Karakteristik Petani Padi Sawah

70 Gambar 4. Distribusi tingkat penghasilan petani di wilayah penelitian Propinsi Jawa Barat

b. Persepsi dan Penerimaan Petani terhadap Padi Bt PRG

Berdasarkan hasil analisis persepsi dan penerimaan petani secara umum terhadap produk teknologi baru, sangat baik dan responsif. Tetapi terdapat kesenjangan informasi yang mereka terima, karena sangat kurangnya sosialisasi dan komunikasi antara pengembang teknologi dengan petani sebagai pengguna pertama dari teknologi ini. Umumnya petani sangat tertarik dengan keunggulan dari tanaman PRG, tetapi tidak begitu mengerti dengan adanya risiko yang mungkin dapat ditimbulkan oleh tanaman PRG tersebut. Jika dapat meningkatkan produksi, rata-rata petani tidak keberatan menanam dan memanfaatkan Padi Bt di lahan mereka. Oleh karena itu sangat diperlukan sosialisasi dan komunikasi risiko kepada petani sebelum tanaman PRG dikomersialisasikan, agar manfaat jangka panjang tetap dapat diperoleh. Secara umum hasil rangkuman dari persepsi dan penerimaan petani terhadap rencana pelepasan Padi Bt PRG disajikan pada Gambar 5, Gambar 6 dan Gambar 7. Dari hasil survei yang telah dilakukan, 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Cianjur Karawang Subang Sukabumi Persen ta se Respo nde n Penghasilan ≤ 1 juta rupiah 1 juta-5 juta rupiah 5 juta rupiah 71 diketahui tingkat pengetahuan petani yang sangat rendah terhadap keamanan tanaman PRG terutama terhadap lingkungan. Meskipun persyaratan tanaman PRG sebelum dilepas harus memenuhi keamanan hayati yang meliputi keamanan pangan, keamanan lingkungan danatau keamanan pakan, tetapi umumnya petani hanya memahami bahwa tanaman PRG aman untuk dikonsumsi dan tidak membahayakan kesehatan manusia. Gambar 5. Persepsi petani terhadap keamanan Padi Bt PRG di wilayah penelitian Jawa Barat Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa, persepsi petani terhadap keamanan tanaman PRG hanya untuk kesehatan manusia, kebanyakan hampir melebihi 60 menyatakan tidak tahu tentang prinsip keamanan yang harus dipahami untuk tanaman PRG. Hal ini disebabkan karena sangat sedikitnya akses informasi yang dapat mereka peroleh terkait dengan tanaman PRG sebagai pangan. Terdapat sekitar 30 responden dari wilayah Sukabumi yang menyatakan tahu tentang tanaman PRG dan hanya lebih kurang 20 yang mengetahui tanaman PRG dari wilayah Cianjur dan Subang Gambar 5. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan petani, meskipun mereka menjawab tahu tentang tanaman PRG, itupun hanya sebatas pernah mendengar saja tanpa 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Cianjur Karawang Subang Sukabumi Persen ta se Respo nde n Keamanan Padi Bt PRG Aman Tidak aman Tidak tahu 72 memahami maksudnya. Seiring dengan kebutuhan peningkatan produksi pangan yang cukup mendesak, dikhawatirkan kelompok masyarakat seperti petani kurang memperhatikan dampak tanaman PRG terhadap lingkungan, oleh karena itu sangat diperlukan sosialisasi dan pemahaman yang intensif kepada petani, terutama usaha pengelolaan tanaman Padi Bt PRG sebelum komersialisasi, agar pemanfaatannya lebih optimal. Karena beberapa dampak jangka panjang tanaman PRG terhadap lingkungan belum dapat diprediksi dan diketahui dengan pasti Tietenberg Lewis 2010. Sebagian besar petani menyatakan tidak tahu mengenai tanaman PRG jika dilepas ke lingkungan apakah lebih menguntungkan atau merugikan, karena ketidakmengertian mereka terhadap Padi Bt PRG yang dikembangkan. Tujuan dilepasnya Padi Bt kepada petani, diharapkan dapat mengurangi penggunaan insektisida yang mencemari lingkungan seperti udara, air dan tanah, sehingga Padi Bt lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan Padi non-Bt Tietenberg Lewis 2010. Gambar 6. Persepsi petani terhadap dampak Padi Bt PRG terhadap lingkungan di Propinsi Jawa Barat 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Cianjur Karawang Subang Sukabumi Persen ta se Respo nde n Padi Bt PRG Ramah Lingkungan Tahu Tidak tahu