Pengujian hipotesis dengan analisis jalur

Dari gambar scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi pengaruh motivasi kerja, gaya kepemimpinan, komunikasi dan budaya organisasi terhadap kepuasan kerja pegawai dan dampaknya terhadap kinerja manajerial.

5.1.4. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis mengenai pengaruh motivasi kerja, gaya kepemimpinan, komunikasi dan budaya organisasi terhadap kepuasan kerja pegawai dan dampaknya terhadap kinerja manajerial menggunakan pengujian hipotesis dengan analisis jalur, uji F dan uji t.

5.1.4.1. Pengujian hipotesis dengan analisis jalur

Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan diperoleh kesimpulan bahwa model sudah dapat digunakan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis jalur, uji F dan uji t. Ringkasan hasil pengujian hipotesis menggunakan analisis jalur dapat dilihat sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.10. Hasil Uji Regresi Analisis Jalur Persamaan 1 Berdasarkan Tabel 5.10 dapat dilihat bahwa nilai koefisien standardized beta prestasi kerja sebesar 0.136 dan tidak signifikan karena p = 0.4740.05 dan nilai ini merupakan nilai jalur P 1 , nilai koefisien standardized beta pengaruh sebesar -0,134 dan tidak signifikan karena p= 0,5200.05 dan nilai ini merupakan nilai jalur P 2 . Nilai koefisien standardized beta pengendalian sebesar -0,111 dan tidak signifikan karena p= 0,5810.05 dan merupakan nilai jalur P 3 , nilai koefisien standardized beta ketergantungan 0,148 dan tidak signifikan karena p= 0,3980.05 dan merupakan nilai jalur P 4 . Nilai koefisien standardized beta perluasan sebesar 0,069 dan tidak signifikan karena p= 0,7360.05 dan merupakan nilai jalur P 5 , nilai Coefficients a 1.601 1.560 1.027 .313 .109 .150 .136 .724 .474 -.099 .152 -.134 -.651 .520 -.116 .208 -.111 -.558 .581 .100 .117 .148 .857 .398 .059 .174 .069 .340 .736 -.098 .172 -.111 -.566 .576 .253 .189 .296 1.334 .192 .113 .136 .147 .833 .411 -.016 .152 -.024 -.102 .920 .097 .136 .139 .710 .483 -.135 .139 -.205 -.966 .342 .138 .179 .164 .774 .445 .148 .188 .151 .786 .438 .196 .153 .242 1.279 .210 .053 .140 .077 .379 .707 -.389 .173 -.408 -2.252 .032 -.125 .181 -.144 -.690 .495 .021 .148 .032 .145 .886 .235 .156 .286 1.506 .142 Constant PrestasiKerja Pengaruh Pengendalian Ketergantungan Perluasan Afiliasi GayaPartisipatif GayaPengasuh GayaOtoriter GayaBirokrasi GayaBerorientasiPada Tugas KomunikasiAdministrasi Ke Bawah KomunikasiAdministrasi Ke Atas Profesionalisme JarakDariManajemen PercayaPadaRekanKerja Keteraturan Permusuhan Integrasi Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Dependent Variable: KepuasanKerjaPegawai a. Universitas Sumatera Utara koefisien standardized beta afiliasi sebesar -0,111 dan tidak signifikan karena p= 0,5760.05 dan merupakan nilai jalur P 6 . Selanjutnya berdasarkan Tabel 5.10 dapat dilihat juga bahwa nilai koefisien standardized beta gaya partisipatif sebesar 0,296 dan tidak signifikan karena p= 0,1920,05 dan merupakan nilai jalur P 7 , nilai koefisien standardized beta gaya pengasuh adalah sebesar 0,147 dan tidak signifikan karena p= 0,4110,05 dan merupakan nilai jalur P 8 . Nilai koefisien standardized beta gaya otoriter sebesar -0,24 dan tidak signifikan karena p= 0,9600,05 merupakan nilai jalur P 9 , nilai koefisien standardized beta gaya birokrasi sebesar 0,193 dan tidak signifikan karena p= 0,4830,05 merupakan nilai jalur P10. Nilai koefisien standardized beta gaya berorientasi pada tugas adalah sebesar -0,205 dan tidak signifikan karena p= 0,1530,05 merupakan nilai jalur P 11 . Berdasarkan Tabel 5.10 juga menunjukkan bahwa nilai koefisien standardized beta komunikasi administrasi ke bawah sebesar 0,164 dan tidak signifikan karena p= 0,4450,05 merupakan nilai jalur P 12 dan nilai koefisien standardized beta komunikasi administrasi ke atas adalah sebesar 0,151 dan tidak signifikan karena p= 0,4380,05 merupakan nilai jalur P 13 . Pada Tabel 5.10 juga dapat dilihat bahwa nilai koefisien standardized beta profesionalisme sebesar 0,242 dan tidak signifikan karena p= 0,2100.05 merupakan nilai jalur P 14 , nilai koefisien standardized beta jarak dari manajemen adalah sebesar 0,077 dan tidak signifikan karena p= 0,7170,05 merupakan nilai jalur P 15 . Nilai koefisien standardized beta percaya pada rekan kerja sebesar -0,408 Universitas Sumatera Utara dan signifikan karena p= 0,0320,05 merupakan nilai jalur P 16 , nilai koefisien