36
Gambar 9 Kerangka Pemikiran Operasional 4.2. Metode Analisis
4.2.1. Penelitian dan Jenis Data
Penelitian tentang flu burung ini terdiri dari dua jenis penelitian yaitu : 1. Penelitian dengan menggunakan data primer. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan studi kasus. Penelitian ini dilakukan di Tangerang, di
Serangan virus AI flu burung
Penularan virus AI pada unggas
Kegiatan Produksi
institusi
sektor- sektor terkait tidak
langsung sektor-sektor
terkait langsung
1.GDP makro dan sektoral
2.Pendapatan Rumah Tangga
struktur faktor produksi
rekomendasi kebijakan
Rumah tangga
GOV pemerintah
Rumah tangga
37 mana terdiri dari tiga wilayah yaitu Kabupaten Tangerang, Kotamadya Tangerang
dan Tangerang Selatan. 2.Penelitian dengan menggunakan data sekunder.
Penelitian dilakukan dengan lingkup nasional yang meliputi semua sektor sektor ekonomi nasional yang terpapar dalam Sistem Neraca Sosial Ekonomi
Nasional SNSE 2008. Struktur SNSE 2008 dapat diperhatikan pada Lampiran1.
4.2.2.Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan para peternak skala
menengah dan skala besar dan masyarakat yang memiliki ternak peternak tradisionalrakyat serta para pedagang unggas di pasar unggas hidup. Data
sekunder yang digunakan yaitu Tabel Input-Output I-O tahun 2008 dan Tabel Sistem Neraca Sosial Ekonomi SNSE tahun 2008. SNSE adalah model yang
mencatat semua transaksi ekonomi diantara para pelaku ekonomi, khususnya transaksi antara kegiatan produksi institusi termasuk rumah tangga dan pemilik
faktor produksi dalam perekonomian. Data I-O 2008 dan SNSE 2008 diperoleh dari BPS.
4.2.3. Teknik Penentuan Sampel
Responden dari masyarakat yang dipilih adalah, pertama, responden yang memiliki ternak ayam dan masyarakat yang berprofesi sebagai peternak ayam,
kedua, pedagang unggas di pasar unggas. Sampel ditentukan dengan
menggunakan stratified purposive sampling. Populasi peternak dan pedagang
unggas di Kota Tangerang diasumsikan homogen. Terdapat tiga wilayah yang diambil sampelnya yaitu: Kabupaten Tangerang, Kotamadya Tangerang dan
Tangerang Selatan. Berdasar rumus penentuan sampel dari Slovin dengan tingkat kesalahan 5 persen diperoleh jumlah tertentu sampel. Jumlah sampel
peternak besar, menengah dan tradisional adalah 133 responden.
38 Tabel 3 Kota, Peternak dan Sampel Yang Diambil
Sumber: data primer Sampel untuk pedagang unggas adalah 100 responden, dimana jumlah
populasi tidak diketahui, maka penentuan sampel ditentukan berdasarkan proporsi. Area yang dipilih adalah area yang penduduknya mayoritas adalah
peternak ayam dan pedagang unggas di pasar unggas .
