27
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
Lokasi yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Secara geografis Kabupaten Indramayu terletak
membujur pada posisi 107
o
52
’
- 108
o
36
’
Bujur Timur dan 6
o
15
’
- 6
o
40
’
Lintang Selatan Gambar 5. Batas-batas wilayah Kabupaten Indramayu adalah sebagai
berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Cirebon dan Laut Jawa 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Majalengka, Kabupaten
Sumedang dan Kabupaten Cirebon. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Subang
. Alasan dipilihnya lokasi Indramayu, karena daerah tersebut sering
mengalami banjir, kekeringan, dan serangan hama penyakit yang menyebabkan kegagalan panen puso.
Kabupaten Indramayu adalah salah satu sentra produksi padi di Jawa Barat, yang perlu mendapatkan kegiatan pemantauan
kondisi lahan pertanian secara kontinyu.
Gambar 4. Lokasi Penelitian di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat
Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.
28
3.2. Alat dan Bahan
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini berupa data satelit inderaja seperti MODIS, TRMM, DEM SRTM 30 m. Data-data tersebut dapat
diperoleh dari LAPAN. Data MODIS, DEM SRTM dan TRMM dapat diunduh bebas dari situs internet. Data digital lahan baku sawah diperoleh dari hasil
kerjasama LAPAN dengan Pusdatin, Kementrian Pertanian, yaitu berupa klasifikasi lahan sawah tahun 2006 menggunakan data Landsat dan SPOT dan
tahun 2009 menggunakan data Ikonos. Data sekunder berupa data curah hujan bulanan dari Dinas Pertanian, Dinas Pengairan, dan BMKG. Peta Jenis Tanah
skala tinjau 1 : 250,000 Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Puslitanak dan peta Land System diperoleh dari Bakosurtanal. Data statistik tanaman padi luas
panen, produktivitas, dan produksi, data bencana kekeringan, banjir, dan puso diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu. Data yang terkait dengan
jumlah penduduk, sosial, ekonomi, dan infrastruktur hingga tingkat desa dapat diperoleh dari data dan informasi Podes Potensi Desa oleh BPS tahun 2008.
Data MODIS yang digunakan adalah data Refektan MOD 09 8 harian yang telah terkoreksi atmosferik dan radiometrik level 2 untuk membuat EVI,
serta data MOD11 untuk membuat suhu permukaan Ts tahun 2000 ~ 2009. Data EVI dan Ts tahun 2000 ~ 2004 digunakan untuk membuat model estimasi
Evapotranspirasi potensial ETP. Data EVI multitemporal tahun 2004 ~ 2006 digunakan untuk verifikasi model estimasi kelengasan lahan sawah. Data tahun
2006 ~ 2009 digunakan untuk mengetahui karakteristik tanaman, terutama padi di lahan sawah dan analisis data untuk membuat dan menerapkan model spasial
banjir, kekeringan, dan kerentanan pangan.
Perangkat lunak pengolah citra dan spasial yang digunakan adalah ErMapper ver 7.0 dan ArcView 3.3, serta Visual C++ untuk pembuatan program
khusus mengolah data MODIS. Alat GPS digunakan untuk mengukur posisi koordinat lokasi saat survey lapangan dan kamera digital untuk memotret kondisi
lahan dan tanaman saat dilaksanakan survey lapangan.
3.3. Metode Penelitian