Aspek Mikro Sektoral 1. Dampak Penurunan Produktivitas

93 6.1.1. Aspek Mikro Sektoral 6.1.1.1. Dampak Penurunan Produktivitas Penurunan produktivitas pada sektor unggas dan telur berpengaruh pada jumlah kuantitas output sektor yang bersangkutan maupun sektor lain. Secara simultan output dari hampir semua sektor mengalami penurunan karena tingginya tingkat mortalitas unggas dalam waktu singkat mengingat relatif cepatnya penyakit menyerang unggas dan mematikan dalam jumlah besar. Dapat dicermati bahwa akibat serangan flu burung ini berpengaruh pada perekonomian secara keseluruhan. Besarnya perubahan sektor bergantung pada besarnya angka simulasi yang dilakukan. Hal ini digambarkan pada Tabel 18. Sektor daging unggas tradisional, telur serta daging unggas menengah-besar mengalami penurunan yang relatif besar yaitu masing masing 8,33 persen, 7,16 persen, 5,99 persen. Kemudian disusul oleh sektor perhotelan 3,23 persen, restoran 3,19 persen dan peternakan lainnya 2,05 persen. Sektor unggas erat kaitannya dengan sektor tersier tersebut jasa restoran dan perhotelan dikarenakan dua sektor tersebut banyak menggunakan input sektor unggas. Karena sektor jasa restoran dan perhotelan mengalami penurunan, dimana dua sektor ini erat kaitannya dengan jasa catering dan kuliner, maka hal ini berpengaruh pula pada sektor pariwisata Indonesia, juga mengalami penurunan. Secara simultan sektor lain juga mengalami penurunan yaitu sektor beras, pakan ternak, industri makanan lainnya, farmasi, kimia dan perdagangan. Jadi adanya penurunan produksi sektor daging unggas dan telur menyebabkan penurunan output pada semua sektor. Hal ini dapat dipahami karena sektor unggas baik tradisional maupun sektor menengah-besar memerlukan output dari sektor beras, pakan ternak, industri makanan lainnya, farmasi, kimia dan perdagangan. Ketika terjadi penurunan produksi unggas maka permintaan output dari sektor sektor tersebut juga mengalami penurunan. Karena permintaan yang menurun maka secara umum harga dari output dari berbagai sektor mengalami penurunan, namun sektor unggas, telur dan peternakan lain, mengalami kenaikan harga. Hal ini dapat dipahami karena penurunan produksi unggas dapat diartikan terdapat kelangkaan output sektor unggas, dimana hal ini dapat memicu naiknya harga sektor yang bersangkutan. Berdasarkan Tabel 18, sektor daging unggas baik 94 menengah besar dan tradisional serta telur mengalami kenaikan harga yang relatif tinggi yaitu 13,90 persen, 16,49 persen dan 15,31 persen. Hal ini adalah konsekuensi logis dari berkurangnya penawaran daging unggas dan telur dipasaran sehingga menyebabkan harga tiga output sektor tersebut meningkat. Disamping itu prosentase penurunan penawaran lebih besar dibandingkan penurunan permintaan, sehingga harga tetap meningkat. Demikian juga sektor peternakan lainnya mengalami peningkatan harga sebesar 0,74 persen dikarenakan terjadi penurunan penawaran. Hal yang sama terjadi pada sektor restoran, mengalami kenaikan harga sebesar 1,59 persen dari harga awal. Hal ini dikarenakan sektor restoran menggunakan input unggas, telur dan hasil peternakan lainnya yang juga mengalami kenaikan harga. Tabel 18 Perubahan Total Output Tiap Sektor dan Harga Output karena Penurunan