Metode CGE Untuk Menganalisis Dampak Flu Burung

45

4.2.5. Metode CGE Untuk Menganalisis Dampak Flu Burung

Metode kedua yang digunakan untuk menganalisis dampak mikro maupun makro dari kasus flu burung adalah model keseimbangan umum yang umumnya dikenal sebagai model Computable General Equilibrium CGE. Model CGE terdiri dari persamaan persamaan matematika dimana hal ini merupakan sistem simultan dari persaman persamaan non linier Lofgren et al 2002. Model CGE dapat mensimulasikan fungsi dari pasar-pasar yang berada dalam perekonomian, termasuk pasar tenaga kerja, pasar modal, dan pasar komoditas, serta menyediakan perspektif yang sangat bermanfaat mengenai perubahan yang terjadi dalam kondisi ekonomi melalui harga dan pasar. Karena sifat struktural dari model CGE, model ini dapat mengakomodir berbagai fenomena baru, seperti kasus flu burung. Dengan menggunakan software General Algebraic Modeling System GAMS akan dapat dilakukan simulasi riil dampak dari merebaknya flu burung serta dampak kebijakan yang telah diambil oleh pemerintah terhadap perekonomian secara keseluruhan. Penelitian ini menggunakan model CGE Lofgren et al 2002, dimana terdapat empat blok yaitu: blok harga, blok produksi dan perdagangan, blok institusi dan blok kendala system constraint block. i Blok harga, dimana terdiri dari pesamaan harga endogenous yang berkaitan dengan harga harga lain endogenous and exogenous serta variabel non harga yang lain. ii Blok produksi dan perdagangan, persamaan dalam blok ini menggambarkan struktur dan perilaku dari sektor produksi. iii Blok institusi, persamaan dalam blok ini menggambarkan perilaku rumah tangga dan institusi lain yaitu pemerintah dan perusahaan. iv Blok kendala sistem, persamaan dalam blok ini menunjukkan keseimbangan pasar untuk tenaga kerja, barang dan jasa serta balance of payment nasional. 46 Struktur Model CGE Lofgren et al 2002 adalah sebagai berikut : Blok Harga Price Block 1.Import price c c pwm PM = . 1 c tm + . ∑ ∈ + CT c c c c i icm PQ EXR 1 1 . CM c ∈ 11 PM c = harga impor komoditas dalam mata uang lokal, termasuk transaction costs, pwm c = harga impor dalam mata uang asing tm c = tarif impor EXR = nilai tukar mata uang lokal per mata uang asing PQ c = harga komoditas termasuk sales tax dan transaction costs icm c . c =jumlah komoditas sebagai input perdagangan per unit komoditas yang diimpor Harga impor tergantung pada tarif impor dan nilai tukar mata uang lokal per mata uang asing dan harga komoditas. Semakin tinggi tiga komponen terakhir tersebut semakin tinggi harga impor. Demikian juga makin tinggi tarif impor makin tinggi pula harga impor. 2.Export Price c c CT c c c c c ice PQ EXR te pwe PE 1 1 1 . . 1 . ∑ ∈ − − = CE c ∈ 12 PE c = harga ekspor dalam mata uang asing Pwe c = f.o.b. harga ekspor dalam mata uang asing te c = rate pajak ekspor c c ice 1 = jumlah komoditas sebagai input perdagangan per unit yang diekspor Harga ekspor ditentukan oleh pajak ekspor, nilai tukar dan harga komoditas komposit, semakin tinggi harga komoditas dan pajak ekspor, sementara nilai tukar tetap, semakin rendah harga ekspor. 47 3.Demand Price of Domestic Non Trade Goods 13 PDD c = harga permintaan untuk komoditas yang diproduksi dan dijual secara domestik PDS c = harga penawaran untuk komoditas yang diproduksi dan dijual secara domestik. icd c . c = jumlah komoditas sebagai input perdagangan per unit komoditas yang di impor. Harga permintaan dalam negeri sangat tergantung dari total harga penawaran dalam negeri dan harga input perdagangan per unit komoditi yang di impor. Jika harga permintaan dalam negeri meningkat hal itu berarti terdapat komponen harga baik harga penawaran atau harga input perdagangan yang meningkat. 4.Absorption c c c c c c c QM PM QD PDD QQ tq PQ . . . 1 . + = − CM CD c ∪ ∈ 14 QQ c = jumlah komoditas yang ditawarkan ke pasar domestik QD c = jumlah komoditas yang dijual dipasar domestik. QM c = jumlah komoditas yang diimpor. tq c = rate pajak penjualan sebagai share dari harga komposit pajak penjualan Nilai absorpsi ditentukan oleh nilai impor dan nilai barang domestik yang diminta di dalam negeri. Semakin tinggi total nilai impor dan nilai barang domestik semakin tinggi nilai absorpsi di dalam negeri. 