Klasifikasi Tingkat Kerentanan Pengujian Model

49 tersebut diatas. Sebagai contoh untuk menghitung skor peubah PV vegetasi pada SW ErMapper cukup menulis 1 baris algoritma saja, sebagai berikut : If 0.007 i1 2 – 1.71 i1 -1.53 then 100 else 0.007 i1 2 - 1.71 i1 1 + 101.53

3.3.9. Klasifikasi Tingkat Kerentanan

Kriteria tingkat Kerentanan Pangan menjadi 6 kelas dapat ditentukan berdasarkan interval nilai minimum dan maksimum skor Kerentanan serta sebaran jumlah piksel setiap skor yang dihasilkan model histogram. Besarnya intervalkisaran kelas dapat ditentukan dengan formula : Kisaran = Max – Mink 26 Dimana : Min, Max : Minium dan maksimum nilai skor kerentanan yang dihasilkan k : Jumlah kelas Misalkan kisaran minimum dan maksimum skor Kerentanan yang diperoleh antara 1 sampai dengan 100, maka interval antar kelas untuk membuat Tingkat Kerentanan sebanyak 6 kelas adalah sebesar 17. Kategorikelas tingkat Kerentanan ditentukan dengan kriteria seperti disajikan pada Tabel 15. Tabel 15. Kriteria Penentuan Kategori Tingkat Kerentanan Pangan No Kisaran Rentan skor Y Kelas Rentan_Kelas 1 = 17 1 Tidak Rentan 2 18 – 34 2 Kerentanan Sangat Rendah 3 35 – 51 3 Kerentanan Rendah 4 52 – 68 4 Kerentanan agak Tinggi 5 69 – 85 5 Kerentanan Tinggi 6 85 6 Kerentanan sangat Tinggi Dalam penelitian ini batas antar kelas ditentukan pula disesuaikan berdasarkan bentuk histogram sebaran data skor Kerentanan dan nilai statistik rata-rata dan standar deviasinya.

3.3.10. Pengujian Model

Pengujian model dilakukan dengan membandingkan luas kegagalan panen puso hasil model dengan luas puso yang diamati di lapangan laporan Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu. Dalam penelitian ini tingkat akurasi Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now. 50 model dihitung dengan uji statistik Mean Absolut Percentage Error MAPE untuk mengukur keakuratan keluaran model Hauke et al., 2001 ; Handoko, 2005. Uji statistik yang lain menurut Spurr 1952, antara lain : Simpangan rata-rata SR, Simpangan Agregat SA, Bias, RMSE Root Mean Square Error, dan uji X 2 Khi-kuadrat. Formula matematik setiap uji dinyatakan pada persamaan 27 ~ 32. MAPE = 1n |YeYa – 1| 27 SR = 1n |1 - YaYe| 28 SA = Ye - Ya 29 Ye Bias = 1n YeYa – 1 30 RMSE = 1n YeYa – 1 2 12 31 = Dimana : Ye : Nilai dugaan hasil model ; Ya : nilai aktual referensi Hipotesis yang diuji pada test X 2 adalah sebagai berikut : H o : Ye = Ya dan H1 : Ye Ya Kaidah keputusannya adalah sebagai berikut: 2 1 , 2 − ≤ n tabel hitung α χ χ , maka terima H 2 1 , 2 − n tabel hitung α χ χ , maka terima H 1 Model dinyatakan sangat baik, jika memiliki nilai MAPE dan SR 10, SA antara -1 ~ 1, RMSE kecil, Bias mendekati nol, dan hasil uji X 2 menerima hipotesis H o tidak signifikan. Akurasi model dapat ditentukan pula berdasarkan plot antara keluaran model dengan keadaan aktualnya dalam bentuk persamaan Regresi Handoko, 2005. Model dinyatakan memilliki akurasi tinggi jika slope garis konstanta Regresi mendekati satu. Tingkat Akurasi TA model dihitung dengan formula 33. TA = 100 – MAPE avg 33 TA : Tingkat Akurasi MAPE avg : MAPE rata-rata, dalam 32 Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now. 51 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Indramayu merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat Indonesia yang terletak pada jarak 207 Km kearah Timur dari Jakarta dan 180 Km kearah Timur Laut dari Bandung. Ibu kota kabupaten dan pusat pemerintahan terletak di Kecamatan Indramayu namun titik teramai berada di Kecamatan Jatibarang. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kabupaten Indramayu ditetapkan sebagai salah satu pusat kegiatan nasional yang mengemban fungsi sebagai salah satu lumbung pangan, pusat pengolahan migas strategis dan simpul transportasi yang melayani aktifitas berbagai provinsi di jalur pantura yang berperan sangat dinamis di pulau Jawa maupun lingkup nasional. Simpul-simpul di wilayah kabupaten Indramayu diantaranya adalah Kecamatan Indramayu, Jatibarang, Haurgeulis dan Karangampel. Dengan potensi kelautan, dipadukan dengan pertanian, perkebunan, kehutanan dan peternakan, ditambah lagi dengan predikat sebagai kota Mangga, maka wilayah Indramayu memiliki keunggulan komparatif yang sangat berpotensi untuk menjadi ‘mutiara di jalur pantura’.

4.1. Iklim dan Curah Hujan

Kabupaten Indramayu sebagian besar memiliki tipe iklim D Iklim sedang berdasarkan Klasifikasi iklim Schmid-Fergusson. Iklim tropis tipe D tersebut memiliki karakteristik sebagai berikut Bappeda Indramayu, 2009 : 1. Suhu udara harian berkisar antara 22.9 o C – 30 o C, dengan suhu udara rata-rata tertinggi mencapai 32 o C dan terendah 22.9 o C. 2. Kelembaban udara 70 – 80. 3. Curah hujan rata-rata tahunan sebesar 1,587 mm per tahun, dengan jumlah hari hujan sebanyak 91 hari. 4. Curah hujan tertinggi kurang lebih 2,008 mm dan jumlah hari hujan sebanyak 84 hari, sedangkan curah hujan terendah kurang lebih 1,063 mm dengan jumlah hari hujan 68 hari. 5. Angin barat dan angin timur bertiup secara bergantian setiap 5-6 bulan sekali. Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.