Tabel 4 Kota, Pedagang dan Sampel Yang Diambil
Wilayah Jumlah Kecamatan
Pasar Unggas Jml. Sampel Pedagang
Kabupaten Tangerang
36 35
60 Kota Tangerang
13 24
25 Tangerang Selatan
7 10
15 TOTAL
56 69
100
Sumber: data primer
4.2.4. Metode Analisis Regresi Logistik Guna menganalisis faktor lingkungan dan karakteristik peternak dan
pedagang dilakukan analisis regresi logistik. Hal ini dilakukan untuk
menentukan faktor apa yang kemungkinan menjadi media tertularnya unggas oleh virus flu burung serta peluang tertularnya unggas. Alasan dipilihnya model
regresi logistik karena variabel terikat Y dalam hal ini adalah binary 1 untuk jawaban iya dan 0 untuk jawaban tidak. Model regresi logistik merupakan
analisis model hubungan antara variabel terikat kualitatif dengan variabel bebasnya dengan tujuan mencari peluang terjadinya suatu kejadian Gujarati
2006. Analisa regresi logistik dianggap penting dalam penelitian ini karena untuk mengetahui peluang proses penyebaran virus melalui berbagai media lingkungan
yaitu lingkungan fisik, biologi dan sosial. Dengan mengetahui faktor lingkungan apa dan variabel mana yang mempengaruhi peluang terinfeksinya unggas, dapat
diidentifikasi lebih lanjut tentang kebijakan apa yang lebih tepat yang dilakukan
Wilayah Jumlah
Kecamatan Jml.Kecamatan
mayoritas pekerjaan
peternak Jumlah
Peternak Jumlah
Sampel Peternak
Kabupaten Tangerang
36 30
780 73
Kota Tangerang 13
9 290
32 Tangerang Selatan 7
5 245
28 TOTAL
56 44
1315 133
39 pemerintah dalam menangani kasus flu burung. Sejauh ini kebijakan pemerintah
lebih banyak ditekankan pada pelaksanaan biosekuriti. Padahal masih banyak aspek lain yang berpengaruh pada peluang terinfeksinya unggas diantaranya
adalah aspek perilaku peternak dan pedagang unggas, dimana hal ini teridentifikasi dalam variabel-variabel lingkungan sosial.
Jadi pada penelitian ini terdapat dua sampel yaitu peternak unggas dan pedagang unggas. Variabel terikat yang digunakan adalah sama yaitu pernah ada
unggas mati dengan nilai 1, dan nilai 0 jika tidak ada unggas mati. Untuk peternak digunakan empat model regresi logistik sebagai berikut:
1.Model Karakteristik Peternak: Ln
1 p p
−
= α
1
+
1
umur
1
+
2
umur
2
+
3
pendidikan
1
+
4
pendidikan
2
+
5
pendidikan
3
+
6
pendidikan
4
+
7
tujuan usaha +
8
tujuan usaha
1
+
9
lama pengalaman
1
+
10
lama pengalaman
2
+
11
lama pengalaman
2
+
12
penghasilanbln
1
+
13
penghasilanbln
2
+
14
penghasilanbln
3
+
15
penghasilanbln
4
3 Dapat dijelaskan bahwa p adalah peluang terkena infeksi flu burung.
Sedangkan umur adalah usia peternak 1=jika kurang dari 30 tahun, 0=jika lebih
dari 30 tahun, pendidikan adalah tingkat pendidikan peternak 1=PT, 2=SMA,
3=SMP, 4=SD, tujuan usaha adalah 1=usaha sambilan, 0=usaha utama, lama pengalaman adalah jangka waktu menjalankan usaha 3= 1-2 tahun, 2=3-5 tahun,
1=lebih dari 5 tahun, penghasilanbln adalah pendapatan dari hasil usaha
peternakan unggas 4=kurang dari 2 juta rupiah , 3= 2 5 juta rupiah, 2= 5-10 juta rupiah, 1 jika 10 juta rupiah.
Hipotesa : H0 :
β
1
= β
2
= β
3
= β
4
= β
5
= β
6
= β
7
= β
8
= β
9
= β
10
= β
11
= β
12
= β
13
= β
14
= β
15
=0 H1: ada
β
i
≠ 0
40 2.