Produktivitas sebesar 10 persen Sektor produksi Perub.output Perub.harga Padi, jagung dan kedele -1,888 -0,145 Tanaman pangan lain -1,781 -0,126 Pertanian Tanaman Lainnya -1,318 -0,752 Daging unggas peternakan tradisional -8,331 13,901 Daging unggas peternakan menengah dan besar -5,985 16,492 Telur -7,158 15,309 Peternakan dan hasil lainnya -2,049 0,746 Kehutanan dan Perburuan -0,265 -1,291 Perikanan -0,623 -2,56 Pertambangan Batubara, Biji Logam dan Minyak Bumi -0,033 -1,029 Pertambangan dan Penggalian Lainnya -0,208 -0,505 Beras -1,461 -0,643 Pakan ternak -1,461 -0,643 Industri makanan lainnya -1,461 -0,643 Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit -1,567 -0,672 Industri Kayu Barang Dari Kayu -0,476 -0,706 Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang Dari Logam dan Industri lainya -0,567 -0,789 Industri kimia -1,039 -1,233 Farmasi -1,007 -1,216 Industri pupuk, hasil dari tanah liat, semen -0,504 -0,95 Listrik, Gas Dan Air Minum -0,548 -2,424 Konstruksi -0,064 -0,591 Perdagangan -1,309 -0,508 Restoran -3,227 1,597 Perhotelan -3,185 -0,372 Angkutan Darat -1,191 -0,615 Angkutan Udara, Air dan Komunikasi -0,884 -0,997 Jasa Penunjang Angkutan, dan Pergudangan -1,193 -0,575 Bank dan Asuransi -0,851 -1,321 Real Estate dan Jasa Perusahaan -0,666 -1,246 -1,227 -0,1 95 Lanjutan… Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film dan Jasa Sosial Lainnya Jasa perseorangan -1,009 -0,695 Sumber : hasil olahan data Selanjutnya hal tersebut akan menyebabkan penurunan permintaan output oleh masyarakat. Sektor sektor yang mengalami penurunan permintaan adalah daging unggas, telur peternakan lainnya, restoran dan perhotelan. Penurunan permintaan tertinggi dialami oleh sektor unggas tradisional dan menengah-besar dan telur, dimana masing - masing yaitu sebesar 7,50 persen, 5,97 persen, serta 7,14 persen. Demikian juga sektor peternakan lainnya sebesar 2,05 persen. Sektor lain yang juga mengalami penurunan permintaan adalah restoran sebesar 3,02 persen. Penurunan permintaan beberapa sektor ini disebabkan oleh kenaikan harga seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 19, dimana tampak terdapat perubahan jumlah barang yang diminta di dalam negeri. Disamping itu permintaan ini juga diperparah oleh persepsi masyarakat yang negatif akan isu kesehatan yang berkaitan dengan flu burung. Tabel 19 Perubahan Jumlah Barang Yang Diminta Di Dalam Negeri karena Penurunan Produktivitas Sebesar 10 Persen Sektor Perubahan Padi, jagung dan kedele -1,669 Tanaman pangan lain -1,78 Pertanian Tanaman Lainnya -1,306 Daging unggas peternakan tradisional -7,528 Daging unggas peternakan menengah dan besar -5,973 Telur -7,139 Peternakan dan hasil lainnya -2,047 Kehutanan dan Perburuan -0,28 Perikanan -0,65 Pertambangan Batubara, Biji Logam dan Minyak Bumi -0,466 Pertambangan dan Penggalian Lainnya -0,071 Beras -1,461 Pakan ternak -1,461 Industri makanan lainnya -1,46 Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit -1,454 Industri Kayu Barang Dari Kayu -0,447 Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang Dari Logam dan Industri lainnya -0,557 Industri kimia -1,141 Farmasi -1,149 Industri pupuk, hasil dari tanah liat, semen -0,773 Listrik, Gas Dan Air Minum -0,548 