Persentase Vegetasi Spatial modelling of rice production vulnerability using remote sensing and GIS technology (case studies in Indramayu Regency, West Java)

63 V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ekstraksi informasi spasial faktor lingkungan guna menentukan tingkat Kerentanan Produksi Beras di Kabupaten Indramayu pada catur wulan pertama Januari ~ April tahun 2006 dan pada catur wulan kedua Mei ~ Agustus tahun 2008 yang meliputi faktor PV, ACH, Degradasi lahan, dan potensi puso diuraikan pada pembahasan di bawah ini. Periode Januari ~ April wewakili kondisi banjir, sedangkan Periode Mei ~ Agustus mewakili kondisi kejadian kekeringan terluas di kabupaten Indramayu.

5.1. Persentase Vegetasi

BKP dan WFP 2005 dalam laporan Peta Rawan Pangan di Indonesia tahun 2005 menentukan kriteria persentase vegetasi hutan yang tersisa akibat deforestasi hutan sebagai salah satu indikator yang mempengaruhi Kerentanan Pangan atau Kerawanan pangan yang bersifat transiensementara. Alasannya karena fungsi dari tajuk lahan bervegetasi terutama hutan dapat menangkap air, mencegah kerusakan lahan akibat Run Offlimpasan permukaan dan banjir serta mempengaruhi ketersediaan air permukaan dalam mekanisme evapotranspirasi. Kriteria penutupan vegetasi hutan yang lebih kecil dari 30 sudah termasuk kriteria rawan pangan adalah hal yang logis. Hasil penelitian Mulyana 2012 menyebutkan bahwa pengurangan vegetasi hutan sebanyak 1 Ha dapat menyebabkan kenaikan limpasan permukaan sebesar 8.1 mmHatahun, penurunan 13 kelengasan atau kadar air tanah, serta menurunkan sekitar 33 evapotranspirasi. Dalam penelitian ini penutupan lahan bervegetasi didominasi oleh lahan pertanian, terutama lahan sawah. Oleh sebab itu kriteria persentase vegetasi yang diwakili oleh kondisi kehijaun tanaman dapat diturunkan oleh parameter Indeks Vegetasi IV dari data inderaja penginderaan jauh. Kriteria nilai batas dari IV yang mempengaruhi kondisi kerentanan ditentukan berdasarkan nilai maksimum IV yang dapat dicapai oleh tanaman padi selama masa pertumbuhannya di lahan sawah rata-rata 4 bulan. Indeks vegetasi maksimum tersebut berkorelasi dengan indeks luas daun ILD yang dapat dicapai sebagai hasil kegiatan fotosintesa tanaman selama masa fase pertumbuhan vegetatif. ILD maksimum tersebut berkorelasi juga terhadap hasil produktivitas tanaman Handoko, 2005. Tanaman padi pada umumnya mencapai fase pertumbuhan Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now. 64 vegetatif maksimum ketika mulai tumbuh malai, yaitu sekitar 55 – 65 hst hari setelah tanam. Citra komposit warna yang terdiri dari EVI rata-rata layer red, EVI maksimum layer green, dan EVI minimum layer blue selama tahun 2006-2009 diperlihatkan pada Gambar 21. Berdasarkan Gambar 21 menunjukkan obyek lahan sawah didominasi oleh warna hijau, karena perbedaan yang kontras antara EVI saat mencapai maksimum dengan EVI saat minimum awal tanam. Obyek badan air tambak dan empang di sebelah utara tampak berwarna biru tua. Obyek penggunaan lahan lainnya tampak didominasi oleh warna abu-abu bercampur dengan sedikit warna lain, karena perbedaan antara nilai EVI minimum, maksimum, dan rata-rata selama beberapa tahun tidak terlalu besar. Gambar 21. Citra Komposit Wana EVI multitemporal 2006-2009 Layer red : mean EVI; green : max EVI; blue : Min EVI Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now. 65 Berdasarkan hasil analisis spasial dan temporal data EVI Modis pada lahan sawah dari tahun 2007 sampai dengan 2009 menunjukkan tanaman padi minimal mencapai nilai EVI maksimum 0.45 lihat Tabel 17. Selanjutnya nilai EVI 0.45 ini digunakan sebagai nilai ambang batas treshold untuk menghitung persentase vegetasi berbasis piksel di lahan pertanian dalam menentukan kondisi Kerentanan dari faktor vegetasi. Untuk menghitung persentase vegetasi tersebut dibutuhkan data EVI multitemporal selama masa pertumbuhan tanaman padi, yaitu rata-rata selama 4 bulan. Jadi dibutuhkan