Metode Eksperimen Kerangka Berpikir

terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif pada materi perpindahan panas di kelas VII SMP Negeri 2 Buduran Sidoarjo. Hasil penelitian tersebut menambah bukti adanya pengaruh positif dari penerapan model pembelajaran Think Pair Share TPS. Penelitian dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Share TPS disertai metode eksperimen ini tidak hanya bertujuan dapat meningkatkan hasil belajar siswa atau hanya meningkatkan aktivitas belajar siswa saja, namun dapat meningkatkan keduanya, yaitu meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.

2.4 Metode Eksperimen

Menurut Djamarah 2010: 84, metode eksperimen percobaan adalah cara penyajian pelajaran dengan siswa melakukan percobaan, mereka mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Pada metode eksperimen, kegiatan berfokus pada siswa. Pembelajaran dengan metode eksperimen menuntut siswa untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialami. Kelebihan metode eksperimen antara lain : 1 Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya. 2 Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. 3 Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia Djamarah, 2010: 84-85. Metode eksperimen dalam penelitian ini dilaksanakan dengan model pembelajaran Think Pair Share TPS dan diterapkan pada kelas eksperimen, yaitu kelas VIII B. Percobaan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu pemantulan cahaya pada cermin cekung dan cermin cembung. Metode eksperimen dilaksanakan secara berkelompok, siswa dibimbing oleh guru dalam pembentukan kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Guru membagikan lembar kerja siswa LKS pada masing-masing kelompok. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai langkah kerja dan data pengamatan di LKS. Guru menfasilitasi dan mendampingi siswa melakukan percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung dan cermin cembung. Siswa dalam setiap kelompok melakukan percobaan sesuai dengan langkah kerja yang ada di LKS. Guru memeriksa percobaan yang dilakukan siswa apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada kelompok yang belum dapat melakukan percobaan dengan benar, guru memberikan bimbingan.

2.5 Tinjauan tentang Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya

Cermin merupakan permukaan optis yang bersifat memantulkan lebih dari 95 persen cahaya yang mengenainya. Cermin memiliki bidang pemantul licin yang dilapisi bahan mengkilat berupa amalgam campuran perak dan raksa.

2.5.1 Pemantulan pada Cermin Cekung

Bagian-bagian dari cermin cekung dapat dilihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Bagian-Bagian Cermin Cekung Titik P merupakan titik pusat kelengkungan cermin, titik F merupakan titik fokus cermin, titik O merupakan titik pusat bidang cermin vertex, R merupakan jari-jari kelengkungan, dan f merupakan jarak fokus. Jika jarak antara titik pusat kelengkungan cermin P dan titik pusat bidang cermin O merupakan jari-jari kelengkungan cermin R, sedangkan jarak antara titik fokus F dan titik pusat bidang cermin O merupakan jarak fokus f, maka berlaku persamaan: Cermin cekung memiliki sifat mengumpulkan sinar konvergen. Ketika sinar-sinar datang sejajar dengan sumbu utama mengenai cemin cekung, maka sinar-sinar pantul akan menuju ke satu titik yaitu titik fokus F, seperti pada Gambar 2.2. Gambar 2.2 Cermin Cekung akan Mengumpulkan Sinar Pantul Konvergen Tiga sinar istimewa pada cermin cekung yaitu: 1 Sinar datang sejajar sumbu utama cermin dipantulkan melalui titik fokus F, dilukiskan seperti pada Gambar 2.3. Gambar 2.3 Pemantulan Sinar Datang Sejajar Sumbu Utama 2 Sinar datang melalui titik fokus F dipantulkan sejajar sumbu utama, dilukiskan seperti pada Gambar 2.4. Gambar 2.4 Pemantulan Sinar Datang melalui Titik Fokus 3 Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin P dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan tersebut, dilukiskan seperti pada Gambar 2.5. Gambar 2.5 Pemantulan Sinar Datang melalui Titik Pusat Kelengkungan Kita dapat menggunakan dua sinar istimewa untuk melukiskan pembentukan bayangan pada cermin cekung. Pembentukan bayangan pada cermin cekung dapat dilihat pada Gambar 2.6. Gambar 2.6 Pembentukan Bayangan pada Cermin Cekung Hubungan antara jarak benda s dan jarak bayangan s’ akan menghasilkan jarak fokus f. Hubungan tersebut secara matematis dapat ditulis: Keterangan : f = jarak fokus s’ = jarak bayangan s = jarak benda Perbesaran bayangan didefinisikan sebagai perbandingan antara tinggi jarak bayangan dan tinggi jarak bendanya. Perbesaran bayangan dirumuskan dengan: | | Keterangan : M = perbesaran bayangan h’ = tinggi bayangan h = tinggi benda Cermin cekung dimanfaatkan untuk: 1 Sebagai pemantul pada lampu sorot mobil. 2 Digunakan pada pengumpul sinar matahari dari pembangkit listrik tenaga surya PLTS. 3 Sebagai pemantul pada lampu senter.