96 Lanjutan… Konstruksi -0,064 Perdagangan -1,309 Restoran -3,015 Perhotelan -1,422 Angkutan Darat -1,189 Angkutan Udara, Air dan Komunikasi -1,003 Lanjutan…… Jasa Penunjang Angkutan, dan Pergudangan -1,075 Bank dan Asuransi -0,891 Real Estate dan Jasa Perusahaan -0,825 Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film dan Jasa Sosial Lainnya -1,167 Sumber : hasil olahan data Tabel 20 menjelaskan bahwa permintaan tenaga kerja untuk sektor unggas dan telur mengalami kenaikan seiring dengan peningkatan harga terutama sektor daging unggas dan telur. Hal ini dikarenakan ketika terjadi penurunan produktivitas sebesar 10 persen, sementara untuk mempertahankan output yang sama maka akan terjadi peningkatan jumlah tenaga kerja yang diminta. Tabel 20 Perubahan Jumlah Tenaga Kerja yang Diminta karena Penurunan Produktivitas Sebesar 10 Persen Sektor Perub.jmlh TK yg diminta Padi, jagung dan kedele -1,835 Tanaman pangan lain -1,725 Pertanian Tanaman Lainnya -1,424 Daging unggas peternakan tradisional 2,645 Daging unggas peternakan menengah dan besar 4,79 Telur 3,80 Peternakan dan hasil lainnya -1,022 Kehutanan dan Perburuan -0,467 Perikanan -0,963 Pertambangan Batubara, Biji Logam dan Minyak Bumi -0,237 Pertambangan dan Penggalian Lainnya -0,337 Beras -2,514 Pakan ternak -2,513 Industri makanan lainnya -2,513 Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit -2,677 Industri Kayu Barang Dari Kayu -1,218 Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang Dari Logam dan Industri -1,494 Industri kimia -2,769 Farmasi -2,703 Industri pupuk, hasil dari tanah liat, semen - 1,677 Listrik, Gas Dan Air Minum -0,735 Konstruksi -0,6 Perdagangan -1,74 97 Lanjutan… Restoran -2,432 Perhotelan -4,942 Angkutan Darat -1,714 Angkutan Udara, Air dan Komunikasi -2,202 Jasa Penunjang Angkutan, dan Pergudangan -1,741 Bank dan Asuransi -2,569 Real Estate dan Jasa Perusahaan -2,353 Lanjutan……… Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film dan Jasa Sosial Lainnya -1,383 Jasa perseorangan -1,79 Sumber : hasil olahan data Dapat disimpulkan bahwa hampir semua sektor mengalami penurunan permintaan tenaga kerja kecuali sektor daging unggas dan telur, mengalami peningkatan permintaan tenaga kerja. Tabel 21 menunjukkan semua kelompok rumah tangga mengalami penurunan pendapatan tanpa kecuali. Hal ini juga menggambarkan bahwa penurunan produktivitas sektor unggas dan telur secara tidak langsung menyebabkan penerimaan semua rumah tangga turun termasuk penerimaan perusahaan baik yang berasal dari faktor produksi tenaga kerja maupun kapital. Hal ini karena relatif banyak sektor yang mengalami penurunan permintaan faktor produksi tenaga kerja, karena secara umum harga tenaga kerja dan kapital juga mengalami penurunan. Secara rata rata penerimaan dari faktor produksi tenaga kerja menurun sebesar 1,489 persen sedangkan penurunan penerimaan dari faktor produksi kapital sebesar 1,547 persen. Demikian juga pendapatan perusahaan dari faktor produksi kapital mengalami penurunan, disebabkan oleh hal yang sama yaitu secara agregat harga faktor produksi mengalami penurunan. Tabel 21 Perubahan Pendapatan Institusi Dari Faktor Produksi karena Penurunan Produktivitas Sebesar 10 Persen Perub.pendapatan