Status Keberlanjutan Dimensi Ekonomi
93 ketergantungan terhadap benih Padi Bt hibrida menjadi pertimbangan utama,
seperti halnya benih tanaman hibrida yang tidak dapat diperbanyak atau ditangkar oleh petani secara mandiri. Sebaliknya untuk benih PRG,
dapat diperbanyak dengan kualitas yang sama dengan benih induk, karena kestabilan sifat yang
diintroduksi pada tanaman PRG menjadi persyaratan sebelum tanaman dilepas atau dikomersialisasikan Herman 2009. Kurangnya tingkat pengetahuan di
kalangan petani menjadi salah satu hambatan dalam pengembangan benih tanaman PRG.
Biaya pengembangan teknologi tanaman PRG sangat besar, sehingga diperlukan pengaturan dan pengakuan terhadap kepemilikan teknologi tersebut.
Berbeda dengan benih hibrida, kestabilan sifat yang diintroduksi pada tanaman PRG, merupakan keharusan dan dapat dibuktikan berdasarkan pengujian
laboratorium. Pada pengkajian risiko tanaman PRG harus dapat dibuktikan bahwa gen yang diintroduksi kepada tanaman telah memenuhi persyaratan keamanan
hayati berdasarkan peraturan di negara tempat tanaman PRG akan dilepas dan dikomersialisasikan Newell Mackenzie 2000. Dalam penetapan harga jual
benih PRG, akan lebih tinggi dibandingkan dengan harga benih tanaman konvensional. Oleh karena itu faktor harga yang terjangkau menjadi atribut
pengungkit yang sensitif dalam kajian dimensi ekonomi. Diperlukan intervensi seperti pemahaman yang baik kepada petani sehingga diperoleh manfaat dari
penggunaan benih tanaman PRG ini. Berdasarkan hasil survei di lapangan, kebanyakan petani tidak keberatan dengan harga yang lebih mahal, tetapi dengan
jaminan produksi lebih baik dibandingkan dengan produk konvensional. Petani lebih mengutamakan keuntungan secara ekonomi bila dibandingkan dengan biaya
pengelolaan. Kenyataan ini menjadi tantangan bagi pengembang teknologi, agar tanaman PRG yang dikembangkan benar-benar mencapai sasaran, sehingga biaya
pengelolaan dapat ditekan sesuai dengan sifat tanaman yang diintroduksi, sehingga manfaat dapat lebih optimal. Jika produksi meningkat, akan terjadi
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan. Jika kondisi ini tidak tercapai, maka pengembangan teknologi untuk tanaman PRG akan mengalami hambatan.
Faktor pengungkit selanjutnya adalah peningkatan pendapatan petani dengan menggunakan benih PRG yang memperoleh nilai 51,3. Masih
94 diharapkan perubahan kearah yang lebih baik agar pendapatan petani menjadi
lebih baik dari yang mereka terima saat ini. Karena itu intervensi terhadap factor ini akan meningkatkan nilai indeks keberlanjutan. Demikian juga kestabilan
produksi dengan menggunakan tanaman PRG menjadi faktor pengungkit berikutnya yang harus diperhatikan. Karena kestabilan sifat yang diintroduksi
pada tanaman PRG, diharapkan terjadi kenaikan produktifitas tanaman PRG. Berkurangnya
biaya yang
dikeluarkan untuk
saprotan, karena
memanfaatkan tanaman PRG tahan serangan hama menjadi faktor sensitif yang juga harus diintervensi. Atribut ini menjadi indikator terhadap pemahaman
manfaat tanaman Padi Bt PRG di lapangan, yang dapat mengurangi penggunaan insektisida jika terdapat serangan hama penggerek batang. Seperti kasus pada
tanaman jagung Bt yang dikembangkan untuk ketahanan hama Busseola fusca, hanya efektif dan memberikan keuntungan besar jika ditanam pada areal dengan
kelembaban sedang Groote et al. 2011.
Gambar 7. Hasil analisis leverage dimensi ekonomi pengelolaan PRG
Pada kasus tanaman Padi Bt PRG, belum dapat diketahui produksi maksimal di lapangan untuk skala usaha tani, karena produk belum memperoleh
95 sertifikat keamanan lingkungan, tetapi dapat dibuat asumsi produksi sama dengan
Padi non-PRG. Dari hasil analisis finansial, usahatani Padi Bt terkategori layak untuk dilanjutkan, tetapi belum diketahui jumlah keuntungan secara ekonomi
yang akan diperoleh. Untuk meningkatkan produksi tanaman Padi Bt PRG, dapat dilakukan skenario dengan menyilangkan tanaman Padi Bt PRG dengan jenis padi
unggul yang berumur pendek dan produksi tinggi, sehingga diharapkan hasilnya lebih baik dan diminati petani. Berkurangnya penggunaan insektisida dalam
mengatasi serangan hama, akan menghemat pengeluaran petani untuk biaya produksi, yang akhirnya memberikan dampak positif dalam peningkatan
pendapatan petani sebagai atribut kunci pada dimensi ekonomi.