Persepsi dan Penerimaan Petani terhadap Pemanfaatan Padi

62 Gambar 1. Skema lokasi pengambilan responden petani di Propinsi Jawa Barat Analisis data berdasarkan hasil pengumpulan dan rekapitulasi data yang diisi oleh responden melalui wawancara dan kuisioner. Analisis data kualitatif dan kuantitatif dalam bentuk deskriptif berdasarkan pada tingkat pengetahuan dan persepsi petani dalam memanfaatkan tanaman Padi Bt hasil inovasi teknologi. Pengolahan data selanjutnya dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel vers 10. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Kelayakan Finansial Padi Bt PRG vs Padi non-PRG

Sebelum melakukan kajian terhadap kelayakan finansial Padi Bt PRG, telah dilakukan penelitian dengan membuat rincian biaya investasi penelitian dan pengembangan tanaman Padi Bt PRG yang diintroduksi dengan gen Cry IAb. Penelitian Padi Bt PRG telah dilakukan mulai dari Laboratorium Puslit Bioteknologi LIPI sejak tahun 1996. Penelitian terhadap Padi Bt ini, merupakan penelitian Padi Bt pertama di Indonesia, meskipun sampai saat ini belum dapat 1 4 3 2 63 dilepas dan dikomersialisasikan kepada masyarakat. Selain biaya pengembangan tanaman dengan teknologi rekayasa genetik di laboratorium, juga diperlukan biaya yang cukup besar untuk pengujian keamanan lingkungan di LUT. Biaya pengembangan teknologi Padi Bt selama masa penelitian sampai pengujian keamanan lingkungan, di rumah kaca FUT Puslit Bioteknologi LIPI maupun LUT di beberapa lokasi Jawa Barat seperti yang disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Biaya cost pengembangan Padi Bt PRG mengandung gen Cry I Ab tahan hama penggerek batang di Puslit Bioteknologi LIPI. No Kegiatan Waktu tahun Biaya x juta Keterangan 1. Kultur jaringan tanaman 2 200 Kegiatan penelitian padi Bt telah dilaksanakan pada tahun 1997 sd 2007 2. Kloning gen, transformasi dan regenerasi tanaman 3 450 3. Pengujian bioassay, uji ketahanan di FUT 1 75 4. Uji segregasi, stabilitas dan ekspresi gen 2 200 5. Pengujian LUT untuk keamanan lingkungan 3 lokasi x 150 juta dan 2 lokasi untuk penelitian gene flow 2 750 Pengujian LUT padi Bt dilakukan pada tahun 2004- 2007. Total 1.675 Ket : Biaya ril untuk tahun pelaksanaan 1997-2007 dan diluar biaya pengujian keamanan pangan Sumber:pengembang teknologi Padi Bt PRG, Puslit Bioteknologi LIPI Dari Tabel 2 diatas, dapat diketahui biaya yang harus dikeluarkan mulai dari tahap penelitian sampai pada tahap pengujian keamanan hayati, memerlukan modal yang cukup besar agar teknologi Padi Bt dapat diaplikasikan kepada masyarakat. Nilai yang tertera tidak memperhitungkan nilai keuangan sekarang serta kenaikan suku bunga yang terjadi setiap tahunnya. Agar pembangunan pertanian berkelanjutan dapat terlaksana, teknologi rekayasa genetik tanaman terutama untuk tanaman pangan harus dapat dikuasai, agar peningkatan produksi 64 pangan dapat tercapai dan kerusakan lingkungan berkurang terutama penggunaan insektisida yang berlebihan. Dari rincian biaya pengembangan Padi Bt PRG, diketahui bahwa total biaya yang diperlukan untuk penelitian sampai pengujian sebesar lebih kurang Rp 1.675.000.000,- berdasarkan nilai mata uang pada tahun pelaksanaan penelitian dilakukan. Nilai ini akan semakin bertambah besar jika dikonversikan dengan nilai mata uang sekarang dengan memperhitungkan tingkat kenaikan suku bunga. Analisis ekonomi yang memperhitungkan nilai kembalian dan keuntungan belum dapat diprediksi, karena produk belum tersedia di pasaran. Menurut Soekartawi 1995 analisis kelayakan usaha dapat dilakukan dengan membuat evaluasi dari akibat-akibat yang disebabkan oleh terjadinya perubahan dalam proses teknologi, sedangkan perhitungan ekonomi digunakan jika ingin mengetahui hasil total dari produksi dan nilai ekonomi secara keseluruhan. Analisis yang tepat untuk mengetahui dampak perubahan teknologi pada tanaman Padi Bt PRG adalah analisis anggaran parsial partial budget analysis yang lebih sederhana dan tidak memerlukan data usaha tani keseluruhan khususnya untuk tanaman pertanian. Usaha pertanian dengan penanaman padi di sawah membutuhkan biaya pengelolaan meliputi biaya tenaga kerja dan pembelian pupuk serta obat-obatan yang cukup besar untuk mengatasi serangan hama dan penyakit. Penanaman Padi Bt PRG akan mengurangi biaya saprotan dalam pengelolaan, terutama biaya pembelian pestisida. Data-data primer yang diperoleh dan data secara ex ante, kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui kelayakan dan keberlanjutan Padi Bt PRG jika akan dilepas atau dikomersialisasikan. Hasil analisis data primer terhadap padi kultivar Rojolele non PRG dibandingkan dengan Padi Bt PRG disajikan pada dua Tabel di bawah, dengan membuat asumsi terhadap harga benih tanam, dan jumlah produksi Padi Bt PRG dibandingkan dengan benih Padi non-PRG, termasuk efisiensi biaya jika produk ini sudah tersedia ditingkat petani.