5.Marketed Output Value c c c c c c QE PE QD PDS QX PX . . . + = CX c ∈ 15 PX c = harga produsen tidak termasuk pajak penjualan komoditas c QX c =jumlah output domestik QE c = jumlah komoditas yang di ekspor Nilai output yang diperdagangkan tergantung pada total nilai output domestik dan nilai output yang diekspor. Nilai output yang diekspor tergantung pada harga CD c ∈ c c CT c c c c icd PQ PDS PDD 1 1 1 . ∑ ∈ + = 48 ekspor dan jumlah komoditas ekspor, dimana harga ekspor ditentukan oleh pajak ekspor, nilai tukar dan harga komoditas komposit. 6.Activity Price ac C c ac a PXAC PA θ . ∑ ∈ = A a ∈ 16 PA a = harga dari aktivitas pendapatan kotor per unit aktivitas PXAC a c = harga produsen dari komoditas cuntuk aktivitas θ ac = pendapatan dari output per unit aktivitas Persamaan ini menggambarkan pendapatan kotor per unit aktivitas diamana bergantung pada pendapatan dari output per unit aktivitas. Jika harga produsen konstan dan pendapatan per unit output meningakat maka pendapatan kotor per unit aktivitas akan meningkat. 7. Aggregate Intermediate Input Price 17 PINTA a = hargainput intermediet agregat untuk aktivitas ica c a = jumlah komoditas sebagai input intermediet per unit aktivitas Persamaan ini menunjukkan harga input intermediate agregat tergantung pada total harga komoditas dan jumlah komoditas sebagai input intermediate atau antara per unit aktivitas, dimana didalam harga komoditas terdapat pajak penjulan dan biaya transaksi. Semakin tinggi biaya transaksi dan pajak penjualan maka semakin tinggi harga input intermediate. 8.Activity Revenue a a a a a a QINTA PINTA QVA PVA QA ta PA . . . 1 . + = − A a ∈ 18 ta a = rate pajak untuk aktivitas QA a = jumlah level aktivitas a QVA a = jumlah agregat dari nilai tambah QINTA a = jumlah agregat input intermediate PVA a =harga agregat nilai tambah A a ∈ ca C c c a ica PQ PINTA . ∑ ∈ = 49 Persamaan ini menunjukkan bahwa nilai dari suatu aktivitas selain tergantung pada besarnya rate pajak juga tergantung pada nilai value added dan nilai dari input intermediate. Semakin tinggi tingkat pajak maka makin kecil harga aktivitas dan semakin kecil pula nilai dari aktivitas. 9.Consumer Price Index c C c c cwts PQ CPI ∑ ∈ = . 19 cwts c = bobot komoditas c untuk CPI CPI = Indeks Harga Konsumen exogenous variable. Indeks Harga Konsumen sifatnya tetap eksogen dimana besarnya tergantung pada harga komoditas dikalikan dengan pembobotnya. Indeks Harga Konsumen dalam hal ini menjadi angka numeraire. 10.Producer Price Index Fornontraded Market Output 20 dwts c = bobot komoditas untuk DPI DPI = Indeks Harga Produsen untuk output yang diperdagangkan secara domestik. Indeks Harga Produsen untuk output yang diperdagangkan secara domestik ini merupakan total perkalian dari harga penawaran untuk komoditas yang diproduksi dan dijual secara domestik dengan pembobot untuk DPI, semakin besar angka pembobot semakin besar angka indeks. Blok Produksi dan Perdagangan Production and Trade Block Blok ini menggambarkan struktur dan perilaku sektor produksi. Perilaku produsen dalam model CGE menghubungkan pasar tenaga kerja, output, upah dan harga. Struktur fungsi produksi dalam hal ini adalah output yang diproduksi dari kombinasi intermediate input dan value added. Proses produksi menggunakan tehnologi Nested Constant Elasticity of Substitution CES production function. c C c c dwts PDS DPI . ∑ ∈ = 50 Dalam model standar ini diasumsikan seorang produsen memaksimumkan keuntungannya dengan kendala fungsi produksinya. Lebih penting lagi adalah pasar beroperasi dalam struktur pasar bersaing sempurna. Tahap proses produksi pertama adalah mengkombinasikan value added nilai komposit faktor produksi dengan intermediate input. Fungsi produksi yang digunakan adalah Constant Elasticity of Subtitution yang dirumuskan sebagai berikut: 11.CES technology: Activity Production Function 21 ACES a ∈ Dari first order condition, persamaan di atas manghasilkan hubungan antara jumlah value added QVA dengan