Pembahasan Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dengan 1. Hasil analisis koefisien determinasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.14 berikut ini: Tabel 5.14. Hasil Analisis Koefisien Determinasi Sumber: Data Primer Olahan. Berdasarkan Tabel 5.14 di atas terlihat nilai koefisien determinasi R 2 yang sudah disesuaikan Adjusted R Square sebesar 0,099. Artinya 9,9 variabel dependen kinerja manajerial dijelaskan oleh variabel independen motivasi, gaya kepemimpinan, komunikasi dan budaya organisasi, dan sisanya sebesar 90,1 100-9,9 dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan.

5.2. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat dikatakan bahwa motivasi prestasi kerja, pengaruh, pengendalian, ketergantungan, perluasan dan afiliasi, gaya kepemimpinan gaya partisipatif, gaya pengasuh, gaya otoriter, gaya birokrasi, gaya Model Summary .664 a .441 .099 .36548 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Predictors: Constant, Integrasi, KomunikasiAdministrasiKeBawah, GayaBerorientasiPadaTugas, Perluasan, Ketergantungan, PrestasiKerja, Profesionalisme, Permusuhan, Pengendalian, Keteraturan, GayaPengasuh, KomunikasiAdministrasiKeAtas, PercayaPadaRekanKerja, GayaBirokrasi, Afiliasi, JarakDariManajemen, Pengaruh, GayaPartisipatif, GayaOtoriter a. Universitas Sumatera Utara berorientasi pada tugas, komunikasi komunikasi administrasi ke bawah dan komunikasi administrasi ke atas serta budaya organisasi profesionalisme, jarak dari manajemen, percaya pada rekan kerja, keteraturan, permusuhan dan integrasi tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerila baik secara simultan maupun parsial. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi prestasi kerja, pengaruh, pengendalian, ketergantungan, perluasan dan afiliasi, gaya kepemimpinan gaya partisipatif, gaya pengasuh, gaya otoriter, gaya birokrasi, gaya berorientasi pada tugas, komunikasi komunikasi administrasi ke bawah dan komunikasi administrasi ke atas serta budaya organisasi profesionalisme, jarak dari manajemen, percaya pada rekan kerja, keteraturan, permusuhan dan integrasi secara simultan maupun secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja manajerial. Hasil pengujian hipotesis juga menunjukkan bahwa motivasi prestasi kerja, pengaruh, pengendalian, ketergantungan, perluasan dan afiliasi, gaya kepemimpinan gaya partisipatif, gaya pengasuh, gaya otoriter, gaya birokrasi, gaya berorientasi pada tugas, komunikasi komunikasi administrasi ke bawah dan komunikasi administrasi ke atas serta budaya organisasi profesionalisme, jarak dari manajemen, percaya pada rekan kerja, keteraturan, permusuhan dan integrasi baik secara langsung dan tidak langsung, tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja manajerial Universitas Islam Sumatera Utara. Hal ini menunjukkan bahwa manajer di Universitas Islam Sumatera Utara tidak mampu memberikan motivasi bagi pegawainya untuk berprestasi dan cenderung hanya ingin berprestasi sendiri. Hal ini terlihat juga berdasarkan jawaban responden manajer yang menyatakan rata-rata Universitas Sumatera Utara manajer setuju bahwa mereka manajer berusaha keras untuk mencapai target, rata- rata setuju bahwa mereka mencari cara-cara baru untuk mengatasi kesukaran yang saya hadapi dan rata-rata setuju bahwa mereka manajer ingin mengetahui seberapa baik bekerja dan menggunakan umpan balik untuk diri sendiri. Hasil ini berarti bahwa pegawai merasa puas apabila manajer mengembangkan gagasan-gagasan nya dari pegawai, mampu menjadi teladan bagi pegawai dan orang lain serta manajer juga mampu memberikan penghargaan dan pengakuan kepada pegawai. Hasil pengujian hipotesis motivasi pengendalian menunjukkan bahwa hanya manajer yang merasakan langsung pengaruh dari motivasi pengendalian tersebut, sedangkan bagi pegawai motivasi pengendalian yang diberikan oleh manajer tidak memberikan pengaruh yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa manajer di Universitas Islam Sumatera Utara tidak mampu memberikan motivasi pengendalian bagi pegawainya. Walaupun manajer melakukan pencatatan dengan teliti, manajer memastikan bahwa semua pekerjaan