2.5.2 Pemantulan pada Cermin Cembung

Bagian-bagian dari cermin cembung dapat dilihat pada Gambar 2.7. Gambar 2.7 Bagian-Bagian Cermin Cembung Pada cermin cembung, titik pusat kelengkungan P dan titik fokus cermin F terletak di bagian belakang cermin. Oleh karena itu, jari-jari kelengkungan R dan jarak fokus cermin f bertanda negatif, bersifat maya. Cermin cembung memiliki sifat menyebarkan sinar divergen. Ketika sinar-sinar datang sejajar dengan sumbu utama mengenai cermin cembung, maka sinar-sinar pantul akan menyebar, seperti pada Gambar 2.8. Gambar 2.8 Cermin Cembung akan Menyebarkan Sinar Pantul Divergen Sinar istimewa pada cermin cembung ada tiga, yaitu: 1 Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah dari titik fokus F, dilukiskan seperti pada Gambar 2.9. Gambar 2.9 Pemantulan Sinar Datang Sejajar Sumbu Utama 2 Sinar datang menuju ke titik fokus F dipantulkan sejajar sumbu utama, dilukiskan seperti pada Gambar 2.10. Gambar 2.10 Pemantulan Sinar Datang Menuju Titik Fokus 3 Sinar datang menuju ke titik pusat kelengkungan P dipantulkan kembali seolah-olah dari titik pusat kelengkungan tersebut, dilukiskan seperti pada Gambar 2.11. Gambar 2.11 Pemantulan Sinar Datang Menuju Titik Pusat Kelengkungan Pembentukan bayangan pada cermin cembung dapat dilihat pada Gambar 2.12. Gambar 2.12 Pembentukan Bayangan pada Cermin Cembung Hubungan antara jarak benda s dan jarak bayangan s’ akan menghasilkan jarak fokus f. Persamaannya adalah sebagai berikut: Perbesaran bayangan didefinisikan sebagai perbandingan antara tinggi jarak bayangan dan tinggi jarak bendanya. Perbesaran bayangan dirumuskan dengan: | | Cermin cembung dimanfaatkan pada: 1 kaca spion mobil, 2 kaca spion motor, dan 3 kaca yang ditempatkan pada persimpangan jalan . Penurunan Rumus untuk Cermin Cekung dan Cermin Cembung Dalam menggambarkan lintasan sinar, serta menentukan hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, jari-jari kelengkungan, dan jarak fokus cermin pada peristiwa pembentukan bayangan sering digunakan anggapan bahwa sinar-sinar yang terlibat adalah sinar paraksial. Sinar paraksial adalah sinar yang berada sangat dekat dengan sumbu utama cermin, sejajar dengan sumbu utama dengan jarak sangat kecil atau berpotongan dengan sumbu utama dengan sudut yang sangat kecil. Gambar 2.13 Geometri untuk Menghitung Jarak Bayangan s ’ dari Jarak s dan Jari-jari Kelengkungan r Jarak bayangan dari verteks puncak cermin V ke P ’ dapat dihubungkan dengan jarak obyek dari verteks V ke titik P dan jari-jari kelengkungan cermin dengan memakai geometri elementer. Gambar 2.13 menunjukkan sebuah sinar dari sebuah titik obyek P yang memantul pada cermin dan melalui titik bayangan P ’. Titik C adalah pusat kelengkungan cermin. Sinar-sinar yang datang dan yang dipantulkan membentuk sudut-sudut yang sama dengan garis radial CA, yang tegak lurus permukaan cermin. Misalkan s adalah jarak objek, s ’ adalah jarak bayangan, dan r adalah jari-jari kelengkungan cermin. Sudut adalah sudut luar segitiga PAC sehingga sama dengan . Demikian juga dari segitiga PAP ’ Dengan menghilangkan dari persamaan-persamaan tersebut, maka atau Dengan memakai pendekatan , ,dan , Penurunan rumus ini didasarkan pada anggapan bahwa sudut-sudut yang dibuat oleh sinar-sinar datang dan sinar-sinar yang dipantulkan dengan sumbu- sumbu tersebut adalah kecil. Hal ini sama dengan anggapan bahwa sinar-sinar tersebut paraksial. Saat jarak obyek adalah lebih besar dibandingkan jari-jari kelengkungan cermin, maka suku 1s pada persamaan menjadi lebih kecil dari 2r dan dapat diabaikan. Untuk s = ∞, jarak bayangan adalah . Jarak ini disebut panjang fokus f dari cermin tersebut. Dengan menggunakan panjang fokus f, persamaan cermin tersebut adalah Gambar 2.14 Geometri untuk Menentukan Pembesaran Cermin Cekung Gambar 2.14 menunjukkan bahwa bayangan tersebut dibalik dan tidak sama ukuran dengan obyeknya. Perbandingan antara ukuran bayangan terhadap ukuran obyek didefinisikan sebagai perbesaran lateral dari bayangan tersebut. Pada Gambar 2.14 kita menggambar sinar pusat dari puncak obyek ke pusat cermin sinar ini membentuk sudut dengan sumbu utama. Sinar yang dipantulkan ke puncak bayangan membentuk sudut yang sama besarnya dengan sumbu utama. Sebuah perbandingan dari segitiga yang dibentuk oleh sinar datang, sumbu utama, dan obyek dengan segitiga yang dibentuk oleh sinar yang dipantulkan, sumbu utama, dan bayangannya menunjukkan bahwa perbesaran lateral y ’y sama dengan perbandingan dari jarak-jarak s ’s. Perbesaran bayangan lateral dirumuskan: Penomoran Ruang Benda dan Bayangan pada Cermin Penomoran ruang benda dan bayangan pada cermin cekung dan cembung seperti pada Gambar 2.15. cermin cekung cermin cembung Gambar 2.15 Penomoran Ruang Benda dan Bayangan pada Cermin Cekung dan Cembung

