7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Belajar
Menurut Rifa’i  Anni 2009: 85, hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Menurut  Benyamin  Bloom  hasil  belajar  dibagi  menjadi  tiga  ranah,  yaitu ranah  kognitif,  ranah  afektif,  dan  ranah  psikomotorik.  Hasil  belajar  yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar ranah kognitif. Ranah kognitif ada enam aspek, yaitu:
1  Pengetahuan,  didefinisikan  sebagai  perilaku  mengingat  atau  mengenali informasi materi pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya.
2  Pemahaman,  didefinisikan  sebagai  kemampuan  memperoleh  makna  dari materi pelajaran.
3  Penerapan,  mengacu  pada  kemampuan  menggunakan  materi  pelajaran  yang telah dipelajari di dalam situasi baru dan konkrit.
4  Analisis, mengacu pada kemampuan memecahkan material ke dalam bagian- bagian sehingga dapat dipahami struktur organisasinya.
5  Sintesis,  mengacu  pada  kemampuan  menggabungkan  bagian-bagian  dalam rangka membentuk struktur yang baru.
6  Penilaian,  mengacu  pada  kemampuan  membuat  keputusan  tentang  nilai materi pelajaran pernyataan, novel,  laporan untuk tujuan tertentu
Rifa’i Anni, 2009: 86.
Hasil belajar ranah kognitif siswa yang diteliti terbatas pada empat aspek, yaitu  1  pengetahuan,  2  pemahaman,  3  aplikasi,  dan  4  analisis.  Sedangkan
ranah afektif dan psikomotorik telah tercakup dalam beberapa kelompok aktivitas yang dinilai.
2.2     Aktivitas Belajar
Menurut Sardiman 2011: 95-96, pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tanpa aktivitas,
proses belajar tidak mungkin  berlangsung dengan baik.  Itulah sebabnya  aktivitas merupakan  prinsip  atau  asas  yang  sangat  penting  di  dalam  interaksi  belajar-
mengajar. Menurut  Hamalik  2008:  90,  pendidikan  modern  lebih  menitikberatkan
pada  aktivitas  sejati,  siswa  belajar  dan  mengalami  sendiri.  Dengan  mengalami sendiri,  siswa  memperoleh  pengetahuan,  pemahaman,  dan  keterampilan  serta
perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai. Sistem pembelajaran dewasa ini sangat menekankan pada pendayagunaan  asas keaktifan aktivitas dalam proses belajar
dan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Paul  D. Diedrich menklasifikasikan aktivitas belajar menjadi  8 kelompok
berikut.
1  Kegiatan-kegiatan  visual:  membaca,  melihat  gambar-gambar,  mengamati eksperimen,  demonstrasi,  pameran,  mengamati  orang  lain  bekerja,  atau
bermain. 2  Kegiatan-kegiatan  lisan  oral:  Mengemukakan  suatu  fakta  atau  prinsip,
menghubungkan  suatu  kejadian,  mengajukan  pertanyaan,  memberi  saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi.
3  Kegiatan-kegiatan mendengarkan:
mendengarkan penyajian
bahan, mendengarkan  percakapan  atau  diskusi  kelompok,  mendengarkan  suatu
permainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio. 4  Kegiatan-kegiatan  menulis:  menulis  cerita,  menulis  laporan,  menulis
karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa, atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket.
5  Kegiatan-kegiatan  menggambar:  menggambar,  membuat  grafik,  diagram, peta, pola.
6  Kegiatan  kegiatan  metrik:  melakukan  percobaan,  memilih  alat-alat, melaksanakan  pameran,  membuat  model,  menyelenggarakan  permainan
simulasi, menari, berkebun. 7  Kegiatan-kegiatan  mental:  merenungkan,  mengingat,  memecahkan  masalah,
menganalisis  faktor-faktor,  menemukan  hubungan-hubungan,  membuat keputusan.
8  Kegiatan-kegiatan  emosional:  minat,  membedakan,  berani,  tenang,  dan sebagainya Hamalik, 2008: 90-91.
Kelompok aktivitas yang diteliti difokuskan pada: 1  Kegiatan-kegiatan  lisan  oral:  mengajukan  pertanyaan,  mengemukakan
pendapat. 2  Kegiatan-kegiatan  mendengarkan:  mendengarkan  presentasi  hasil  diskusi
kelompok. 3  Kegiatan-kegiatan  menulis:  menyimpulkan  hasil  percobaan,  mencatat  materi
yang disampaikan oleh guru, mengerjakan tes. 4  Kegiatan kegiatan metrik: melakukan percobaan.
Klasifikasi  aktivitas  tersebut  menunjukkan  bahwa  aktivitas  di  sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Dengan menggunakan model pembelajaran Think
Pair Share TPS maka beberapa kegiatan tersebut dapat diciptakan dalam proses pembelajaran,  sehingga  pembelajaran  akan  lebih  dinamis,  siswa  dapat  lebih
leluasa  dalam  mengungkapkan  pendapat,  aktivitas  belajar  siswa  menjadi meningkat, dan siswa dapat bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.
2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share TPS