesar 100 -

15.4 = 84.6 dengan rata-rata RMSE = 25.5 untuk memetakan lahan sawah

yang terancam gagal panen padi puso. Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now. 86 Tabel 21. Hasil Uji Validasi Model Kerentanan Pangan dengan Data Puso Lapangan bulan Mei - Agustus 2008 No Kecamatan Model Ha Aktual Ha Deviasi 1 Kec. Haurgeulis 62.5 49 27.6 2 Kec. Gantar 562.5 563 0.1 3 Kec. Kroya 1,093.8 1,189 8.0 4 Kec. Gabus Wetan 1,237.5 1,232 0.4 5 Kec. Cikedung 2,187.5 2,647 17.4 6 Kec. Terisi 1,837.5 1,867 1.6 7 Kec. Lelea 1,675.0 1,688 0.8 10 Kec. Widasari 387.5 281 37.9 11 Kec. Kertasemaya 125 126 0.8 12 Kec. Sukagumiwang 156.3 147 6.3 13 Kec. Krangkeng 1,281.3 1,488 13.9 14 Kec. Karangampel 1,456.3 1,655 12.0 15 Kec. Kedokan Bunder 962.5 962 0.1 16 Kec. Juntinyuat 818.8 801 2.2 17 Kec. Sliyeg 2,050.0 2,196 6.6 18 Kec. Jatibarang 181.3 177 2.4 19 Kec. Balongan 1,087.5 1,028 5.8 20 Kec. Indramayu 850.0 659 29.0 21 Kec. Sindang 556.3 545 2.1 22 Kec. Cantigi 662.5 391 69.4 23 Kec. Pasekan 112.5 65 73.1 24 Kec. Lohbener 1,181.3 988 19.6 25 Kec. Arahan 1,162.5 1,223 4.9 26 Kec. Losarang 3,656.3 3,444 6.2 8 Kec. Bangodua 12.5 - - 9 Kec. Tukdana 125.0 - - 27 Kec. Bongas 25.0 - - 28 Kec. Anjatan 25.0 - - 29 Kec. Sukra 106.3 - - 30 Kec. Patrol 75.0 - - 31 Kec. Kandanghaur 2,218.8 1,813 22.4 Jumlah 27,913 27,224 Keterangan : Deviasi = |ModelAktual -1| x 100 MAPE = 14.8 ; SR = 11.5 SA = 2.5 Bias = 9.5 RMSE = 24.5 X 2 hitung = 217.137 X 2 hitung X 2 á = 0.05, db = 30 tabel 43.773 Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now. 87 Tabel 22. Hasil Uji Validasi Model Kerentanan dengan Data Puso Lapangan akibat banjir pada bulan Januari-April 2006 No Kecamatan Model Ha Aktual Ha Deviasi 1 Kec. Kroya - - 2 Kec. Bongas 151 340 56 3 Kec. Gabus Wetan 342 330 4 4 Kec. Kandanghaur 4,794 5,689 16 5 Kec. Losarang 2,116 2,405 12 6 Kec. Cantigi 137 130 5 7 Kec. Lelea 943 1,934 51 8 Kec. Lohbener 950 1,243 24 9 Kec. Arahan 902 873 3 10 Kec. Jatibarang 245 263 7 11 Kec. Sliyeg 1,020 1,036 2 12 Kec. Balongan 154 246 37 13 Kec. Juntiyuat 72 66 9 14 Kec. Krangkeng 1,270 1,167 9 15 Kec. Haurgeulis 44 112 61 16 Kec. Gantar - - 17 Kec. Cikedung - - 18 Kec. Sukagumiwang - - 19 Kec. Karangampel 135 157 14 20 Kec. Kedokan Bunder 54 50 8 21 Kec. Sindang 618 743 17 22 Kec. Indramayu 956 892 7 23 Kec. Pasekan 192 - - 24 Kec. Tukdana - - 25 Kec. Anjatan 55 70 21 26 Kec. Patrol 74 - - 27 Kec. Widasari 64 384 83 28 Kec. Bangodua - - 29 Kec. Sukra 14 10 40 30 Kec. Trisi 8 - - 31 Kec. Kertasemaya 13 - - Jumlah 15,323 18,140 Keterangan : Deviasi = |ModelAktual -1| x 100 MAPE = 15.7 SR = 16.7 SA = -15.5 Bias = -10.2 RMSE = 26.4 X 2 hitung = 157.15 X 2 hitung X 2 á = 0.05, db = 30 tabel 43.773 Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now. 88 Hasil uji Diagram pencar scatter-plot antara keluaran model dengan observasi lapangan disajikan pada Gambar 37 dan 38. Model memiliki akurasi yang cukup tinggi dengan nilai slope garis mendekati satu. Gambar 37. Perbandingan Luas Puso Keluaran Model dengan Observasi Lapangan Periode Mei-Agustus 2008 Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now. 89 Gambar 38. Perbandingan Luas Puso Keluaran Model dengan Observasi Lapangan Periode Januari-April 2006

5.8. Hubungan antara Kerentanan dengan Produkivitas Padi