Faktor Degradasi Lahan Metode Penelitian

41 sebenarnya di lapangan. Kalibrasi untuk data TRMM 8 harian menjadi curah hujan CH dengan formula sebagai berikut Zubaidah dan Dirgahayu, 2011. CH = 0.584 TRMM + 2.56 16 Sebaran spasial banjir lahan sawah yang diaplikasikan dalam penelitian ini dibangun berdasarkan integrasi dari faktor-faktor biofisik penyebab banjir, antara lain faktor vegetasi, curah hujan bulanan, drainase tanah, elevasi, lereng, sistem lahan, dan jarak dari sungai dan saluran irigasi. Bobot setiap faktor dan skor pada kelas setiap faktor dihitung dengan menggunakan metode CMA. Penggunaan metode CMA untuk menghitung bobot bersifat empiris dan obyektif dibandingkan dengan metode trial-and-error coba-galat. Pengaruh relatif suatu faktor peubah tehadap kerentanan dihitung berdasarkan kisaran nilai kelas setiap peubah pada setiap kondisi kekeringan atau banjir aktual di lapangan yang menyebabkan kegagalan panen padi puso. Metode CMA menggunakan tabulasi hasil analisis spasial antara informasi aktual genangan banjir dengan faktor-faktor biofisik lahan. Informasi spasial genangan banjir tahun 2006 diperoleh dari Dinas Pengairan Kabupaten Indramayu. Metode ini lebih dinamis, karena menggunakan peubah seperti indeks vegetasi dan curah hujan yang kondisinya bisa berfluktuasi setiap bulan dibandingakan dengan metode potensi bahaya banjir yang dibuat oleh Kimpraswil 2001 maupun Abidin et al. 2006 yang hanya menggunakan peubah tetap penggunaan lahan dan curah hujan tahunan.

3.3.6. Faktor Degradasi Lahan

Degradasi lahan dapat disebabkan oleh erosi, banjir, dan longsor. Dalam penelitian ini persentase luas areal yang mengalami degradasi lahan yang akan digunakan adalah akibat erosi saja. Besarnya laju erosi per tahun bisa diprediksi dengan persamaan RUSLE Revised Universal Soil Loss Equation, dengan input Erosivitas Hujan R, erodibilitas atau kepekaan tanah terhadap erosi K, faktor besar dan panjang lereng LS, dan faktor vegetasi dan pengolahan CP. Persamaan umumnya adalah sebagai berikut Arsyad, 2006 : E = R K LS CP 17 Dimana: E : Laju Erosi per tahun TonHaTh R : Erosivitas hujan tahunan = 2.21CH 1.39 ; Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now. 42 CH : Curah hujan bulanan cm LS = L22.1 m 0,0138 + 0,00965s + 0,00138s 2 L = panjang lereng m, m : konstanta untuk besarnya lereng rendah; m = 0.5 jika s 5 , m = 0.4 untuk s = 3 - 5 , m = 0.3 untuk s = 1 - 3 , dan m = 0.2, jika s 1 s = kemiringan lereng . Nilai Erodibilitas tanah K dan CP dapat diperoleh dari tabel yang ada. Persentase area yang mengalami degradasi akibat erosi dihitung berdasarkan piksel grid yang memiliki besarnya erosi dalam kategori kelas berat dan sangat berat menurut Keputusan Ditjen Reboisasi dan Rehabilitasi Departemen Kehutanan No. 041KptsV1998 Tabel 8. Tabel 8. Klasifikasi Laju Erosi No Laju Erosi tonhath Kelas Erosi 1 15 Normal 2 15 – 60 Erosi Ringan 3 60 – 180 Moderat 4 180 – 480 Berat 5 480 Sangat Berat Sumber : Departemen Kehutanan 1998 Perhitungan besarnya erosi hanya dilakukan sampai pada laju erosi saja, belum sampai ke Tingkat Bahaya Erosi TBE. Untuk menghitung TBE diperlukan data kedalaman solum tanah dan besaran erosi yang masih bisa ditoleransi pada tanah yang akan di analisis. Jika hasil perhitungan laju erosi tahunan di suatu wilayah tidak ada yang mencapai kelas berat hingga sangat berat, maka faktor degradasi lahan tidak dimasukkan dalam menghitung skor kerentanan pangan.

3.3.7. Penentuan Bobot dan Skor setiap Faktor Kerentanan