HH-1.tenaga kerja -1,489 HH-1.kapital -1,547 HH-2. tenaga kerja -1,489 HH-2.kapital -1,547 HH-3. tenaga kerja -1,489 HH-3.kapital -1,547 HH-4. tenaga kerja -1,489 HH-4.kapital -1,547 HH-5. tenaga kerja -1,489 HH-5.kapital -1,547 98 Lanjutan… HH-6. tenaga kerja -1,489 HH-6.kapital -1,547 HH-7. tenaga kerja -1,489 HH-7.kapital -1,547 HH-8. tenaga kerja -1,489 HH-8.kapital -1,547 ENTR.kapital -1,547 Sumber : hasil olahan data Tabel 22, Pendapatan institusi domestic non-gov menjelaskan bahwa penerimaan dari seluruh kelompok rumah tangga mengalami penurunan tanpa kecuali. Demikian juga perusahaan mengalami penurunan penerimaan sebesar 2,43 persen. Penurunan pendapatan ini dikarenakan pendapatan dari penerimaan faktor produksi mengalami penurunan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa penurunan produksi sektor daging unggas dan telur sebesar 10 persen menyebabkan tingkat kesejahteraan seluruh kelompok rumah tangga dan perusahaan mengalami penurunan. Penurunan pendapatan rumah tangga rata rata di bawah 2 persen. Tabel 22 Perubahan Pendapatan Institusi dom non-gov karena Penurunan Produktivitas Sebesar 10 Persen Perub. HH-1RT pertn. buruh -1,292 HH-2RT pertn.pengusaha pert -1,481 HH-3RT bkn. pertn. pedesaan, gol rendah -1,463 HH-4 RT bkn. pertn.pedesaan bkn TK -1,452 HH-5 RT bkn. pertn.pedesaan gol.atas -1,731 HH-6 RT bkn. pertn.perkotaan gol.rendah -1,621 HH-7RT bkn. pertn.perkotaan bkn TK -1,655 HH-8RT bkn. pertn.perkotaan gol atas -1,695 ENTR -2,426 Sumber : hasil olahan data Tabel 23, Kuantitas Barang Yang Dikonsumsi Oleh Rumah Tangga menunjukkan bahwa variasi penurunan jumlah barang yang dikonsumsi oleh tiap kelompok rumah tangga pada masing masing sektor. Hal yang menarik diperhatikan adalah terjadinya penurunan konsumsi sektor unggas, telur dan peternakan lainnya oleh seluruh kelompok rumah tangga terjadi relatif lebih tinggi dibandingkan penurunan konsumsi untuk sektor lainnya. Penurunan konsumsi untuk sektor unggas dan telur terjadi rata rata dibawah 14 persen, sedangkan penurunan konsumsi untuk sektor peternakan lainnya mengalami penurunan rata rata dibawah 2 persen. Penurunan konsumsi oleh rumah tangga dapat dipahami 99 karena pendapatan mereka secara keseluruhan juga menurun, disamping juga karena faktor ketersediaan yang menurun. Tabel 23 Perubahan Kuantitas Barang Yang Di Konsumsi Oleh Kelompok Rumah Tangga karena Penurunan Produktivitas Sebesar 10 Persen sektor4 sektor5 Sektor 6 Sektor7 HH-1RT pertn buruh -9,313 -13,31 -11,841 -2,167 HH-2RT pertn.pengusaha pert -9,501 -13,49 -12,024 -2, 37 HH-3RT bkn pertn.pedesaan,gol rendah -9,469 -13,459 -11,993 -2,336 HH-4 RT bkn pertn.pedesaan bkn TK -9,461 -13,452 -11,986 -2,327 HH-5 RT bkn pertn.pedesaan gol.atas -9,749 -13,726 -12,265 -2,637 HH-6 RT .bkn. pertn.perkotaan gol.rendah -9,615 -13,599 -12,135 -2,493 HH-7RT .bkn. pertn.perkotaan bkn TK -9,66 -13,641 -12,178 -2,541 HH-8RT .bkn. pertn.perkotaan gol atas -9,719 -13,698 -12,236 -2,605 Sektor 12 Sektor13 Sektor14 HH-1RT pertn buruh -1,106 -1,106 -1,106 HH-2RT pertn.pengusaha pert -1,312 -1,312 -1,312 HH-3RT bkn pertn.pedesaan,gol rendah -1,277 -1,277 -1,277 HH-4 RT bkn pertn.pedesaan bkn TK -1,269 -1,269 -1,268 HH-5 RT bkn pertn.pedesaan gol.atas -1,582 -1,582 -1,582 HH-6 RT .bkn. pertn.perkotaan gol.rendah -1,436 -1,436 -1,436 HH-7RT .bkn. pertn.perkotaan bkn TK -1,485 -1,485 -1,485 HH-8RT .bkn. pertn.perkotaan gol atas -1,549 -1,549 -1,549 Sektor15 Sektor17 Sektor18 Sektor19 HH-1RT pertn buruh -1,153 -1,009 -0,478 -0,499 HH-2RT pertn.pengusaha pert -1,358 -1,215 -0,685 -0,705 HH-3RT bkn pertn.pedesaan,gol rendah -1,324 -1,18 -0,65 -0,671 HH-4 RT bkn pertn.pedesaan bkn TK -1,315 -1,171 -0,641 -0,662 HH-5 RT bkn pertn.pedesaan gol.atas -1,628 -1,485 -0,957 -0,977 HH-6 RT .bkn. pertn.perkotaan gol.rendah -1,436 -1,339 -0,81 -0,83 HH-7RT .bkn. pertn.perkotaan bkn TK -1,485 -1,388 -0,859 -0,879 HH-8RT .bkn. pertn.perkotaan gol atas -1,549 -1,452 -0,924 -0,944 Sektor 24 Sekto25 Sektor26 Sektor32 HH-1RT pertn buruh -3,321 -1,508 -1,134 -0,759 HH-2RT pertn.pengusaha pert -3,522 -1,713 -1,339 -0,965 HH-3RT bkn pertn.pedesaan,gol rendah -3,488 -1,679 -1,305 -0,931 HH-4 RT bkn pertn.pedesaan bkn TK -3,48 -1,67 -1,296 -0,922 HH-5 RT bkn pertn.pedesaan gol.atas -3,786 -1,982 -1,609 -1,236 HH-6 RT .bkn. pertn.perkotaan gol.rendah -3,644 -1,837 -1,463 -1,09 HH-7RT .bkn. pertn.perkotaan bkn TK -3,691 -1,885 -1,512 -1,139 HH-8RT .bkn. pertn.perkotaan gol atas -3,754 -1,949 -1,576 -1,204 Sumber : hasil olahan data Nama sektor merujuk pada Tabel 6 Sektor1 Sektor2 Sektor3 HH-1RT pertn buruh -1,465 -1,544 -1,019 HH-2RT pertn.pengusaha pert -1,669 -1,749 -1,224 HH-3RT bkn pertn.pedesaan,gol rendah -1,635 -1,715 -1,19 HH-4 RT bkn pertn.pedesaan bkn TK -1,626 -1,706 -1,181 HH-5 RT bkn pertn.pedesaan gol.atas -1,938 -2,018 -1,494 HH-6 RT .bkn. pertn.perkotaan gol.rendah -1,793 -1,873 -1,349 HH-7RT .bkn. pertn.perkotaan bkn TK -1,842 -1,21 -1,397 HH-8RT .bkn. pertn.perkotaan gol atas -1,906 -1,985 -1,462 100 Demikian juga untuk sektor restoran 24 dan perhotelan 25, seluruh kelompok rumah tangga menurunkan tingat konsumsinya. Hal ini dikarenakan harga pada sektor unggas, telur, peternakan lainnya, restoran dan perhotelan mengalami peningkatan harga ketika terjadi penurunan prosuksi unggas dan telur penurunan permintaan. Pada prinsipnya semua kelompok rumah tangga menurunkan konsumsinya untuk semua sektor. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penurunan pendapatan yang diikuti dengan punurunan konsumsi oleh semua kelompok rumah tangga untuk semua sektor dianggap penurunan kesejahteraan semua kelompok rumah tangga. Tabel 24 Perubahan Total Pendapatan Pemerintah Base SIM01 SIM01 118,829 117,673 -0,973 Sumber : hasil olahan data Tabel 24 menggambarkan perubahan total penerimaan pemerintah karena adanya penurunan produksi sektor unggas dan telur. Pada prinsipnya besarnya pendapatan pemerintah ditentukan oleh penerimaan dari pajak langsung dari institusi, pajak langsung dari faktor produksi, pajak dari value added, pajak aktivitas, tarif impor, pajak expor, pajak penjualan, pendapatan dari faktor dan transfer dari luar negeri. Namun pendapatan terbesar pemerintah adalah dari pajak penghasilan. Dalam kondisi ini pendapatan seluruh kelompok rumah tangga mengalami penurunan, termasuk juga penerimaan perusahaan, maka penerimaan pajak penghasilan dari rumah tangga dan perusahaan yang diterima oleh pemerintah mengalami penurunan sebesar 0,97 persen.