dilakukan sesuai dengan rencana dan mereka menjelaskan sistem dan prosedur dengan jelas kepada orang lain, namun tidak memberikan kepuasan bagi pegawai, sehingga hal ini juga menunjukkan bahwa manajer lebih suka bekerja sendiri tanpa mengikutsertakan para pegawai. Hasil pengujian hipotesis motivasi ketergantungan menunjukkan bahwa pegawai di UISU tidak puas dengan cita-cita yang menjadi idaman para manajer dan ini menunjukkan bahwa manajer dalam mengembangkan UISU hanya untuk kepentingan diri sendiri. Adanya hormat terhadap orang yang berpengalaman dan Universitas Sumatera Utara adanya usaha mencari bantuan dari orang yang lebih mengetahui sesuatu masalahpekerjaan semata-mata hanya untuk meningkatkan prestasi manajer sendiri. Hasil pengujian hipotesis motivasi perluasan menunjuakkan bahwa pegawai di UISU tidak puas dengan cita-cita yang menjadi idaman para manajer dan ini menunjukkan bahwa manajer dalam mengembangkan UISU hanya untuk kepentingan diri sendiri. Adanya hormat terhadap orang yang berpengalaman dan adanya usaha mencari bantuan dari orang yang lebih mengetahui sesuatu masalahpekerjaan semata-mata hanya untuk meningkatkan prestasi manajer sendiri. Hasil pengujian hipotesis motivasi afiliasi menunjukkan bahwa pegawai di UISU tidak puas dengan motivasi afiliasi para manajer dan ini menunjukkan bahwa hanya manajer yang merasakan motivasi afiliasi tersebut yang berarti bahwa manajer di UISU dalam mengembangkan UISU untuk kepentingan diri sendiri dan semata-mata hanya untuk meningkatkan prestasi manajer sendiri. Hasil pengujian hipotesis gaya kepemimpinan gaya partisipatif menunjukkan bahwa pegawai di UISU tidak puas dengan gaya kepemimpinan gaya partisipatif para manajer dan hal ini juga menunjukkan bahwa manajer di UISU tidak memiliki gaya partisipatif dan ini terbukti bahwa para manajer di UISU tidak mau berkonsultasi dengan pegawai. Pegawai merasa tidak puas karena tidak ada penghargaan terhadap pegawai yang berprestasi. Pegawai juga tidak puas dengan kebebasan serta pergaulan yang diberikan oleh para manajer di UISU. Hasil pengujian hipotesis gaya kepemimpinan gaya pengasuh menunjukkan bahwa pegawai di UISU tidak puas dengan gaya pengasuh para manajer di UISU. Hal Universitas Sumatera Utara ini disebabkan bahwa para manajer tidak memperhatikan secara pribadi dalam mempromosikan bawahan yang bekerja keras. Hal ini juga membuktikan bahwa sikap baik dan pujian dari para manajer hanya bersifat leaf service tanpa ada tindak lanjutnya. Hasil pengujian hipotesis gaya kepemimpinan gaya otoriter menunjukkan bahwa pegawai di UISU tidak puas dengan pimpinan yang memiliki gaya kepemimpinan gaya otoriter. Hal ini disebabkan karena manajer di UISU berperilaku hanya mementingkan kekuasan dan prestasinya saja. Manajer di UISU juga tidak mampu mengikutsertakan pegawai dalam pengambilan kebijakan dan mereka merasa percaya diri dalam mengambil keputusan yang tepat. Manajer di UISU juga selalu mengawasi yang dilakukan oleh para pegawai, sehingga pegawai sulit untuk mengembangkan diri. Hasil pengujian hipotesis komunikasi komunikasi administrasi ke bawah menunjukkan bahwa pegawai di UISU tidak puas dengan komunikasi administrasi ke bawah yang dibangun oleh para manajer terhadap pegawai di UISU. Hal ini disebabkan karena para manajer di UISU hanya memberikan petunjuk, penjelasan, serta pujian terhadap pegawai di UISU dan mereka tidak bertanggung jawab atas semua resiko terhadap hasil-hasil pekerjaan tersebut. Hasil pengujian hipotesis komunikasi komunikasi administrasi ke atas menunjukkan pegawai di UISU tidak puas dengan komunikasi administrasi ke atas yang dibangun oleh para manajer terhadap pegawai di UISU. Para manajer di UISU tidak mau menerima laporan pekerjaan yang diberikan bawahan. Walaupun para Universitas Sumatera Utara manajer mau menerima ide dari bawahan dalam proses pengambilan keputusan serta keluhan yang disampaikan oleh para bawahan tidak berpengaruh positif terhadap kepuasan pegawai. Hal ini membuktikan bahwa para manajer tidak mampu menindaklanjuti keluhan para pegawai dan mereka menerima ide dari para bawahan hanya untuk kepentingan pribadi dan mempertahankan kekuasannya