66
c
QT : jumlah komoditas yang diminta sebagai input perdaganagan
a
QVA : jumlah agregat dari nilai tambah
c
QX : jumlah output domestik
a
QXAC
c
:jumlah output yang dipasarkan dari komoditas dari aktivitas TABS
: total absorbsi nominal
i
TINS : tingkat pajak langsung untuk institusi
i
TRII
i
: transfer dari institusi satu ke institusi yang lain
ƒ
WF
: upah rata rata tingkat sewa faktor
f
YF
: pendapatan dari faktor YG
: penerimaan pemerintah
i
YI : pendapatan dari institusi non pemerintah
i
YIF
f
: pendapatan dari institusi domestik dari faktor
4.2.6. Aktivitas, Produksi dan Pasar Faktor
Pada kegiatan produksi dapat dijelaskan bahwa total output yang dihasilkan oleh suatu sektor j merupakan kombinasi antara value added dengan
intermediate consumption dengan mengikuti fungsi Constant Elasticity of Substitution CES. Dalam hal ini, semua input bersifat substitusi dan antara value
added dengan intermediate consumption dapat dipertukarkan dengan koefisien tertentu. Fungsi yang digunakan dalam penelitain ini berbeda dengan model
dasarnya, dimana komposisi value added dengan intermediate consumption dalam membentuk total produksi dinyatakan dengan fungsi Leontief dan memiliki
proporsi yang tetap. Berikutnya nilai value added dari masing-masing sektor produksi terdiri komposit tenaga kerja dan komposit modal. Penyusunan nilai
value added dari komposit tenaga kerja dan komposit modal ini mengikuti fungsi CES .
Untuk value added, komposit tenaga kerja merupakan kombinasi dari semua kategori tenaga kerja dengan mengikuti fungsi CES dan hubungan antar
jenis tenaga tersebut bersifat imperfect substitutability. Perusahaan mencoba untuk mengkombinasikan berbagai jenis tenaga kerja guna meminimumkan biaya tenaga
kerja pada tingkat upah tertentu. Permintaan tenaga kerja diperoleh dari first order condition untuk meminimumkan biaya dengan kendala teknologi tertentu dengan
67 menggunakan fungsi CES. Sama seperti halnya komposit tenaga kerja, komposit
kapital merupakan kombinasi dari berbagai kategori kapital lahan, bangunan, gedung, mesin, peralatan dan lain lain yang bersifat imperfect substitutability.
Permintaan masing-masing jenis kapital merupakan hasil dari proses minimisasi biaya.
Pada sisi intermediate consumption, total intermediate consumption merupakan kombinasi dari berbagai barang dan jasa yang ada di pasar produk.
Dalam penyusunan total intermediate consumption diasumsikan bahwa semua penyusunnya bersifat kompelementer secara sempurna yang mengikuti fungsi
Leontif. Tingkat permintaan barang dan jasa baik untuk barang domestik ataupun impor merupakan penjumlahan antara permintaan konsumsi rumah tanggga,
permintaan untuk investasi, permintaan untuk kepentingan pelayanan publik serta permintaan untuk margin perdagangan dan pengangkutan. Dalam model ini,
tingkat konsumsi rumah tangga diasumsikan mengikuti Stone-Geary utility functions yang diturunkan dari fungsi linear expenditure systemLES. Terdapat
hal yang sangat mendasar yang membedakan antara Stone-Geary utility functions dengan fungsi yang lainnya yaitu dengan adanya tingkat konsumsi minimum dari
masing-masing produk barang dan jasa. Fungsi model ini bisa menangkap nilai elastisitas permintaan antara barang yang nol 0 atau menyatakan semua barang
bersifat unit income-elasticities atau elastisitas sama dengan 1. Pemodelan seperti ini memberikan keleluasaan bagi peneliti untuk menentukan besaran elastisitas
yang digunakan dalam penelitiannya. Dalam model ini, fungsi konsumsi masing- masing rumah tangga merupakan sebuah proses maksimisasi utuilitas dengan
kendala anggaran tertentu. Beberapa model CGE mengasumsikan bahwa produsen selalu dapat
menjual barang dan jasa yang dihasilkan ke pasar luar negeri sebanyak mungkin sesuai dengan apa yang mereka kehendaki. Berbeda dari model-model tersebut,
model CGE ini mencoba untuk mengembangkan asumsi lain dimana para produsen lokal dapat meningkatkan proporsi penjualannya dalam pasar
internasional melalui penurunan harga ekspor yang menunjukan keunggulan relatif terhadap produk luar negeri. Kemudahan seorang produsen lokal untuk
68 meningkatkan proporsi penjualannya di pasar internasional akan sangat
tergantung dari nilai elastisitas substistusi ekspor. Selain itu model ini mengakomodir kemungkinan peningkatan permintaan ekspor dalam model ini
diasumsikan bersifat eksogen yang dapat dilakukan dengan merubah besaran nilai autonomous ekspor .
Model ini mengasumsikan bahwa barang hasil impor tidak bisa disubstitusikan secara sempurna dengan barang-barang hasil produksi dalam
negeri. Oleh karena itu, permintaan barang dan jasa yang terjadi dalam sebuah perekonomian merupakan permintaan gabungan antara barang impor dengan
barang domestik. Tingkat substitusi yang tidak sempurna antara kedua jenis barang yang diminta ditunjukkan oleh fungsi elastisitas substitusi yang konstan
Constant Elasticity of SubstitutionCES Dalam model ini, fungsi penawaran Impor dinyatakan secara implisit.
Dengan asumsi negara kecil dimana elastisitas penawaran impor bersifat tidak terbatas sebagai akibat adanya perubahan harga, sehingga dalam model ini harga
impor dunia nilainya diasumsikan tetap. Asumsi lain dari model ini adalah bahwa modal bersifat industry-specific dengan jumlah modal di setiap industri yang
tetap, sehingga sewa kapital harga kapital yang terjadi antar indutsri akan berbeda. Pada dasarnya model ini memiliki asumsi dan pemodelan yang sama
dengan model dasar dan model CGE yang lainnya.
4.2.7. Closure Penutupan Model