Model Lingkungan Fisik: Ln
1 p p
−
= α
2
+ a
1
tempat +
a
2
tempat
1
+ a
3
jarak kandang +a
4
jarak kandang
1
+ a
5
saluran limbah + a
6
saluran limbah
1
+ a
7
kolam +a
8
kolam
1
+ a
9
densitas unggas +a
10
densitas unggas
1
+a
11
kebersihan halaman kandang
1
+ a
12
kebersihan halaman kandang
2
+ a
13
kebersihan halaman kandang
3 4
Dimana tempat adalah lokasi dimana peternakan berada 1=perkotaan,
2=pedesaan, jarak kandang
adalah jarak kandang antara dua pemilik kandang yang bersebelahan 1 jika jarak
≤ 1 km, 0 jika jarak 1 km, saluran limbah adalah saluran limbah kotoran unggas 1=terbuka, 0=tertutup, kolam
adalah keberadaan air genangan di sekitar kandang 1=ada, 0=tidak ada, densitas unggas
adalah perkiraan banyaknya unggas dalam kandang 1 meter persegi 1 jika 10 ekor, 0 jika
≤ 10 ekor, kebersihan halaman kandang adalah tingkat kebersihan halaman sekitar kandang 3=kotor, 2=cukup bersih, 1=bersih.
Hipotesa : H0 : a
1
=a
2
= a
3
=a
4
= a
5
= a
6
= a
7
=a
8
=a
9
=a
10
=a
11
=a
12
= a
13
=0 H1: ada a
i
≠ 0 3.Model Lingkungan Biologi :
Ln
1 p p
−
= α
3
+ b
1
unggas domestik + b
2
unggas domestik
1
+ b
3
hewan lain
+b
4
hewan lain
1
+ b
5
pupuk kandang + b
6
pupuk kandang
1
+ b
7
pelepasan unggas + b
8
pelepasan unggas
1
+b
9
sumber pakan
1
+b
10
sumber pakan
2
+b
11
sumber pakan
3
+ b
12
ayam afkir + b
13
ayam afkir
1
5
Pengertian unggas domestik adalah keberadaan unggas lain selain ayam
misalnya burung, bebek, entog dan lain lain disekitar kandang unggas 1=ada, 0=tidak ada, hewan lain
adalah keberadaan binatang lain misalanya anjing, kucing, tikus dan lain lain di sekitar kandang unggas 1=ada, 0=tidak ada,
pupuk kandang adalah pemakaian pupuk dari kotoran unggas 1=ya, 0=tidak,
41 pelepasan unggas adalah melepaskan unggas di pagi hari kemudian sore hari
digiring pulang 1=ya, 0=tidak, sumber pakan adalah jenis pakan yang
diberikan pada unggas 3=limbah rumah tangga yang dipatok oleh ayam dari sampah, 2=pakan buatan sendiri, 1=dari pabrik, ayam afkir
adalah pencampuran ayam yang sudah tua yang sudah tidak bertelur lagi dengan ayam
yang lain 1=ya, 0=tidak. Hipotesa :
H0 : b
1
=b
2
= b
3
=b
4
= b
5
= b
6
= b
7
= b
8
= b
9
= b
10
= b
11
= b
12
= b
13
=0 H1: ada b
i
≠ 0
4.Model Lingkungan Sosial : Ln
1 p p
−
= α
4
+ c
1
mencampur unggas +c
2
mencampur unggas
1
+ c
3
barang kotor +c
4
barang kotor
1
+ c
5
kontak unggas lain +
c
6
kontak unggas lain
1
+ c
7
pensucihamaan + c
8
pensucihamaan
1
+ c
9
frekuensi vaksin
1
+ c
10
frekuensi vaksin
2
+ c
11
frekuensi vaksin
3
+c
12
frekuensi vaksin
4
+ c
13
pelaporan
1
+ c
14
pelaporan
2
+ c
15
penyuluhan
1
+c
16
penyuluhan
2
+c
15
penyuluhan
3
+ c
17
lalu lintas unggas
1
+ c
18
lalu lintas unggas
2 6