sekitar 16 buah data EVI MODIS yang akan dihitung nilai maksimumnya setiap piksel. Selain nilai EVI maksimum yang dapat dicapai seperti yang tercantum pada Tabel 17, karakteristik lain dari tanaman padi berdasarkan nilai EVI adalah adanya selisih yang kontras antara EVI maksimum dengan EVI saat tanam yang didominasi oleh obyek air yang memiliki nilai EVI rendah serta rata-rata nilai EVI dari mulai tanam padi hingga panen. Tabel 17. Hasil Analisis Statistik EVI Maksimum Tanaman Padi di Lahan Sawah Indramayu dan sekitarnya Tahun 2007-2009 Parameter Min Max Mean Std IV Max 0.458 0.940 0.649 0.120 IV Max-Tan 0.350 0.743 0.402 0.151 IV MeanVG 0.272 0.610 0.411 0.075 Keterangan : IV Max : EVI Maksimum, pada saat 60 hst hari setelah tanam IV Max-Tan : selisih EVI maksimum dengan EVI saat tanam IV MeanVG : rataan nilai EVI dari mulai tanam hingga panen Profil pertumbuhan tanaman padi berdasarkan nilai EVI Gambar 22 dapat digunakan untuk mendeteksi pola tanam padi di suatu lokasi, yaitu berdasarkan bentuk kurva yang memiliki beberapa tahap pertumbuhan yang ditunjukkan oleh perubahan nilai EVI dari mulai awal tanam, fase vegetatif, puncak EVI maksimum, fase generatif hingga berakhir saat panen bera. Contoh EVI multitemporal 8 harian dalam Gambar 22 menunjukkan pola tanam padi 1 x tahun dengan awal tanam pada awal Januari 2007, November 2007, dan Oktober 2008 ditandai dengan huruf a,b, dan c pada Gambar 22. Pada lokasi tersebut nilai EVI maksimum paling tinggi tercapai pada saat data ke 97 2 Februari 2009 yaitu dengan nilai EVI 0.66 dan awal tanam sekitar 2 Desember Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now. 66 2008, sedangkan EVI maksimum terendah tercapai pada saat data ke 52 10 Februari 2008 yaitu dengan nilai EVI 0.46 dan awal tanam sekitar 3 Desember 2007. Gambar 22 tersebut menunjukkan pula bahwa tanaman di lahan sawah yang mencapai EVI maksimum 0.45 bukan menunjukkan tanaman padi, karena jarak waktu antara tanam hingga mencapai puncak kurang dari 60 hari serta jarak waktu awal tanam hingga akhir panen kurang atau lebih dari 120 hari, selain juga bentuk kurvanya yang berbeda. Gambar 22. Profil Pertumbuhan Tanaman Padi berdasarkan EVI Multitemporal Sebaran spasial Persentase Vegetasi PV berbasis batas desa yang mewakili kondisi kekeringan pada periode Mei – Agustus 2006 dapat dilihat pada Gambar 23. Berdasarkan Gambar 23 tersebut menunjukkan bahwa area yang memiliki persentase vegetasi tinggi 60 berada di sebelah selatan, yaitu di Kecamatan Gantar, Terisi, Cikedung dan Sukagemiwang, sedangkan di bagian utara sebagian besar area memiliki peresentase vegetasi rendah 20 , meliputi Kecamatan Sukra, Patrol Kandanghaur, Losarang, Pasekan, dan Indramayu. Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now. 67 Gambar 23. Informasi Spasial Persentase Vegetasi pada Periode Mei-Agustus 2006 Berbasis Batas Desa. Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now. 68 Gambar 24. Informasi Spasial Persentase Vegetasi pada Periode Mei-Agustus 2008 Berbasis Batas Desa Jika dibandingkan dengan kondisi pada periode yang sama pada tahun 2008 Gambar 24 terjadi perluasan area yang mengalami Persentase Vegetasi yang rendah 20 , yaitu di bagian utara, meliputi Kecamatan Indramayu, Arahan, Balongan, Sindang, Cantigi, Pasekan, Losarang dan Krangkeng. Kecamatan Pasekan mengalami kondisi yang sama yaitu PV yang rendah yang disebabkan oleh obyek bukan vegetasi mendominasi lokasi tersebut, yaitu tambak. Kondisi yang sama di Kecamatan Pasekan ditunjukkan pula pada periode Januari – April 2006. Sebagai perbandingan kondisi PV pada periode Januari – April 2006 Gambar 25 sebagian besar mencapai 80 . Sebagian area di Kecamatan Losarang dan Kandanghaur mengalami kondisi yang rendah, yaitu 10 – 30 . Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now. 69 Gambar 25. Informasi Spasial Persentase Vegetasi pada Periode Januari-April 2006 Berbasis Batas Desa

5.2. AnomaliDeviasi Curah Hujan