standardized beta keteraturan sebesar 0,144 dan tidak signifikan karena p= 0,4950,05 merupakan nilai jalur P 17 . Nilai koefisien standardized beta permusuhan adalah sebesar 0,032 dan tidak signifikan karena p= 0,8360,05 merupakan nilai jalur P 18 . Nilai koefisien standardized beta integrasi adalah sebesar 0,286 dan tidak signifikan karena p= 0,1420,05 merupakan nilai jalur P 19 . Tabel 5.11. Hasil Uji Regresi Analisis Jalur Persamaan 2 Berdasarkan Tabel 5.11 dapat dilihat bahwa nilai koefisien standardized beta kepuasan kerja pegawai sebesar -0,191 dan tidak tidak signifikan karena p= Coefficients a .747 1.394 .535 .596 .228 .133 .295 1.715 .097 .139 .135 .195 1.034 .309 .155 .184 .154 .842 .406 .172 .104 .263 1.654 .109 .161 .153 .196 1.051 .302 -.086 .152 -.101 -.563 .578 .113 .171 .137 .662 .513 .039 .121 .052 .321 .750 .024 .134 .038 .181 .858 .033 .121 .049 .274 .786 .182 .124 .288 1.466 .153 .111 .158 .137 .701 .488 -.386 .167 -.408 -2.319 .027 -.035 .138 -.045 -.253 .802 .303 .124 .458 2.453 .020 -.160 .164 -.174 -.976 .337 .080 .160 .095 .497 .623 -.093 .130 -.142 -.714 .481 .045 .142 .056 .314 .756 -.184 .158 -.191 -1.166 .253 Constant PrestasiKerja Pengaruh Pengendalian Ketergantungan Perluasan Afiliasi GayaPartisipatif GayaPengasuh GayaOtoriter GayaBirokrasi GayaBerorientasiPada Tugas KomunikasiAdministrasi Ke Bawah KomunikasiAdministrasi Ke Atas Profesionalisme JarakDariManajemen PercayaPadaRekanKerja Keteraturan Permusuhan Integrasi KepuasanKerjaPegawai Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Dependent Variable: Kinerja Manajerial a. Universitas Sumatera Utara 0,2530,05 dan merupakan nilai jalur P 20. Nilai koefisien standardized beta prestasi kerja sebesar 0.136 dan tidak signifikan karena p = 0.4740.05 merupakan nilai jalur P 21 , nilai koefisien standardized beta pengaruh sebesar -0,134 dan tidak signifikan karena p= 0,5200.05 merupakan nilai koefisien jalur P 22 . Nilai koefisien standardized beta pengendalian sebesar -0,111 dan tidak signifikan karena p= 0,5810.05 merupakan nilai jalur P 23 , nilai koefisien standardized beta ketergantungan 0,148 dan tidak signifikan karena p= 0,3980.05 merupakan nilai jalur P 24 . Nilai koefisien standardized beta perluasan sebesar 0,069 dan tidak signifikan karena p= 0,7360.05 merupakan nilai jalur P 25 , nilai koefisien standardized beta afiliasi sebesar -0,111 dan tidak signifikan karena p= 0,5760.05 merupakan nilai jalur P 26 . Selanjutnya berdasarkan tabel 5.11. dapat dilihat juga bahwa nilai koefisien standardized beta gaya partisipatif sebesar 0,137 dan tidak signifikan karena p= 0,5130,05 merupakan nilai jalur P 27 , nilai koefisien standardized beta gaya pengasuh adalah sebesar 0,052 dan tidak signifikan karena p= 0,7500,05 merupakan nilai jalur P 28 . Nilai koefisien standardized beta gaya otoriter sebesar 0,038 dan tidak signifikan karena p= 0,8580,05 merupakan nilai koefisien jalur P 29 , nilai koefisien standardized beta gaya birokrasi sebesar 0,049 dan tidak signifikan karena p= 0,7860,05 merupakan nilai koefisien jalur P 30 . Nilai koefisien standardized beta gaya berorientasi pada tugas adalah sebesar 0,288 dan tidak signifikan karena p= 0,1530,05 merupakan nilai jalur P 31 . Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 5.11. juga menunjukkan bahwa nilai koefisien standardized beta komunikasi administrasi ke bawah sebesar 0,137 dan tidak signifikan karena p= 0,4880,05 merupakan nilai jalur P 32 dan nilai koefisien standardized beta komunikasi administrasi ke atas adalah sebesar -0,408 dan signifikan karena p= 0,0270,05 merupakan nilai jalur P 33 . Pada Tabel 5.11 juga dapat dilihat bahwa nilai koefisien standardized beta profesionalisme sebesar -0,045 dan tidak signifikan karena p= 0,8020.05 merupakan nilai jalur P 34 , nilai koefisien standardized beta jarak dari manajemen adalah sebesar 0,458 dan signifikan karena p= 0,0200,05 merupakan nilai jalur P 35 . Nilai koefisien standardized beta percaya pada rekan kerja sebesar -0,174 dan tidak signifikan karena p= 0,3370,05 merupakan nilai jalur P 36 , nilai koefisien standardized beta keteraturan sebesar 0,095 dan tidak signifikan karena p= 0,6230,05 merupakan nilai jalur P 37 . Nilai koefisien standardized beta permusuhan adalah sebesar -0,142 dan tidak signifikan karena p= 0,4810,05 merupakan nilai jalur P 38 . Nilai koefisien standardized beta integrasi adalah sebesar 0,056 dan tidak signifikan karena