79
Gambar 32. Skor Kekeringan berbasis batas desa di Kab.Indramayu pada Mei - Agustus Tahun 2008
5.5. Rentan Kegagalan Panen Puso akibat Degradasi Lahan Erosi
Erosi yang terjadi di Indramayu pada periode Januari-April 2006 termasuk kategori ringan, walaupun curah hujan pada Januari-Februari tahun 2006 cukup
besar 200 mm. Kondisi tersebut disebabkan oleh faktor LS yang kecil akibat dari sebagian besar area memiliki faktor kelerengannya yang kecil serta faktor
persentase vegetasi yang tinggi pada periode Januari-April. Sebaran spasial kategori kelas laju erosi disajikan pada Gambar 33. Lokasi yang mengalami laju
erosi kategori kelas ringan dan sedikit sedang terjadi di sebelah barat daya yang meliputi Kecamatan Gantar, Haurgeulis, Trisi, dan Kroya.
Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.
80
Gambar 33. Informasi Spasial Laju Erosi pada Januari-April 2006
5.6. Implementasi Pemodelan Spasial untuk Menentukan Tingkat Kerentanan Produksi Beras KPB
Informasi sebaran spasial KP dapat diperoleh dengan cara mengoverlay 4 layer input, yaitu Persentase Vegetasi, Anomali Hujan, Degradasi, dan Puso
yang telah diberi skor berdasarkan metode skalaRating, seperti yang telah disebutkan pada bagian metode. Pemodelan spasial dapat dilakukan dengan
modul Grid Analysis yang telah disediakan oleh SW ArcView.
Penilaian Gabungan Pakar oleh Badan Ketahanan Pangan, Kementrian Pertanian dan
IPB dan hasil síntesis dengan metode AHP menghasilkan nilai eigenbobot setiap faktor untuk Persentase Vegetasi, Anomali Curah Hujan, Degradasi dan
Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.
81
potensi Puso kekeringan dan banjir, yaitu : 0.102 , 0.276, 0.179, dan 0.443
dengan nilai konsistensi rasio CR = 0.01 pada Tabel 20. Tabel 20. Hasil Penilaian Gabungan Pakar untuk Menentukan Bobot Faktor
Kerentanan Pangan Beras menggunakan Metode AHP Penilaian pakar cenderung sama untuk menilai pengaruh kontribusi
faktor
Penilaian pakar cenderung sama untuk menilai pengaruh kontribusi faktor degradasi dan ACH lebih besar dibandingkan persentase vegetasi, serta
potensi puso akibat banjir dan kekeringan lebih besar daripada ACH ditunjukan oleh bilangan bulat 2 dan 3 pada nilai gabungan. Semua pakar menilai bahwa
kekeringanbanjir itu lebih besar pengaruhnya menentukan Kerentanan Produksi, karena langsung berhubungan dengan kegagalan panen dan penurunan
produksi padi.
Model spasial Kerentanan Produksi Beras KPB yang dihasilkan disajikan pada persamaan 37 :
Jika suatu wilayah tidak memiliki suatu faktor yang pengaruhnya tidak begitu besar terhadap Kerentanan, misalnya pengaruh degradasi lahan akibat erosi dan
longsor pada wilayah yang dominan datar tidak begitu besar, maka model dapat disederhanakan dengan menggunakan 3 faktor saja, dinyatakan pada
persamaan 38 :
Implementasi Model Spasial tersebut selanjutnya digunakan untuk membuat informasi spasial Zona Kerentanan Produksi Beras. Histogram skor Kerentanan
disajikan pada Gambar 35. Nilai minimum dan maksimum skor Kerentanan hasil analisis spasial sebesar 16 dan 82. Dengan demikian besarnya interval kelas =
KPB = 0.102 PV + 0.179 Deg + 0.276 ACH + 0.443 BK 37
Faktor Vegetasi
ACH Degradasi
Kering Banjir
Bobot Vegetasi PV
1 0.33
0.5 0.29
0.102
Anomali Hujan ACH
3 1
0.73 0.5
0.276
Degradasi Deg
2 0.58
1 0.41
0.179
Kering Banjir BK
3. 46 2
2.45 1
0.443
KPB = 0.1242 PV + 0.3362 ACH + 0.5396 BK 38
Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.
82 82 – 166 = 11. Klasifikasi kategori kelas tingkat Kerentanan Produksi Beras
KPB menjadi 6 kelas dilakukan dengan kriteria pada Tabel 21.
Gambar 34. Histogram Skor Kerentanan pada periode Mei-Agustus 2008 :
Tabel 21. Klasifikasi Tingkat KPB
No Kisaran KPB_Skor
Kelas Kerentanan
1
16 - 26 Tidak Rentan
2
27 – 37 Kerentanan Sangat Rendah
3
38 – 48 Kerentanan Rendah
4
49 – 59 Kerentanan Agak Tinggi
5
60 – 70 Kerentanan Tinggi
6
70 Kerentanan Sangat Tinggi
Sebaran spasial KPB pada Januari-April 2006 dan Mei-Agustus 2008 disajikan pada Gambar 35 dan Gambar 36.
Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.
83
Gambar 35. Informasi Spasial Kerentanan Produksi pada Januari-April 2006
Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.
84
Gambar 36. Informasi Spasial Kerentanan Produksi pada Mei - Agustus 2008 Kondisi kerentanan sangat tinggi rawan gagal panen terjadi di sebelah
Selatan Kecamatan Kandanghaur, Losarang, sebagian Lohbener, dan sebagian Timur Krangkeng. Secara keseluruhan Kondisi Ketahanan Pangan Kabupaten
Indramayu berada pada kategori kelas 3 atau Cukup Tahan Pangan, dengan catatan ada beberapa kecamatan yang mengalami kondisi Agak Rawan hingga
Sangat Rawan. Kecamatan yang mengalami kondisi rentan pangan pada kategori rawan tersebut
harus diperhatikan untuk dilakukan tindakan dan kebijakan menangulanginya oleh Pemda setempat.
Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.
85
5.7. Pengujian Model