jumlah intermediate inputnya QINTA. Dari persamaan tersebut terlihat bahwa faktor utama berapa banyak faktor produksi dan intermediate input digunakan tidak hanya tergantung kepada harga relatif tetapi juga rasio nilai kedua input tersebut dalam proses produksi dan nilai scalar yang dipilih. = parameter efisiensi dalam fungsi produksi CES = parameter share dari fungsi produksi CES a a ρ = parameter atau koefisien elastisitas substitusi dari fungsi produksi CES 12.CES Technology: Value-added Intermediate –Input Quantity Ratio 22 Persamaan ini menjelaskan bahwa ratio harga intermediet dan harga value added berpengaruh pada rasio kuantitas value added dan kuantitas intermediate. Disamping itu juga dipengaruhi besarnya share dan elastisitas. Semakin besar share dan elastisitas berarti semakin besar angka rasio value added dan intermediate. Makna dari persamaan di atas adalah walauppun perubahan harga relatif kecil namun jika efisiensi parameter atau elastisitas substitusi yang ditetapkan tinggi maka jumlah yang diminta akan sangat tinggi. a a a a a a a a a a a a a a QINTA QVA QA ρ ρ ρ δ δ α 1 . 1 . . − − − − + = a a a a a a a a a a PVA PINTA QINTA QVA ρ δ δ + ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − = 1 1 1 . ACES a ∈ 51 13.Leontief Technology: Demand for Aggregate Value Added ALEO a ∈ 23 iva a = jumlah nilai tambah perunit aktivitas Persamaan ini menjelaskan bahwa permintaan nilai tambah adalah fungsi dari level aktivitas. Semakin tinggi level aktivitas semakin tinggi permintaan nilai tambah, dimana hal ini bergantung pada jumlah nilai tambah per unit aktivitas. Artinya bahwa berapa jumlah QVA diminta tergantung kepada koefisien input- output atau dengan kata lain jumlah yang diminta tidak tergantung kepada harga QA. 14.Leontief Technology: Demand For Aggregate Intermediate-Input a a a QA a QINTA . int = ALEO a ∈ 24 inta a = jumlah agregat intermediate input per unit aktivitas. Persamaan ini menjelaskan bahwa permintaan agregat intermediate input adalah fungsi dari level aktifitas, dimana tergantung pada besar kecilnya jumlah intermediate input agregat perunit aktivitas. 15.Value Added and Factor Demands A a ∈ 25 a va a = efficiency parameter di dalam fungsiCES untuk value-added Persamaan ini menyatakan bahwa untuk tiap aktivitas, permintaan value added adalah fungsi CES dari jumlah faktor yang didisagregasi, dimana besar kecinya dipengaruhi oleh besar kecilnya parameter efisiensi tehnologi dari value added dan parameter share dari value added. 16.Factor Demand A = aktivitas 26 a a a QA iva QVA . = va a va a F f fa va fa va a a QF QVA ρ ρ δ α 1 . . − ∈ − ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ = ∑ 1 1 . . . . . 1 . . 1 − − − − ∈ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − = ∑ va a va a fa va fa fa F f va fa a a a fa f QF QF QVA tva PVA WFDIST WF ρ ρ δ δ F f A a ∈ ∈ 52 F = faktor tva a = rate dari pajak value-added untuk aktivitas δf va a = parameter share untuk fungsi value added CES untuk faktor dalam aktivitas QF f a = jumlah permintaan untuk faktor dari aktivitas ρ va a = parameter atau koefisien elastisitas substitusi dari fungsi CES value-added WF f = harga rata rata dari faktor WFDIST fa = wage distortion dari faktor ke faktor di dalam aktivitas exogenous variable. Persamaan ini menggambarkan harga faktor tergantung dari berbagai hal diantaranya adalah rate dari pajak value-added untuk aktivitas, dimana hal ini memiliki hubungan terbalik, jika pajak value-added semakin tinggi maka harga faktor semakin rendah. Sebaliknya jika share value-added semakin tinggi maka harga faktor juga semakin tinggi. 17.Disaggregrated Intermediate Input Demand 27 QINT c a = jumlah komoditas c yang digunakan sebagai input intermediate di aktivitas. Untuk tiap aktivitas, permintaan input intermediate ditentukan melalui sebuah formulasi Leontief standar sebagai level dari input intermediet agregat dikali koefisien input intermediate yang tetap. 