saja. Hasil pengujian hipotesis budaya organisasi profesionalisme menunjukkan bahwa pegawai di UISU tidak puas dengan budaya organisasi profesionalisme di UISU. Hal ini disebabkan karena manajer di UISU hanya lebih mementingkan hasil dari pada proses yang ada. Hal ini juga membuktikan bahwa budaya organisasi profesionalisme di UISU tidak baik, di mana para manajer di UISU tidak mampu menciptakan profesionalisme di UISU. Para manajer di UISU tidak mampu memberikan penghargaan terhadap pegawai yang berprestasi dan mereka hanya lebih mementingkan lobi-lobi yang sifatnya dapat menjatuhkan orang lain. Hasil pengujian hipotesis budaya organisasi jarak dari manajemen menunjukkan bahwa pegawai di UISU tidak puas dengan budaya organisasi jarak dari manajemen yang ada di UISU. Hal ini disebabkan karena jarak antara pegawai dan manajer adalah long power distance di mana para pimpinan memaksakan kehendak dalam pengambilan keputusan, budaya organisasi di UISU yang tidak memberikan kesempatan kepada para pegawai untuk dapat mencapai kedudukan manajer dan seluruh keputusan-keputusan yang ada di UISU hanya mementingkan kepentingan individuperseorangan tertentu. Universitas Sumatera Utara Hasil pengujian hipotesis budaya organisasi percaya pada rekan kerja menunjukkan bahwa pegawai di UISU tidak puas dengan budaya organisasi percaya pada rekan kerja yang ada di UISU. Hal ini membuktikan bahwa manajer di UISU tidak bersikap terbuka kepada pegawai karena para manajer tidak memiliki kepercayaan terhadap pegawai UISU. Optimisme dan inisiatif yang muncul dari para manajer adalah semata-mata hanya untuk kepentingan sendiri. Hasil pengujian hipotesis budaya organisasi keteraturan menunjukkan bahwa pegawai di UISU tidak puas dengan budaya organisasi keteraturan yang ada di UISU. Hal ini membuktikan bahwa budaya organisasi di UISU tidak disiplin di mana setiap aktivitas seperti rapat tidak dilakukan dengan tepat waktu. Para manajer dalam mengambil keputusan tidak berdasarkan fakta dan setiap unit kerja cenderung menentukan aturannya sendiri. Hasil pengujian hipotesis budaya organisasi permusuhan menunjukkan bahwa pegawai di UISU tidak puas dengan budaya organisasi permusuhan di UISU. Hal ini membuktikan bahwa orang-orang yang ada dalam organisasi saling merasa curiga dan menyimpan rahasia. Budaya organisasi di UISU juga membuktikan sering terjadi kompetisi dan ketidak percayaan antara unit kerja dan para anggota organisasi sukar menjalin hubungan dengan para manajer. Hasil pengujian hipotesis budaya organisasi integrasi menunjukkan bahwa pegawai di UISU tidak puas dengan budaya organisasi integrasi. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat kesetiaan antara manajemen dan pegawai dan cenderung lebih bersifat dukung-mendukung. Selain itu budaya organisasi di UISU Universitas Sumatera Utara juga tidak memiliki tantangan-tantangan baru dan kerjasama antar unit tidak terjalin dengan baik. Secara simultan penelitian ini tidak sejalan dengan Wirdah 2010 yang mengatakan bahwa gaya kepemimpinan, komunikasi dan motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Labuhanbatu. Sedangkan secara parsial komunikasi memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap Kinerja Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Labuhanbatu. Secara simultas penelitian ini juga tidak sejalan dengan Brahmasari dan Suprayetno 2008 yang mengatakan bahwa motivasi kerja dan budaya organisasi berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai, kepemimpinan berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja pegawai, motivasi kerja tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan, kepemimpinan dan budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan, serta kepuasan kerja pegawai berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Dengan demikian secara simultan hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa motivasi, gaya kepemimpinan, komunikasi dan budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian ini juga mendukung beberapa penelitian-penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan. Secara parsial hasil penelitian ini menunjukan bahwa motivasi