Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kajian Penelitian terdahulu

11

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian adalah untuk membangun model spasial Kerentanan produksi beras menggunakan teknologi Penginderaan Jauh Inderaja dan Sistem Informasi Geografis SIG. Adapun tujuan khusus dari penelitian antara lain : 1 Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan yang dapat menyebabkan Kerentanan produksi beras, yaitu faktor-faktor yang dapat menyebabkan penurunan produksi beras atau kegagalan panen padi puso menggunakan teknologi Inderaja dan SIG. 2 Mengidentifikasi sebaran spasial persentase vegetasi, anomali curah hujan, banjir dan kekeringan lahan sawah, serta degradasi lahan yang dapat menyebabkan puso di lokasi penelitian. 3 Membangun zona kerentanan produksi hingga tingkat Kecamatan berdasarkan model spasial yang diperoleh. 4 Mengidentifikasi hubungan antara kerentanan produksi dengan produksi padi.

1.5. Manfaat Penelitian

1 Bahan masukan kepada instansi terkait, terutama Kementerian Pertanian dan Dinas Pertanian Kabupaten untuk mengantisipasi kondisi Rawan Pangan di suatu daerah. 2 Diseminasi informasi spasial kondisi lahan pertanian, terutama lahan padi sawah yang terkait dengan kondisi kerentanan. 3 Terwujudnya kerjasama antar institusi terkait dalam pembangunan sistem informasi Kerentanan Produksi Beras untuk menunjang Ketahanan pangan Nasional yang berkelanjutan. Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now. 12

1.6. Kajian Penelitian terdahulu

Irawan 2005 melakukan penelitian Analisis Ketersediaan Beras Nasional Suatu Kajian Simulasi Pendekatan Sistem Dinamis. Analisis ini menggunakan data sekunder yang sumber data utamanya adalah statistik Indonesia dan Profil Pertanian Dalam Angka. Dalam penelitian ini dilakukan penyederhanaan yaitu mengabaikan pengaruh faktor lingkungan serta tidak spasial. Hasil analisis menunjukkan bahwa swasembada beras secara mandiri tidak akan tercapai apabila laju konversi lahan sawah terus berlanjut sebagaimana keadaan tahun 1992-2002 -0.77 per tahun dan penerapan teknologi budi daya padi sawah tidak beranjak dari keadaan tahun 1990-2000. Swasembada beras akan tercapai apabila laju konversi lahan di Jawa dan luar Jawa dapat ditekan masing-masing sampai nol persen dan 0.72 persen per tahun muiai tahun 2010. Badan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian dan WFP World Food Programme pada tahun 2005 dan 2009 telah memetakan daerah-daerah kabupaten yang berpotensi rawan pangan Food Insecurity Atlas berdasarkan data sekunder dalam format tabular non spasial. Hasil analisis menunjukkan seratus kabupaten di Indonesia memiliki kondisi Ketahanan pangan agak rendah, sehingga perlu mendapat prioritas untuk menanggulanginya. Tahir 2010 telah mengembangkan formulasi Indeks Kerentanan Lingkungan pulau-pulau kecil terhadap resiko kenaikan muka air laut yang dapat menyebabkan tenggelamnya pulau-pulau kecil. Beberapa paramerter biofisik pesisir pantai dan laut serta kepadatan penduduk digunakan dalam analisis menggunakan SIG. Penelitian pemodelan spasial terkait dengan resiko kebakaran hutan di Kalimantan Barat telah dilakukan oleh Kayoman 2010. Pembobotan terhadap faktor-faktor penentu kebakaran hutan dan lahan dengan indikator titik panas hot spot dilakukan dengan metode CMA Composite Mapping Analysis . Penelitian-penelitian yang menggunakan pemodelan spasial dengan penerapan data satelit inderaja dan SIG, terutama yang menyangkut aspek lingkungan terkait dengan kerentanan produksi belum banyak dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Nurmalina 2007 tentang Neraca Ketersediaan Beras dan Pramudia 2008 tentang pengaruh hujan terhadap kerentanan produksi padi masih menggunakan data tabular berbasis kabupaten. Penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk memanfaatkan teknologi Inderaja dan SIG dalam Pengelolaan dan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now. 13 untuk mendeteksi bahaya dan kerentanan yang dapat menyebabkan kegagalan panen puso akibat perubahan persentase vegetasi, anomali curah hujan, dan rawan banjir dan kekeringan.

1.7. Kebaharuan Penelitian Novelty