Sedangkan menurut Winardi 2000 dalam Wirdah 2010: 11, gaya kepemimpinan adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk memahami suksesnya
kepemimpinan, dalam hubungannya di mana pusat perhatian ditujukan pada yang dilakukan oleh pemimpin.
Menurut Hopwood 1976 dalam Wirdah 2010: 12, ada beberapa tipe kepemimpinan yang dapat dijadikan indikator yang dapat mengukur gaya manajemen
yaitu: 1.
Gaya parsitipatif, yaitu gaya kepemimpinan yang menempatkan pimpinan selalu berada di tengah-tengah para bawahan sehingga ia terlibat dan
berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi. 2.
Gaya pengasuh, yaitu gaya kepemimpinan yang bersifat kebapakan. Pemimpin dengan gaya seperti ini bertindak sebagai seorang bapak yang
selalu melindungi bawahannya dalam batas-batas yang wajar.
3. Gaya otoriter, yaitu gaya kepemimpinan yang menempatkan kekuasaan
ditangan satu orang. 4.
Gaya birokrasi, yaitu gaya kepemimpinan yang menempatkan peraturan organisasi sebagai orientasi dalam pelaksanaan tugas.
5. Gaya yang berorientasi pada tugas, yaitu gaya kepemimpinan yang
memandang bahwa pelaksanaan tugas adalah yang paling utama dalam suatu organisasi. Pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan seperti ini akan
berupaya untuk bekerja sesuai target dan tepat waktu, meskipun dalam kondisi yang sulit.
2.1.3. Komunikasi
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis, yang berarti bersama. Munurut Herbert 1981 dalam Suranto 2005: 15 mendefinisikan
komunikasi sebagai proses yang di dalamnya menunjukkan arti pengetahuan dipindahkan dari seorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud mencapai
beberapa tujuan khusus. Menurut Rogers 1995 dalam Suranto 2005: 15
Universitas Sumatera Utara
menyatakan bahwa komunikasi ialah proses yang di dalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan merubah perilakunya.
Menurut Arep dan Tanjung 2004: 81 Komunikasi adalah informasi mengalir secara bebas dari atas ke bawah atau sebaliknya. Dalam menjalankan suatu institusi
pendidikan dibutuhkan komunikasi yang baik dan lancar antara atasan dengan bawahannya atau sebaliknya sangat dibutuhkan dalam menyamakan persepsi untuk
menyusun dan merumuskan serta melaksanakan dengan baik rencana kerja yang ingin dicapai oleh Universitas Islam Sumatera Utara. Sebab walau begitu
cemerlangnya hasil berpikir seseorang baik pimpinan maupun bawahan tidak akan ada artinya jika tidak dinyatakan dan dikomunikasikan dengan baik pimpinan tidak
hanya memiliki kemampuan membuat komitmen atau keputusan, tetapi harus diterjemahkan menjadi gagasan, prakarsa, inisiatif, kreativitas, pendapat, saran,
perintah, dan lainnya yang sejenis itu melalui komunikasi yang baik. Oleh karena kemampuan mengambil keputusan akan kehilangan artinya tanpa kemampuan
mengkomunikasikannya Nawawi dan Martini, 2004: 167. Penyelengaraan pendidikan di Universitas Islam Sumatera Utara tidak akan
berjalan dengan baik tanpa adanya komunikasi yang baik antara pimpinan dan bawahan. Kemampuan berkomunikasi secara efektif bagi seorang pimpinan erat
kaitannya dengan kepemimpinan yang berwibawa. Kalau seorang pimpinan ingin memiliki kepemimpinan yang berwibawa, maka ia perlu mempunyai kemampuan
berkomunikasi secara efektif. Kemahiran berkomunikasi bagi seseorang pimpinan
Universitas Sumatera Utara
dapat memperkecil, bahkan menghilangkan konflik antara kepentingan pribadi dengan kepentingan organisasi Effendi, 1989: 134, 141.
Dalam membahas komunikasi ini hanya dibahas masalah komunikasi administrasi yang vertikal karena sesuai dengan penelitian ini sehingga fokus
penelitiannya adalah komunikasi antara pimpinan dengan pegawainyabawahan. Komunikasi administrasi dilihat dari strukturnya menurut Sutarto, 1991
dalam Wirdah 2010: 14, adalah: 1.
Komunikasi administrasi ke bawah top down Komunikasi administrasi ke bawah top down adalah penyampaian
informasi atau tugas dari pejabat yang berkedudukan lebih tinggi kepada pejabat yang berkedudukan lebih rendah. Wujud komunikasi administrasi
ke bawah antara lain: a.
Memberi perintah. b.
Memberi tugas. c.
Melimpahkan wewenang. d.
Menegur atau mengingatkan atau memperingatkan. e.
Membimbing, mengarahkan, menasehati. f.
Memuji atau menyalahkan. g.
Memberi komentar. h.
Dan lain-lain. 2.
Komunikasi ke atas bottom up Komunikasi ke atas bottom up adalah rangkaian kegiatan penyampaian
wartakomunikasi dari pejabat yang berkedudukan lebih rendah kepada pejabat yang berkedudukan lebih tinggi. Wujud komunikasi administrasi
keatas antara lain: a.
Menyampaikan laporan. b.
Menyampaikan pertanggungjawaban. c.
Menyampaikan usul, saran, keluhan, pesan. d.
Menyampaikan pertimbangan. e.
Mengingatkan. f.
Dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4. Budaya Organisasi