18.Commodity Production and Allocation 28 QXAC ac = jumlah output yang dipasarkan dari komoditas dari aktivitas QHA ac h = jumlah konsumsi rumah tangga dari komoditas dari aktivitas untuk rumah tangga. C c A a ∈ ∈ a ca ca QINTA ica QINT . = ac QXAC a ac H h ach QA QHA . θ = + ∑ ∈ 53 θ ac = pendapatan dari output per unit aktivitas yields Persaman ini memungkinkan berbagai komoditas diproduksi oleh satu atau lebih aktivitas. Disamping itu memungkinkan pula berbagai aktivitas memproduksi satu atau lebih komoditas. Dimana kuantitas produksi didefinisikan sebagai yields kali level aktivitas. 19.Output Aggregation Function 29 a ac c = parameter shift untuk fungsi agregasi komoditas domestik δ ac ac = parameter share untuk fungsi agregasi komoditas domestik ρ ac c = parameter atau koefisien elastisitas substitusi dari fungsi agregasi komoditas domestik Persamaan 19 menunjukkan jumlah produksi komoditas yang dipasarkan secara agregat, dimana besar kecilnya tergantung dari beberapa parameter yaitu parameter share dan shift. Persamaan ini berkaitan dengan persamaan 20, dimana QX adalah jumlah output yang dijual pada harga PX dan diproduksi dengan berbagai input QXAC dan dibeli pada harga PXAC. 20.First-Order Condition For Output Aggregation Function 30 Marginal cost dari komoditas c dari aktivitas a adalah marginal revenue dari produk komoditas dari aktivitas . Pada kondisi ini akan tercapai profit maksimum. Perbedaan subtitusi antar produsen tergantung dari besarnya transformasi dari elastisitas subtitusi ρ. Semakin besar angka ρ semakin kecil harga beli input PXAC 21.Output Transformation CET Function 31 1 1 . . − ∈ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ = ∑ ac c ac c A a ac ac ac ac c c QXAC QX ρ ρ δ α 1 1 . . . . − − − ∈ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ = ∑ ac c ac c ac ac ac A a ac ac ac c c ac QXAC QXAC QX PX PXAC ρ ρ δ δ t c t c t c c t c c t c t c c QD QE QX ρ ρ ρ δ δ α 1 . 1 . . − + = 54 a t c =parameter shift dari fungsi CET δ t c = parameter share dari fungsi CET ρ t c = parameter atau koefisien elastisitas substitusi fungsi CET Persamaan 21 dan 22 adalah berkaitan dengan alokasi output. Persamaan 21 mencerminkan asumsi ketidaksempurnaan transformasi antar dua tujuan penjualan output domestik atau ekspor. 22.Ekport-Domestic Supply Ratio 32 Rasio penawaran ekspor-domestik adalah fungsi rasio harga ekspor-domestik, disamping itu juga ditentukan oleh parameter share, semakin tinggi share semakin, jika yang lain konstan, makin kecil rasio penawaran ekspor-domestik. 23.Output Transformation For Non-Exported Commodities 33 Persamaan ini menggantikan fungsi CET untuk komoditas yang diproduksi secara domestik yang dapat dijual untuk ekspor dan domestik. 24.Composite Supply Armington Function 34 a q c =parameter shift fungsi Armington δ q c = parameter share fungsi Armington ρ q c = parameter atau koefisien elastisitas substitusi fungsi Armington Penawaran komposit tergantung dari jumlah komoditas yang diimpor dan komoditas yang diminta di dalam negeri, disamping itu tergantung juga pada share fungsi Armington dan parameter shift. 25.Import-Domestic Ratio t c t c t c c c c c PDS PE QD QE ρ δ δ 1 1 . ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − = c c c QE QD QX + = q c q c q c c q c q c q c c QD QM QQ ρ ρ ρ δ δ α 1 . 1 . . − − − − = q c q c q c c c c c PM PDD QD QM ρ δ δ + ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − = 1 1 1 . 55 35 Rasio jumlah komoditas impor dan komoditas domestik sama dengan rasio harga komoditas dalam negeri dan harga komoditas impor. Juga tergantung dari share fungsi Armington dan parameter atau koefisien elastisitas substitusi fungsi Armington. Peningkatan rasio harga domestik- impor menyebabkan peningkatan rasio permintaan impor-domestik. 