6.1.1.2. Dampak Penurunan Produktivitas pada Ekspor dan Impor

Membahas pasar luar negeri berarti erat kaitannya dengan aspek ekspor dan impor. Mencermati aspek ekspor bararti erat kaitannya dengan sisi penawaran output dari seluruh sektor produksi dan pasar luar negeri, dimana hal tersebut banyak dipengaruhi oleh harga ekspor dan harga impor, dimana sering kali kedua harga tersebut menjadi variabel eksogen ditentukan oleh pihak lain. Pada tabel total output yang telah disebutkan terdahulu dapat dilihat bahwa hampir semua sektor mengalami penurunan produksi. Penawaran output ini akan menentukan jumlah output yang akan di ekspor. Kenaikan ataupun penurunan ekspor terkait 101 dengan harga ekspor dan ketersediaan dalam negeri, yaitu perubahan produksi dan permintaan domestik baik rumah tangga maupun permintaan intermediate input sektor ekonomi atau perusahaan. Sedangkan aspek impor berkaitan dengan jumlah barang yang diminta didalam negeri, disamping itu juga bergantung pada perbandingan antara harga impor dengan harga impor baseline. Jika harga impor mengalami penurunan terhadap harga baseline maka ada kecenderungan maka jumlah barang yang di impor ada kecenderungan meningkat, namun hal ini masih memperhitungkan tarif impor, jika tarif impor relatif tinggi maka masyarakat akan memilih barang domestik yang harganya lebih murah. Tabel 25 menjelaskan bahwa pada simulasi satu penurunan produksi unggas dan telur seluruh sektor mengalami penurunan harga sebesar 0,788 persen dan harga ekspor internasional adalah eksogen. Sedangkan jika memperhatikan tabel kuantitas ekspor, maka tampak jelas bahwa sektor unggas, telur dan peternakan lain mengalami penurunan kuantitas ekspor, hal ini karena terjadi penurunan harga ekspor. Jika memandang dari sudut produsen dalam negeri maka penurunan harga ekspor akan mendorong penurunan produksi barang yang akan diekspor. Tabel 25 Perubahan Jumlah Barang yang di Ekspor Perub.jumlah yang di ekspor Padi, jagung dan kedelai -2,299 Tanaman pangan lain -2,205 Pertanian Tanaman Lainnya -1,341 Daging unggas peternakan tradisional -17,349 Daging unggas peternakan menengah dan besar -15,303 Telur -17,058 Peternakan dan hasil lainnya -2,723 Kehutanan dan Perburuan 0,066 Perikanan 0,548 Pertambangan Batubara, Biji Logam dan Minyak Bumi 0,125 Pertambangan dan Penggalian Lainnya -0,421 Beras -1,555 Pakan ternak -1,555 Industri makanan lainnya -1,554 Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit -1,653 Industri Kayu Barang Dari Kayu -0,529 Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang Dari Logam dan Industri -0,567 Industri kimia -0,839 Farmasi -0,728 Industri pupuk, hasil dari tanah liat, semen -0,39 102 Lanjutan…. Listrik, Gas Dan Air Minum -4,71 Konstruksi -3,448 Lanjutan…… Perdagangan -1,32 Restoran -0,748 Perhotelan -1,351 Angkutan Darat -0,61 Angkutan Udara, Air dan Komunikasi -0,367 Jasa Penunjang Angkutan, dan Pergudangan -1,67 Bank dan Asuransi -1,069 Real Estate dan Jasa Perusahaan ‐1.60 Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film dan Jasa Sosial Lainnya ‐0.068 Sumber : hasil olahan data Namun terdapat beberapa sektor yang mengalami peningkatan ekspor yaitu sektor kehutanan, perikanan dan pertambangan. Tiga sektor ini tidak memiliki keterkaitan dengan sektor unggas dan perubahannya juga relatif kecil sekali sehingga kita bisa mengabaikan. Membahas aspek impor erat kaitannya dengan jumlah barang yang diminta di dalam negeri domestik. Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, besarnya impor itu juga bergantung pada perbandingan antara harga impor dengan harga impor baseline. Jika harga impor mengalami penurunan terhadap harga baseline maka ada kecenderungan maka jumlah barang yang di impor akan cenderung menurun. Tabel harga impor menunjukkan penurunan untuk semua sektor. Hal ini terjadi karena permintaan akan barang dalam negeri mengalami penurunan yang diakibatkan penurunan pendapatan seluruh kelompok rumah tangga. Lebih dari itu perubahan penurunan pendapatan rumah tangga diatas 1 persen relatif lebih besar dibandingkan dengan perubahan penurunan harga barang impor dibawah 1 persen. Tabel 26 Perubahan Harga Impor dan jumlah barang yang di impor Sektor Perub.harga Impor Perub.jmlh.barang yg di impor Padi, jagung dan kedele sektor1 -0,761 -0,043 Pertanian Tanaman Lainnya Sector3 -0,778 -1,152 Daging unggas peternakan tradisional Sector4 -0,736 3,621 Kehutanan dan Perburuan Sector8 -0,74 -1,358 Perikanan Sector9 -0,698 -2,354 Pertambangan Batubara, Biji Logam dan Minyak Bumi Sector10 -0,788 -1,353 Pertambangan dan Penggalian Lainnya Sector11 -0,752 1,709 103 Lanjutan… Industri makanan lainnya Sector14 -0,729 -1,288 Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit Sector15 -0,744 -0,909 Industri Kayu Barang Dari Kayu Sector16 -0,746 -0,111 Lanjutan…. Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang Dari Logam dan Industri Sector17 -0,747 -0,536 Industri pupuk, hasil dari tanah liat, semen Sector20 -0,762 -1,116 Restoran Sector24 -0,788 1,532 Perhotelan Sector25 -0,788 -0,38 Angkutan Darat Sector26 -0,788 -0,862 Angkutan Udara, Air dan Komunikasi Sector27 -0,788 -1,386 Jasa Penunjang Angkutan, dan Pergudangan Sector28 -0,788 -0,719 Bank dan Asuransi Sector29 -0,788 -1,879 Real Estate dan Jasa Perusahaan Sector30 -0,788 -1,595 Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film dan Jasa Sosial Lainnya Sector31 -0,788 0,158 jasa perseorangan,rmh tang dan jasa lainnya Sector32 -0,788 -0,833 Sumber : hasil olahan data Tabel 26, kuantitas barang yang di impor menunjukkan bahwa terdapat penurunan hampir pada semua sektor. Namun sektor daging unggas mengalami peningkatan impor sebesar 3,62 persen. Hal ini dikarenakan output unggas dalam negeri menurun relatif besar dikarenakan turunnya produksi daging unggas sebesar 10 persen. Sedangkan permintaan output dalam negeri dalam negeri mengalami penurunan output lebih kecil dibandingkan dengan penurunan produksi, oleh karena itu untuk menutup permintaan output daging unggas dalam negeri dibutuhkan impor sektor tersebut. Sementara harga dalam negeri untuk sektor unggas mengalami peningkatan dan harga impor menurun, kedua hal ini mendorong maningkatnya impor untuk sektor daging unggas dan restoran, masing masing sebesar 3,62 persen dan 1,53 persen. Demikian juga sektor pertambangan dan penggalian lainnya mengalami peningkatan impor sebesar 1,71 persen, hal ini dikarenakan sektor daging unggas menggunakan input dari sektor ini berdasarkan data SAM sehingga ketika impor daging unggas meningkat, sektor pertambangan dan galian juga meningkat. Sedangkan sektor lainya mengalami penurunan impor walaupun harga impor menurun dikarenakan daya beli masyarakat menurun disebabkan pendapatan yang menurun.

6.1.2 Aspek Makro