konsisten  jika  pengukuran  tersebut  diulang.  Umar  2008  mengatakan “
pengujian  reliabilitas  berguna  untuk  mengetahui  apakah  instrumen  yang dalam  hal  ini  kuesioner  dapat  digunakan  lebih  dari  satu  kali,  paling  tidak
oleh  responden  yang  sama”.  Dalam  melakukan  uji  reliabilitas  digunakan metode Cronbach’s Alpha dengan bantuan program SPSS, menurut Priyatno
2008  menyebutkan  “metode  alpha  sangat  cocok  digunakan  pada  skor berbentuk  skala”.  Santosa  2005  mengatakan  “suatu  kuesioner  dikatakan
reliabel jika Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6”.
4.7.3.   Uji Asumsi Klasik
Untuk  dapat  melakukan  analisis  regresi  berganda  perlu  pengujian  asumsi klasik  sebagai  persyaratan  dalam  analisis  agar  datanya  dapat  bermakna  dan
bermanfaat. Menurut Lubis et.al 2007 dalam membuat uji asumsi klasik kita harus menggunakan  data  yang  akan  digunakan  dalam  uji  regresi.  Uji  Asumsi  klasik
meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. 4.7.3.1. Uji normalitas
Menurut  Ghozali  2005  Uji  normalitas  bertujuan  untuk  menguji  apakah dalam model regresi atau variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal. Jika
data  yang  diperoleh  terdistribusi  normal  dan  variansinya  sama,  maka  pengujian hipotesis  dilakukan  dengan  alat  statistik  parametrik.  Jika  data  yang  diperoleh  tidak
terdistribusi  normal  danatau  variansinya  tidak  sama,  maka  pengujian  hipotesis dilakukan dengan alat statistik nonparametrik.
Universitas Sumatera Utara
Untuk  mengetahui  apakah  variabel  dependen,  independen  atau  keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak dapat dilihat dengan menggunakan
kurva  normal  p_plot.  Penelitian  ini  akan  melakukan  uji  normalitas  data  dengan menggunakan  kurva  normal  p_plot  di  mana  data  dikatakan  normal  bila  gambar
distribusi  dengan  titik-titik  data  yang  menyebar  di  sekitar  garis  diagonal  dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal.
4.7.3.2. Uji multikolinearitas Menurut  Ghozali  2005  Uji  multikolinearitas  bertujuan  untuk  menguji
apakah  model  regresi  ditemukan  adanya  korelasi  antar  variabel  bebas  independen. Model regresi  yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi  antar variabel independen.
Jika  antar  variabel  independen  ada  korelasi  yang  cukup  tinggi  umumnya  di  atas 0.90, maka hal ini mengindikasikan adanya multikolinearitas.
Kemiripan  antar  variabel  independen  dalam  suatu  model  akan  menyebabkan terjadinya  korelasi  yang  sangat  kuat antara suatu  model independen dengan  variabel
independen  yang  lain.  Pada  penelitian  ini  untuk  mendeteksi  terhadap multikolinearitas dengan melihat Variance Inflation Factor VIF pada model regresi.
Menurut  Nugroho  2005  “Deteksi  multikolinearitas  pada  suatu  model  dapat  dilihat bila nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak
kurang  dari  0,1,  maka  model  dapat  dikatakan  terbebas  dari  multikolinearitas  VIF  = 1Tolerance,  dan  bila  VIF  =  10  maka  Tolerance  =  110  =  0,1.  Semakin  tinggi  VIF
maka semakin rendah Tolerance”.
Universitas Sumatera Utara
4.7.3.3. Uji heteroskedastisitas Menurut  Ghozali  2005  Uji  heteroskedastisitas  bertujuan  untuk  menguji
apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan  ke  pengamatan  yang  lain.  Jika  varians  dari  residual  dari  suatu
pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Dan jika varians  berbeda,  maka  disebut  heteroskedastisitas.  Model  regresi  yang  baik  adalah
yang  homoskedastisitas  atau  tidak  terjadi  heteroskedastisitas.  Deteksi  ada  tidaknya dapat  dilakukan  dengan  melihat  ada  tidaknya  pola  tertentu  pada  grafik  scatterplot
antara  SRESID  dan  ZPRED  di  mana  sumbu  Y  adalah  Y  yang  telah  diprediksi,  dan sumbu X adalah residual Y prediksi dan Y sesungguhnya yang telah distudentized.
Jika  ada  pola  tertentu,  seperti  titik-titik  yang  membentuk  pola  tertentu bergelombang,  melebar  kemudian  menyempit,  maka  mengindikasikan  telah  terjadi
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.7.4. Uji Hipotesis