26.Composite Supply For non-Imported Outputsand Non produced Imports 36 Penawaran komposit adalah output domestik ditambah output yang diimpor 27.Demand For Transaction Services 37 QT c = jumlah komoditas yang minta sebagai input jasa transaksi Total permintaan untuk input perdagangan adalah jumlah impor from moving commodities from theborder to domestic demanders, ekspor from moving commodities fromdomestic producers to the border, dan output domestik from moving commodities from domestic producers to domestic demanders. Blok Institusi Institution Block 28.Factor Income 38 YF f = pendapatan dari faktor WFDIST fa = wage distortion dari faktor ke faktor di dalam aktivitas exogenous variable. Pendapatan dari faktor adalah jumlah pembayaran aktivitas activity-specific wages dikalikan permintaan faktor tenaga kerja employment levels. Pendapatan dari faktor dipengaruhi salah satunya oleh adanya wage distortion, jikadistorsi semakin besar maka pendapatan dari faktor juga akan semakin besar.Distorsi c d c QM QD QQ + = ∑ ∈ + + = . . . C c c cc c cc c cc c QD icd QE ice QM icm QT fa fa A a f f QF WFDIST WF YF . . ∑ ∈ = 56 menggambarkan adanya perbedaan tingkat upah atau harga faktor produksi terkait dengan rigiditas pasar tenaga kerja. 29.Institutional Factor Incomes 39 YIF i f = pendapatan institusi dari faktor Shif if = share dari institusi domestik idari faktor tf f = rate pajak langsung untuk faktor trnsfr if = transfer dari faktor untuk institusi Persamaan tentang pendapatan institusi dari faktormenggambarkan terdapat hubungan berbanding terbalik dengan rate pajak langsung untuk faktor dengan pendapatan institusi, jika pajak semakin besar maka pendapatan dari faktor semakin kecil dengan asumsi variabel dan parameter yang lain adalah konstan. 30.Income Of Domestic Non Government Institution 40 YI i = pendapatan dari institusi i TRII ii . = transfers dari institusi i ke i Besar kecilnya pendapatan institusi tergantung dari besar kecil total pendapatan dari faktor, total transfer antar insitusi, transfer pemerintah dan transfer dari luar negeri. 31.Intra –Institution Transfer 41 shii ii = share pendapatan bersih dari institusi ke institusi lain MPS i = marginal propensity to save untuk institusi non pemerintah domestik exogenous variable TINS i = rate pajak langsung untuk institusi Persamaan inimembahas tentang transfer antara institusi domestik non- pemerintah yang dibayarkan sebagai share tetap dari total pajak langsung [ ] EXR trnsfr YF tf shif YIF f row f f if f . . 1 . − − = EXR trnsfr CPI trnsfr TRII YIF YI row i gow i INSDNG i ii F f if i . . + + + = ∑ ∑ ∈ ∈ . 1 . 1 . i i i ii ii YI TINS MPS shii TRII − − = 57 pendapatan bersih institusi dan tabungan. Makin tinggi MPS makin tinggi transfer dengan asumsi variabel lain konstan. 32.Household Consumption Expenditure 42 EHh = pengeluaran konsumsi rumah tangga Persamaan ini menggambarkan jumlah pengeluaran rumah tangga adalah pendapatan setelah dikurangi pajak langsung, tabungan, share dari pendapatan bersih institusi. Pengeluaran konsumsi akan semakin besar jika tingkat tabungan dan pajak langsung semakin kecil demikian juga share pendapatan yang semakin kecil. 33.Household Consumption Demand for Marketed Commodities 43 QH c h = jumlah komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga m ch =konsumsi subsisten komoditas pasar untuk rumah tangga h ach = konsumsi subsisten untuk home commodity dari aktivitas untuk rumah tangga m ch = marginal share dari pengeluaran konsumsi pada komoditas pasar untuk rumah tangga . Persamaan ini membahas tentang nilai konsumsi rumah tangga pada komoditas pasar yang dinilai sebagai harga pasar, dimana tingginya harga memasukkan unsur biaya marketing. 34.Household Consumption Demand For Spending Commodities 44 h ach =marginal share dari pengeluaran konsumsi home commodity c untuk rumah tangga h. h h h INSDNG i ih h YI TINS MPS shii EH . 1 . 1 . 1 − − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = ∑ ∈ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − − + = ∑ ∑∑ ∈ ∈ ∈ C c A a C c h h ac ac m h ac c h m ch m ch c ch c PXAC PQ EH PQ QH PQ . . . . . γ γ β γ ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − − + = ∑ ∑ ∑ ∈ ∈ ∈ c c A a C c h h ac a m h c c h h ach h ach ac ach ac c PXAC PQ EH PXAC QHA PXAC 1 1 1 1 1 1 . . . . . γ γ β γ 58 Persamaan ini membahas tentang nilai konsumsi rumah tangga pada home production yang dinilai sebagai opportunity cost, dimana harganya tidak memasukkan unsur biaya marketing. 