2.6 Kerangka Berpikir

Pelajaran IPA fisika adalah pelajaran yang menarik untuk dipelajari karena membahas kehidupan di sekitar kita. Namun IPA fisika bisa menjadi pelajaran yang sulit dan membosankan jika guru menggunakan cara pengajaran yang kurang menarik dan kurang bervariasi. Setelah melakukan pengamatan dan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA fisika kelas VIII di MTs. Nahdlatul Muslimin, diketahui bahwa guru mata pelajaran IPA fisika sering menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dalam proses pembelajarannya. Metode ini memiliki kelemahan antara lain proses pembelajaran didominasi oleh guru teacher centered, ini menyebabkan proses pembelajaran kurang menarik, daya tangkap siswa terhadap materi pelajaran fisika tergolong kurang sehingga hasil belajar fisika tergolong rendah, komunikasi antara guru dan siswa maupun antarsiswa minim, sehingga partisipasi siswa dalam pembelajaran tergolong kurang. Oleh karena itu, diperlukan suatu pembelajaran yang menciptakan suasana belajar lebih efektif dan menyenangkan. Dalam penelitian ini model pembelajaran Think Pair Share TPS dilaksanakan dengan metode eksperimen. Think Pair Share TPS dengan metode eksperimen memiliki langkah-langkah pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Dalam model pembelajaran ini, siswa merupakan pusat dalam pembelajaran, siswa diarahkan untuk dapat membangun pengetahuannya baik secara individu maupun berkelompok. Jadi guru hanya bersifat sebagai fasilitator saja. Peran guru dalam model pembelajaran TPS adalah menfasilitasi dan mendampingi siswa untuk melakukan percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung dan cermin cembung. Guru mengarahkan siswa untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang ada di lembar kerja siswa LKS, kemudian membimbing siswa berpasangan 2 orang masih berada dalam satu kelompok dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing, lalu meminta dua pasangan masih berada dalam satu kelompok bergabung untuk berdiskusi, dan masing-masing kelompok diminta maju mempresentasikan hasil diskusi mereka. Penelitian terkait model pembelajaran Think Pair Share TPS telah dilakukan oleh beberapa peneliti, terbukti bahwa TPS dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa, prestasi siswa serta aktivitas belajar siswa. Penelitian dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Share TPS dengan metode eksperimen ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. Berdasarkan argumen tersebut, dapat diketahui bahwa dengan diterapkannya model pembelajaran Think Pair Share TPS disertai metode eksperimen maka pembelajaran akan lebih dinamis, siswa diarahkan untuk dapat membangun pengetahuannya baik secara individu maupun berkelompok, partisipasi siswa dalam proses pembelajaran meningkat, siswa dapat melatih kecepatan berpikir siswa, dengan demikian hasil belajar fisika dan aktivitas belajar siswa dapat lebih optimal. Skema alur berpikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.16. Gambar 2.16 Skema Alur Berpikir

2.7 Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah : kuasi eksperimen di smp pgri 2 ciputat

0 11 202

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

Perbedaan hasil belajar biologi siswa menggunakan model Rotating Trio Exchange (RTE) dengan Think Pair Share (TPS) pada konsep virus

1 7 181

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (Think Pair Share) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (Think Pair Share) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII RKBI SMP MUHAMMADIYAH 7 SURA

0 4 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN PEMBERIAN REWARD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN SEGI EMPAT KELAS VII MTs Negeri Susukan Tahun 2009/2010.

0 0 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR

0 0 11

SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK

0 2 21