103
Lanjutan… Industri makanan lainnya Sector14
-0,729 -1,288
Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit Sector15 -0,744
-0,909 Industri Kayu Barang Dari Kayu Sector16
-0,746 -0,111
Lanjutan…. Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang Dari Logam
dan Industri Sector17 -0,747
-0,536 Industri pupuk, hasil dari tanah liat, semen Sector20
-0,762 -1,116
Restoran Sector24 -0,788
1,532 Perhotelan Sector25
-0,788 -0,38
Angkutan Darat Sector26 -0,788
-0,862 Angkutan Udara, Air dan Komunikasi Sector27
-0,788 -1,386
Jasa Penunjang Angkutan, dan Pergudangan Sector28 -0,788
-0,719 Bank dan Asuransi Sector29
-0,788 -1,879
Real Estate dan Jasa Perusahaan Sector30 -0,788
-1,595 Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film dan
Jasa Sosial Lainnya Sector31 -0,788
0,158 jasa perseorangan,rmh tang dan jasa lainnya Sector32
-0,788 -0,833
Sumber : hasil olahan data
Tabel 26, kuantitas barang yang di impor menunjukkan bahwa terdapat penurunan hampir pada semua sektor. Namun sektor daging unggas mengalami
peningkatan impor sebesar 3,62 persen. Hal ini dikarenakan output unggas dalam negeri menurun relatif besar dikarenakan turunnya produksi daging unggas
sebesar 10 persen. Sedangkan permintaan output dalam negeri dalam negeri mengalami penurunan output lebih kecil dibandingkan dengan penurunan
produksi, oleh karena itu untuk menutup permintaan output daging unggas dalam negeri dibutuhkan impor sektor tersebut. Sementara harga dalam negeri untuk
sektor unggas mengalami peningkatan dan harga impor menurun, kedua hal ini mendorong maningkatnya impor untuk sektor daging unggas dan restoran, masing
masing sebesar 3,62 persen dan 1,53 persen. Demikian juga sektor pertambangan dan penggalian lainnya mengalami peningkatan impor sebesar 1,71 persen, hal ini
dikarenakan sektor daging unggas menggunakan input dari sektor ini berdasarkan data SAM sehingga ketika impor daging unggas meningkat, sektor pertambangan
dan galian juga meningkat. Sedangkan sektor lainya mengalami penurunan impor walaupun harga impor menurun dikarenakan daya beli masyarakat menurun
disebabkan pendapatan yang menurun.
6.1.2 Aspek Makro
Total absorpsi banyak ditentukan oleh besarnya konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan investasi serta perubahan stock. Pada simulasi satu
penurunan produktivitas unggas dan telur total absorbtion mengalami
104 penurunan sebesar 1,5 persen. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 27 tentang GDP
Gross Domestic Product. Penurunan absorpsi sebesar 1,5 persen ini merupakan rata rata dari konsumsi swasta, investasi dan konsumsi pemerintah.
Tabel 27 GDP dan national account
Pajak tidak langsung 145,238 143,873 -0,940
Sumber : hasil olahan data Sedangkan ekspor menunjukkan penurunan sebesar 1,56 persen
sedangkan impor menunjukkan penurunan sebesar 1,64 persen. Jadi terjadi net impor sebesar 0,08 persen. Dalam hal ini terjadi defisit neraca pembayaran.
Demikian juga GDP mengalami penurunan sebesar 1,49 persen. Dimana GDP merupakan gabungan dari total absorbsi dan net expor, dalam hal ini terjadi
negatif net expor. Tabel 28 menjelaskan tentang
perubahan harga faktor secara aggregat. Harga
faktor meliputi harga faktor tenaga kerja upah tenaga kerja dan faktor harga kapital
suku bunga.
Perubahan suku bunga dapat didekati dengan perubahan harga kapital. Suku bunga erat kaitannya dengan tingkat investasi. Jika tingkat suku
bunga menurun maka tingkat investasi meningkat. Pada tabel 28 terlihat bahwa secara agregat harga upah tenaga kerja dan harga kapital suku bunga menurun.
Pada simulasi satu, penurunan produktivitas sektor unggas dan telur mengakibatkan penurunan investasi Tabel 27 sebesar 0,587 persen walaupun
harga tenaga kerja dan harga kapital mengalami penurunan. Investasi menurun karena adanya penurunan pendapatan rumah tangga dan perusahaan, demikian
juga pendapatan pemerintah. Secara makro dapat dilihat GDP juga mengalami penurunan, maka sebagai konsekuensinya adalah tidak adanya peningkatan
investasi, bahkan investasi mengalami penurunan.
BASE SIM01
SIM01 Absorbsi 5162,691
5084,881 -1,507
Konsumsi swasta 3318,105
3250,314 -2,043
Investasi 1508,831 1499,972
-0,587 Konsumsi pemerintah
335,756 334,595
-0,346 Ekspor 1487,238
1463,997 -1,563
Impor -1347,76 -1325,61
-1,643 GDP 5302,173
5223,264 -1,488
105
Tabel 28 Perubahan Harga Faktor Secara Aggregat
BASE SIM01
Tenaga kerja 1,000
-0.731 Kapital 1,000
-0.714
Sumber : hasil olahan data Sedangkan tingkat inflasi bisa dilihat dari perubahan CPI Consumers
Price Indeks pada Tabel 29. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa pada simulasi Tabel 29 Indeks Harga Konsumen
BASE SIM01
SIM02 1,144
1,144 1,144
Sumber : hasil olahan data satu penurunan produktivitas unggas dan telur tidak berdampak pada Indeks
Harga Konsumen, hal ini berarti tidak terjadi perubahan tingkat inflasi. Inflasi tidak mengalami perubahan karena Indeks Harga Konsumen dijadikan sebagai
angka numeraire, dimana angka numeraire = 1, yaitu menjadi patokan dari harga dalam model, sehingga Indeks Harga Konsumen atau inflasi dalam simulasi satu
tidak mengalami perubahan.
106
107
BAB VII DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN PENINGKATAN