35.Invesment Demand . IADJ QINV c = c qinv 45 QINV c = jumlah permintaan investasi fixed untuk komoditas IADJ = faktor penyesuaian investasi exogenous variable, qinv c =jumlah investasi tetap pada tahun dasar Permintaan investasi dalam hal ini adalah tetap karena variabel penentu dari permintaan investasi sifatnya tetap fixed. 36.Government Consumption Demand 46 QG c = permintaan konsumsi pemerintah untuk komoditas GADJ = faktorpenyesuaian konsumsi pemerintah exogenous variable qg c = jumlah permintaan pemerintah pada tahun dasar Persamaan di atas menjelaskan tentang permintaan konsumsi pemerintah untuk komoditas, dimana permintaan ini bersifat tetap dan eksogen. Hal ini terjadi karena dua variabel penentunya yaitu faktor penyesuaian konsumsi pemerintah dan jumlah permintaan pemerintah pada tahun dasar telah ditentukan besarannya. 37.Government Revenue 47 YG = penerimaan pemerintah c c qg GADJ QG . = ∑ ∑ ∑ ∈ ∈ ∈ + + = INSDNG i F f A a a a a f f i i QVA PVA tva YF tf YI TINS YG . . . ∑ ∑ ∑ ∈ ∈ ∈ + + + CM c CE c c c c c c c a a A a a EXR QE pwe te EXR QM pwm tm QA PA ta . . . . . . . . ∑ ∑ ∈ ∈ + + + C c F f row gov f gov c c c EXR trnsfr YIF QQ PQ tq . . . . . 59 Penerimaan pemerintah adalah jumlah dari pengeluaran pemerintah untuk konsumsi dan transfer. Penerimaan pemerintah dapat juga diartikan penerimaan dari pajak langsung dari institusi ditambah pajak langsung dari faktor ditambah pajak nilai tambah ditambah pajak aktivitas ditambah tarif impor ditambah pajak ekspor ditambah pajak penjualan ditambah penerimaan faktor ditambah transfer dari ROW. 38.Goverenment Expenditure ∑ ∑ ∈ ∈ + = INSDNG i gov i c C c c CPI trnsfr QG PQ EG . . . 48 EG = Pengeluaran pemerintah Pengeluaran pemerintah adalah jumlah dari pengeluaran pemerintah untuk konsumsi dan transfer, dimana transfer harus dikalikan dengan CPI yang bersifat tetap. Blok Kendala Sistem System Counstrain Blok 39.Factor Market ∑ ∈ = A a f a f QFS QF . 49 QFS f = jumlah penawaran faktor exogenous variable. Persamaan ini menunjukkan keseimbangan antara total permintaan untuk faktor dengan penawaran untuk faktor tenaga kerja dan kapital, dimana penawaran untuk faktor adalah tetap atau eksogen. 40.Composite Commodity Markets ∑ ∑ ∈ ∈ + + + + + = A a H h c c c c h c a c c QT qdst QINV QG QH QINT QQ . . 50 qdst c = jumlah perubahan stok Penawaran komoditas komposit adalah penggunaan intermediate ditambah knsumsi rumah tangga ditambah konsumsi pemerintah ditambah investasi tetap 60 ditambah perubahan stock ditambah penggunaan input perdagangan. Tiap perubahan komponen akan berpengaruh pada tinggi rendahnya jumlah penawaran komoditas. 41.Current Account Balance For Rest Of The World In Foreign Currency 51 FSAV = tabungan luar negeri dalam mata uang asing exogenous variable. Keseimbangan neraca untuk luar negeri adalah pengeluaran impor ditambah transfer faktor ke ROW sama dengan penerimaan ekspor ditambah transfer institusi dari ROW ditambah foreign savings dalam mata uang asing. 42.Government Balance GSAV EG YG + = 52 GSAV = tabungan pemerintah Keseimbangan pemerintah adalah keseimbangan penerimaan dengan pengeluaran pemerintah untuk konsumsi dan transfer ditambah tabungan pemerintah, tidak termasuk investasi pemerintah, dimana tabungan ini mungkin saja negatif. 43.Direct Institutonals Tax Rates i i i i t tins DTINS t tins TINSADJ tins TINS 01 . 01 . 1 . + + = 53 TINS i = rate dari pajak langsung pada institusi domestik tins i = exogenous dari rate pajak langsung pada institusi domestik TINSADJ = scaling factor untuk pajak langsung 0 for base; exogenous variable tins01t i = 0-1 parameter, dengan 1 untuk institusi dengan rate pajak langsung yang fleksibel. DTINS i = perubahan pada tax share institusi domestik = 0 for base;exogenous variable. Rate daripajak langsung pada institusi domestik merupakan total dari rate pajak langsung yang tetap dan pajak langsung yang disesuaikan serta share pajak dari institusi domestik, dimana rate pajak langsung dan share pajak merupakan ∑ ∑ ∑ ∑ ∈ ∈ ∈ ∈ + + = + CM c F f CE c INSD i row i c c f row c c FSAV trnsfr QE pwe trnsfr QM pwm . . . . 61 variabel eksogen. Dalam hal ini institusi adalah institusi rumah tangga dan institusi perusahaan. 