Dapat dijelaskan bahwa mencampur unggas artinya mencampur unggas dengan sengaja antara yang baru dengan yang lama 1=ya, 0=tidak, barang
kotor artinya apakah dilakukan pensucihamaan atau tidak pada barang yang berasal dari pasar, misalnya sepatu, ban sepeda, pakaian dan lain lain 1=tidak,
0=ya, kontak unggas lain artinya apakah mensucihamakan tangan setelah
memegang unggas milik orang lain 1=tidak, 0=ya, pensucihamaan artinya apakah melakukan pembersihan kandang setiap hari dengan desinfektan
1=tidak, 0=ya, frekuensi vaksin adalah seberapa sering vaksin diberikan pada
unggas 4=tidak pernah, 3=satu kali, 2=dua kali, 1=tiga kali atau lebih, pelaporan
apakah peternak melaporkan ke petugas apabila ada unggas yang mati mendadak 1=tidak, 0=ya,
penyuluhan adalah seberapa sering peternak
42 mendapat penyuluhan dari petugas 4=tidak pernah, 3=1 kali, 2= 2 kali, 1=3 kali
atau lebih, lalu lintas unggas
adalah apakah dilakukan pensucihamaan terhadap semua barang dan badan di pintu gerbang peternakan sebelum masuk area
peternakan 1=tidak, 0=ya. Hipotesa :
H0 : c
1
=c
2
= c
3
=c
4
= c
5
= c
6
= c
7
=c
8
=c
9
=c
10
=c
11
=c
12
=c
13
=c
14
=c
15
=c
16
=c
17
=c
18
=0 H1: ada c
i
≠ 0
Model Regresi Logistik untuk Pedagang Unggas Adalah Sebagai Berikut :
1. Model Karakteristik Peternak: Ln
1 p p
−
= α
1
+ d
1
umur +d
2
umur
1
+ d
3
pendidikan
1
+d
4
pendidikan
2
d
5
pendidikan
3
+d
6
pendidikan
4
+ d
7
tujuan usaha +d
8
tujuan usaha
1
+ d
9
lama pengalaman + d
10
lama pengalaman
1
+ d
11
penghasilanbulan
2
+ d
12
penghasilanbulan
3
7
Dapat dijelaskan bahwa p adalah peuang terkena infeksi flu burung. Sedangkan umur
adalah usia peternak 1=jika kurang dari 30 tahun, 0=jika lebih dari 30 tahun,
pendidikan adalah tingkat pendidikan peternak 2=SMAPT, 3=SMP, 4=SD, tujuan usaha adalah keseriusan usaha 1=usaha sambilan,
0=usaha utama, lama pengalaman adalah jangka waktu menjalankan usaha 2 = 5 tahun, 1=5 tahun atau lebih, penghasilanbulan
adalah pendapatan dari hasil usaha peternakan unggas 3 =
≤5 juta rupiah, 2= 5 juta rupiah . Hipotesa :
H0 : d
1
=d
2
= d
3
=d
4
= d
5
= d
6
=d
7
=d
8
=d
9
=d
10
=d
11
=d
12
=0 H1: ada d
i
≠ 0
43 2. Model Lingkungan Fisik:
Ln
1 p p
−
= α
2
+ e
1
kondisi pasar
1
+e
2
kondisi pasar
2
+e
3
kondisi pasar
3
+ e
4
lantai kandang
2
+e
5
lantai kandang
3
+ e
6
kebersihan kandang
2
+ e
7
kebersihan kandang
3
+ e
8
kebersihan tempat pakan
2
+e
9
kebersihan tempat pakan
3
+ e
9
kebersihan tempat minum
2
+ e
10
kebersihan tempat minum
3
8
Pengertian kondisi pasar adalah tingkat kebersihan pasar terutama di sekitar
kandang 3=kotor, 2=agak bersih, 1=bersih dan rapi, lantai kandang adalah pilihan jenis lantai 3=tanahbambu, 2=kawatsemen, kebersihan kandang adalah
