Pemantulan pada Cermin Cembung

2 Digunakan pada pengumpul sinar matahari dari pembangkit listrik tenaga surya PLTS. 3 Sebagai pemantul pada lampu senter.

2.5.2 Pemantulan pada Cermin Cembung

Bagian-bagian dari cermin cembung dapat dilihat pada Gambar 2.7. Gambar 2.7 Bagian-Bagian Cermin Cembung Pada cermin cembung, titik pusat kelengkungan P dan titik fokus cermin F terletak di bagian belakang cermin. Oleh karena itu, jari-jari kelengkungan R dan jarak fokus cermin f bertanda negatif, bersifat maya. Cermin cembung memiliki sifat menyebarkan sinar divergen. Ketika sinar-sinar datang sejajar dengan sumbu utama mengenai cermin cembung, maka sinar-sinar pantul akan menyebar, seperti pada Gambar 2.8. Gambar 2.8 Cermin Cembung akan Menyebarkan Sinar Pantul Divergen Sinar istimewa pada cermin cembung ada tiga, yaitu: 1 Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah dari titik fokus F, dilukiskan seperti pada Gambar 2.9. Gambar 2.9 Pemantulan Sinar Datang Sejajar Sumbu Utama 2 Sinar datang menuju ke titik fokus F dipantulkan sejajar sumbu utama, dilukiskan seperti pada Gambar 2.10. Gambar 2.10 Pemantulan Sinar Datang Menuju Titik Fokus 3 Sinar datang menuju ke titik pusat kelengkungan P dipantulkan kembali seolah-olah dari titik pusat kelengkungan tersebut, dilukiskan seperti pada Gambar 2.11. Gambar 2.11 Pemantulan Sinar Datang Menuju Titik Pusat Kelengkungan Pembentukan bayangan pada cermin cembung dapat dilihat pada Gambar 2.12. Gambar 2.12 Pembentukan Bayangan pada Cermin Cembung Hubungan antara jarak benda s dan jarak bayangan s’ akan menghasilkan jarak fokus f. Persamaannya adalah sebagai berikut: Perbesaran bayangan didefinisikan sebagai perbandingan antara tinggi jarak bayangan dan tinggi jarak bendanya. Perbesaran bayangan dirumuskan dengan: | | Cermin cembung dimanfaatkan pada: 1 kaca spion mobil, 2 kaca spion motor, dan 3 kaca yang ditempatkan pada persimpangan jalan . Penurunan Rumus untuk Cermin Cekung dan Cermin Cembung Dalam menggambarkan lintasan sinar, serta menentukan hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, jari-jari kelengkungan, dan jarak fokus cermin pada peristiwa pembentukan bayangan sering digunakan anggapan bahwa sinar-sinar yang terlibat adalah sinar paraksial. Sinar paraksial adalah sinar yang berada sangat dekat dengan sumbu utama cermin, sejajar dengan sumbu utama dengan jarak sangat kecil atau berpotongan dengan sumbu utama dengan sudut yang sangat kecil. Gambar 2.13 Geometri untuk Menghitung Jarak Bayangan s ’ dari Jarak s dan Jari-jari Kelengkungan r Jarak bayangan dari verteks puncak cermin V ke P ’ dapat dihubungkan dengan jarak obyek dari verteks V ke titik P dan jari-jari kelengkungan cermin dengan memakai geometri elementer. Gambar 2.13 menunjukkan sebuah sinar dari sebuah titik obyek P yang memantul pada cermin dan melalui titik bayangan P ’. Titik C adalah pusat kelengkungan cermin. Sinar-sinar yang datang dan yang dipantulkan membentuk sudut-sudut yang sama dengan garis radial CA, yang tegak lurus permukaan cermin. Misalkan s adalah jarak objek, s ’ adalah jarak bayangan, dan r adalah jari-jari kelengkungan cermin. Sudut adalah sudut luar segitiga PAC sehingga sama dengan . Demikian juga dari segitiga PAP ’ Dengan menghilangkan dari persamaan-persamaan tersebut, maka atau Dengan memakai pendekatan , ,dan , Penurunan rumus ini didasarkan pada anggapan bahwa sudut-sudut yang dibuat oleh sinar-sinar datang dan sinar-sinar yang dipantulkan dengan sumbu- sumbu tersebut adalah kecil. Hal ini sama dengan anggapan bahwa sinar-sinar tersebut paraksial. Saat jarak obyek adalah lebih besar dibandingkan jari-jari kelengkungan cermin, maka suku 1s pada persamaan menjadi lebih kecil dari 2r dan dapat diabaikan. Untuk s = ∞, jarak bayangan adalah . Jarak ini disebut panjang fokus f dari cermin tersebut. Dengan menggunakan panjang fokus f, persamaan cermin tersebut adalah Gambar 2.14 Geometri untuk Menentukan Pembesaran Cermin Cekung Gambar 2.14 menunjukkan bahwa bayangan tersebut dibalik dan tidak sama ukuran dengan obyeknya. Perbandingan antara ukuran bayangan terhadap ukuran obyek didefinisikan sebagai perbesaran lateral dari bayangan tersebut. Pada Gambar 2.14 kita menggambar sinar pusat dari puncak obyek ke pusat cermin sinar ini membentuk sudut dengan sumbu utama. Sinar yang dipantulkan ke puncak bayangan membentuk sudut yang sama besarnya dengan sumbu utama. Sebuah perbandingan dari segitiga yang dibentuk oleh sinar datang, sumbu utama, dan obyek dengan segitiga yang dibentuk oleh sinar yang dipantulkan, sumbu utama, dan bayangannya menunjukkan bahwa perbesaran lateral y ’y sama dengan perbandingan dari jarak-jarak s ’s. Perbesaran bayangan lateral dirumuskan: Penomoran Ruang Benda dan Bayangan pada Cermin Penomoran ruang benda dan bayangan pada cermin cekung dan cembung seperti pada Gambar 2.15. cermin cekung cermin cembung Gambar 2.15 Penomoran Ruang Benda dan Bayangan pada Cermin Cekung dan Cembung

2.6 Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah : kuasi eksperimen di smp pgri 2 ciputat

0 11 202

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

Perbedaan hasil belajar biologi siswa menggunakan model Rotating Trio Exchange (RTE) dengan Think Pair Share (TPS) pada konsep virus

1 7 181

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (Think Pair Share) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (Think Pair Share) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII RKBI SMP MUHAMMADIYAH 7 SURA

0 4 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN PEMBERIAN REWARD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN SEGI EMPAT KELAS VII MTs Negeri Susukan Tahun 2009/2010.

0 0 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR

0 0 11

SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK

0 2 21