44.Intitutional Savings Rates i i i i mps DMSPS mps MPSADJ mps MPS 01 . 01 . 1 . + + = 54 mps i = base savings rate untuk institusi domestik, MPSADJ = scaling factor untuk rate tabungan = 0 for base,exogenous variable mps01 i = 0-1 parameter, dengan 1 untuk institusi dengan rate pajak langsung yang fleksibel. DMPS = perubahan savings rates pada institusi domestik = 0 forbase; exogenous variable. Tingkat tabungan ditentukan oleh besarnya mps yang tetap ditambah mps yag mengalami penyesuaian dan perubahan rate tabungan pada institusi domestik. Semakin besar perubahan rate tabungan semakin besar pula tingkat tabungan masyarakat rumah tangga dan perusahaan. 45.Saving Invesment Balance 56 Persamaan 45 menyatakan bahwa total tabungan harus sama dengan total investasi dimana total tabungan adalah jumlah tabungan domestik dari institusi non-governmnet, tabungan pemerintah dan ROW yang dikonversi dengan mata uang domestik. Total investasi adalah jumlah jumlah dari nilai investasi tetap gross fixed capital formation dan perubahan stock. 46.Total Absorption 57 ∑ ∑ ∑ ∈ ∈ ∈ + = + + − C c C c c c c c INSDNG i i i i qdst PQ QINV PQ FSAV EXR GSAV YI TINS MPS . . . 1 . ∑∑ ∑∑ ∑ ∑ ∈ ∈ ∈ ∈ ∈ ∈ + + = H h C c A a C c H h C c c c h c a c a h c c QG PQ QHA PXAC QH PQ TABS . . . . . . . ∑ ∑ ∈ ∈ + + C c C c c c c c qdst PQ QINV PQ . . 62 TABS =total absorbsi nominal qdst c = jumlah perubahan stok Total absorpsi diukur dari total nilai permintaan final domestik yang sama dengan GDP yaitu = C + G + I + X – M pada harga pasar, dimana nilai ekspor dikurangi impor dimungkinkan negatif. Jadi besar kecilnya angka absorpsi sangat tergantung pada lima variabel tersebut. Semakin tinggi salah satu variabel dengan asumsi variabel yang lain kontan maka total absorpsi semakin besar. 47.Ratio of Investment To Absorption 58 INVSHR = investment share pada absorpsi nominal dimana variabel ini mengukur rasio investasi dan absorpsi qdst c = jumlah perubahan stok Sisi sebelah kanan dari persamaan di atas adalah total nilai investasi ditambah total nilai perubahan stok, sedangkan sisi sebelah kiri terdapat variabel INVSHR dimana mengukur rasio antara investasi dan total absorpsi. Semakin besar angka share dari investasi semakin besar nilai total investasi investasi awal plus perubahan stok 48.Ratio of Government Consumption To Absorption ∑ ∈ = C c c c QG PQ TABS GOVSHR . . 59 GOVSHR = consumption share pemerintah dalam absorpsi nominal Sisi sebelah kanan dari persamaan di atas adalah total nilai dari konsumsi pemerintah, sedangkan sisi sebelah kiri terdapat variabel GOVSHR dimana mengukur rasio antara konsumsi pemerintah dan total absorpsi. Semakin besar angka share dari konsumsi pemerintah semakin besar nilai pengeluaran pemerintah. Parameter c cwts : bobot untuk suatu komoditas c dalam membuat IHK c dwts :bobot untuk suatu komoditas c dalam membuat IHP ca ica :jumlah komoditas csebagai input intermediet per unit aktivitas ∑ ∑ ∈ ∈ + C c c . . PQ = S INVSHR.TAB C c c c c qdst PQ QINV 63 cc icd :jumlah komoditas sebagai input perdagangan perunit yang diproduksi dan dijual di dalam negeri cc ice :jumlah komoditas sebagai input perdagangan per unit yang diekspor cc icm :jumlah komoditas sebagai input perdagangan perunit cyang diimpor a a int : jumlah aggregate input intermediet per unit aktivitas a iva :jumlah nilai tambah per unit aktivitas i mps :tingkat tabungan awal untuk insitusi domestik c pwe :harga ekspor mata uang asing c pwm :harga impor mata uang asing c qdst :jumlah perubahan stok c qg :jumlah permintaan pemerintah di tahun dasar c qinv :jumlah permintaan investasi privat di tahun dasar i shif f :share untuk institusi domestic I dalam pendapatan dari factor f i shii i :share dari pendapatan bersih dari institusi ke institusi lain a t α : tarif pajak untuk aktivitas c te :tarif pajak ekspor f tf :pajak langsung untuk faktor i tins :tarif pajak langsung eksogen untuk institusi domestik i tins 01 :parameter 0-1 dengan untuk institusi dengan tarif pajak langsung yang tetap c tm : tarif impor c tq : tarif pajak penjualan i trnsfr f : transfer dari factor f untuk institusi a tva : tingkat pajak nilai tambah untuk aktivitas Parameter dalam Greek Letters a a α : parameter efisiensi dalam fungsi aktivitas CES va a α : parameter efisiensi dalam fungsi nilai tambah CES ac a α : parameter shift untuk fungsi agregat komoditas domestic. q c α : parameter shift dari fungsi Armington 64 t c α : parameter shift dari fungsi CET h c h a β : share marjinal konsumsi komoditasrumah tangga c dari aktivitas a untuk rumah tangga h m c β : share marjinal konsumsi komoditas rumah tangga c dari aktivitas a untuk rumah tangga a a δ : parameter share dari fungsi aktivitas CES c ac a δ : parameter share untuk fungsi agregasi komoditas domestik q c δ : parameter share fungsi armington t c δ : parameter share untuk fungsi CET va fa δ : parameter share fungsi nilai tambah CES untuk factor f dalam aktivitas m ch γ : konsumsi subsisten komoditas yang dipasarkan untuk rumah tangga ach h γ : konsumsi subsisten komoditas yang dipasarkan untuk rumah tangga c a θ : pendapatan dari output per unit aktivitas a a ρ : parameter atau koefisien elastisitas dari fungsi produksi CES va a ρ : parameter atau koefisien elastisitas dari fungsi nilai tambah CES cc c ρ : parameter atau koefisien elastisitas dari fungsi agregat komoditas domestik q c ρ : parameter atau koefisien elastisitas fungsi armington t c ρ : parameter atau koefisien elastisitas fungsi CET Exogenous Variable CPI : indeks harga konsumen DTINS : perubahan dalam share pajak institusi domestik FSAV : tabungan luar negeri GADJ : faktor penyesuaian konsumsi pemerintah IADJ : faktor penyesuaian investasi MPSADJ : faktor skala untuk tingkat tabungan =0 untuk base f QFS : jumlah faktor yang di tawarkan TINSADJ : faktor distorsi upah untuk factor dalam aktivitas a f WFDIST : faktor distorsi upah untuk factor dalam aktivitas Endogenous Variable DMPS : perubahan dalam tingkat tabungan domestik 65 DPI : indeks harga produsen untuk output yang dipasarkan secara domestik EG : pengeluaran pemerintah h EH : pengeluaran konsumsi untuk rumah tangga EXR : nilai tukar mata uang domestik perunut mata uang asing GOVSHR : share konsumsi pemerintah dalam absorbsi nominal GSAV : tabungan pemerintah INVSHR : Share investasi dalam absorbsi nominal i MPS : MPS untuk institusi non-pemerintah domestik variabel eksogen a PA : harga aktivitas c PDD : harga permintaan untuk komoditas yang diproduksi dan dijual secara domestik c PDS : harga penawaran untuk komoditas yang diproduksi dan dijual secara domestik c PE : harga ekspor mata uang domestik a PINTA : harga input intermediet agregat untuk aktivitas c PM : harga impor mata uang domestik c PQ : harga komposit komoditas a PVA : nilai-tambah aktivitas c PX : harga produsen tidak termasuk pajak penjualan komoditas c a PXAC : jumlah output yang dipasarkan oleh komoditas dari aktivitas a QA : jumlah aktivitas c QD : jumlah komoditas yang dijual di pasar domestik c QE : jumlah ekspor komoditas a QF ƒ : jumlah permintaan factor f oleh aktivitas c QG : jumlah komoditas yang digunakan oleh pemerintah h c QH : jumlah komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga a QHA c h : jumlah konsumsi rumah tangga komoditas c dari aktivitas a untuk rumah tangga a QINTA :jumlah agregat input intermediet c QINT a : jumlah komoditas yang digunakan sebagai input intermediate di aktivitas c QINV : jumlah komoditas yang dibutuhkan untuk investasi c QM : jumlah impor komoditas c QQ : jumlah komoditas yang ditawarkan ke pasar domestik 66 c QT : jumlah komoditas yang diminta sebagai input perdaganagan a QVA : jumlah agregat dari nilai tambah c QX : jumlah output domestik a QXAC c :jumlah output yang dipasarkan dari komoditas dari aktivitas TABS : total absorbsi nominal i TINS : tingkat pajak langsung untuk institusi i TRII i : transfer dari institusi satu ke institusi yang lain ƒ WF : upah rata rata tingkat sewa faktor f YF : pendapatan dari faktor YG : penerimaan pemerintah i YI : pendapatan dari institusi non pemerintah i YIF f : pendapatan dari institusi domestik dari faktor

4.2.6. Aktivitas, Produksi dan Pasar Faktor