kondisi kandang secara umum 3=kotor, 2=bersih, kebersihan tempat pakan adalah kondisi tempat pakan unggas 3=kotor, 2=bersih, kebersihan tempat
minum adalah kondisi tempat minum unggas 3= kotor, 2=bersih. Dinyatakan
bersih apabila tampak bersih tidak ada sampah dan peralatan juga lantai selalu dicuci dengan desinfektan, dinyatakan agak bersih apabila tampak bersih tidak ada
sampah dan peralatan juga lantai dicuci jarang jarang dengan desinfektan, sedangkan disebut kotor bila tampak terdapat sampah dan peralatan juga lantai
hanya dicuci dengan air biasa. Hipotesa :
H0 : e
1
=e
2
= e
3
=e
4
= e
5
= e
6
=e
7
= e
8
=e
9
=e
10
=0 H1: ada e
i
≠ 0
3. Model Lingkungan Biologi :
Ln
1 p p
−
= α
3
+ f
1
frekuensi unggas baru
2
+ f
2
frekuensi unggas baru
3
+ f
3
hewan lain +f
4
hewan lain
1
+ f
5
sumber pakan
1
+f
6
sumber pakan
2
+ f
7
bahan pakan +f
8
bahan pakan
1
+f
9
ayam afkir + f
10
ayam afkir
1
9
44 Frekuensi unggas baru
adalah tingkat keseringan menambah unggas baru dan memasukkan kedalam kandang 3=tiap hari, 2=2 hari sekali, hewan lain
adalah keberadaan binatang lain disekitar kandang 1=ada, 0=tidak, sumber
pakan adalah jenis asal pakan yang diberikan pada unggas 2=buatan sendiri, 1=buatan pabrik, bahan pakan adalah bahan yang dipakai untuk membuat
pakan 1=limbah pertanian, 0=dedak, ayam afkir adalah ayam yang sudah tuan dan tidak bertelur lagi dan dicampur dengan unggas yang ada 1=ya, 0=tidak
Hipotesa : H0 : f
1
=f
2
= f
3
=f
4
= f
5
= f
6
=f
7
=f
8
=f
9
=f
10
=0 H1: ada f
i
≠ 0
4. Model Lingkungan Sosial :
Ln
1 p p
−
= α
4
+ g
1
kontak unggas terinfeksi + g
2
kontak unggas terinfeksi
1
+ g
3
pemberian vaksin
2
+ g
4
pemberian vaksin
3
+ g
5
pemberian vaksin
4
+ g
6
kontak unggas
0 +
g
7
kontak unggas
1
+ g
8
lalu lintas unggas + g
9
lalu lintas unggas
1
+ g
10
penyuluhan
1
+ g
11
penyuluhan
2
+ g
12
penyuluhan
3
+ g
13
penyuluhan
4
+ g
14
pelaporan + g
15
pelaporan
1 10
Dimana kontak unggas terinfeksi adalah apakah pernah pedagang memegang unggas terinfeksi 1=ya, 0=tidak, pemberian vaksin adalah tingkat
keseringan pedagang memberi vaksin pada unggas 4=0-1kali, 3=2 kali, 2=lebih dari 2 kali,
kontak unggas adalah apakah pedagang mencuci tangan setelah
memegang unggas1=tidak, 0=ya, lalu lintas unggas adalah apakah dilakukan pensucihamaan terhadap badan dan barang apa saja sebelum masuk peternakan
1=tidak, 0=ya, penyuluhan adalah frekuensi mendapat penyuluhan dari petugas 4=tidak pernah, 3=1kali, 2=2 kali, 1=lebih dari 2 kali,
pelaporan adalah
tindakan melaporkan bila ada unggas yang mati mendadak 1=tidak, 0=ya Hipotesa :
H0 : g
1
=g
2
= g
3
=g
4
= g
5
= g
6
=g
7
=g
8
=g
9
=g
10
=g
11
=g
12
=g
13
=g
14
=g
15
=0 H1: ada g
i
≠ 0
45
4.2.5. Metode CGE Untuk Menganalisis Dampak Flu Burung