prestasi kerja, pengaruh, pengendalian, ketergantungan, perluasan dan afiliasi, gaya kepemimpinan Universitas Sumatera Utara gaya partisipatif, gaya pengasuh, gaya otoriter, gaya birokrasi, gaya berorientasi pada tugas, komunikasi komunikasi administrasi ke bawah dan komunikasi administrasi ke atas serta budaya organisasi profesionalisme, jarak dari manajemen, percaya pada rekan kerja, keteraturan, permusuhan dan integrasi tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hanya variabel komunikasi administrasi ke atas dan jarak dari manajemen yang berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Secara parsial hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wirdah 2010 yang mengatakan bahwa gaya kepemimpinan, komunikasi dan motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Labuhanbatu. Sedangkan secara parsial komunikasi memiliki pengaruh yang paling ominan terhadap Kinerja Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Labuhanbatu. Secara parsial penelitian ini juga tidak sejalan dengan Brahmasari dan Suprayetno 2008 yang mengatakan bahwa motivasi kerja dan budaya organisasi berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai, kepemimpinan berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja pegawai, motivasi kerja tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan, kepemimpinan dan budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan, serta kepuasan kerja pegawai berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh motivasi kerja, gaya kepemimpinan, komunikasi dan budaya terhadap kepuasan pegawai dan dampaknya terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil analisis, memberikan bukti empiris bahwa secara simultan motivasi prestasi kerja, pengaruh, pengendalian, ketergantungan, perluasan dan afiliasi, gaya kepemimpinan gaya partisipatif, gaya pengasuh, gaya otoriter, gaya birokrasi, gaya berorientasi pada tugas, komunikasi komunikasi administrasi ke bawah dan komunikasi administrasi ke atas serta budaya organisasi profesionalisme, jarak dari manajemen, percaya pada rekan kerja, keteraturan, permusuhan dan integrasi tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Wirdah 2010 dan Brahmasari dan Suprayetno 2008. 2. Secara parsial motivasi prestasi kerja, pengaruh, pengendalian, ketergantungan, perluasan dan afiliasi, gaya kepemimpinan gaya partisipatif, gaya pengasuh, gaya otoriter, gaya birokrasi, gaya berorientasi pada tugas, komunikasi komunikasi administrasi ke bawah dan komunikasi administrasi ke atas serta budaya organisasi profesionalisme, jarak dari manajemen, Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Perawat dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening : Studi pada Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

6 95 169

Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Administrasi IAIN Sumatera Utara Medan

5 84 173

Pengaruh Motivasi kerja dan Gaya kepemimpinan Terhadap Kinerja Keuangan dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderasi di Universitas Islam Sumatera Utara

6 59 108

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP DISIPLIN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 0 11

PENGARUH MOTIVASI, KOMPENSASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 0 13

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI STAIN KERINCI DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 0 17

Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Perawat dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening : Studi pada Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

0 0 32

Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Perawat dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening : Studi pada Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

1 2 6

Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Perawat dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening : Studi pada Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

0 0 25

PENGARUH MOTIVASI KERJA, KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING : STUDI PADA RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN

0 1 16