p= 0,7560,05 merupakan nilai jalur P 39 . Berdasarkan analisis di atas, maka besarnya pengaruh langsung prestasi kerja terhadap kinerja manajerial adalah 0,295 sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung dihitung dengan mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu 0.136 x - 0.191 = -0,055. Oleh karena nilai pengaruh langsung lebih besar dari nilai pengaruh tidak langsung maka kepuasan kerja pegawai tidak berfungsi sebagai variabel intervening. Universitas Sumatera Utara Analisis di atas juga menunjukkan bahwa besarnya pengaruh langsung variabel pengaruh terhadap kinerja manajerial adalah 0,195 sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung dihitung dengan mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu -0.134 x -0.191 = 0,325. Oleh karena nilai pengaruh tidak langsung lebih besar dari nilai pengaruh langsung maka kepuasan kerja pegawai berfungsi sebagai variabel intervening. Besarnya pengaruh langsung variabel pengendalian terhadap kinerja manajerial adalah 0,154 sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung dihitung dengan mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu -0.111 x -0.191 = 0,021. Oleh karena nilai pengaruh tidak langsung lebih kecil dari nilai pengaruh langsung maka kepuasan kerja pegawai tidak berfungsi sebagai variabel intervening. Besarnya pengaruh langsung ketergantungan terhadap kinerja manajerial adalah 0,263 sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung dihitung dengan mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu 0.148 x -0.191 = -0,043. Oleh karena nilai pengaruh tidak langsung lebih kecil dari nilai pengaruh langsung maka kepuasan kerja pegawai tidak berfungsi sebagai variabel intervening. Besarnya pengaruh langsung perluasan terhadap kinerja manajerial adalah 0,196 sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung dihitung dengan mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu 0.069 x -0.191 = -0,122. Oleh karena nilai pengaruh tidak langsung lebih kecil dari nilai pengaruh langsung maka kepuasan kerja pegawai tidak berfungsi sebagai variabel intervening. Universitas Sumatera Utara Besarnya pengaruh langsung afiliasi terhadap kinerja manajerial adalah -0,101 sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung dihitung dengan mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu -0.111 x -0.191 = 0,021. Oleh karena nilai pengaruh tidak langsung lebih besar dari nilai pengaruh langsung maka kepuasan kerja pegawai berfungsi sebagai variabel intervening. Besarnya pengaruh langsung gaya pastisipatif terhadap kinerja manajerial adalah 0,137 sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung dihitung dengan mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu 0.296 x -0.191 = -0,105. Oleh karena nilai pengaruh tidak langsung lebih kecil dari nilai pengaruh langsung maka kepuasan kerja pegawai tidak berfungsi sebagai variabel intervening. Besarnya pengaruh langsung gaya pengasuh terhadap kinerja manajerial adalah 0,052 sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung dihitung dengan mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu 0.147 x -0.191 = -0,044. Oleh karena nilai pengaruh tidak langsung lebih kecil dari nilai pengaruh langsung maka kepuasan kerja pegawai tidak berfungsi sebagai variabel intervening. Besarnya pengaruh langsung gaya otoriter terhadap kinerja manajerial adalah 0,038 sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung dihitung dengan mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu -0.024 x -0.191 = 0,004. Oleh karena nilai pengaruh tidak langsung lebih kecil dari nilai pengaruh langsung maka kepuasan kerja pegawai tidak berfungsi sebagai variabel intervening. Besarnya pengaruh langsung gaya birokrasi terhadap kinerja manajerial adalah 0,049 sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung dihitung dengan Universitas Sumatera Utara mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu 0.139 x -0.191 = 0,027. Oleh karena nilai pengaruh tidak langsung lebih kecil dari nilai pengaruh langsung maka kepuasan kerja pegawai tidak berfungsi sebagai variabel intervening. Besarnya pengaruh langsung gaya berorientasi pada tugas terhadap kinerja manajerial adalah 0,288 sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung dihitung dengan mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu -0.205 x -0.191 = 0,039. Oleh karena nilai pengaruh tidak langsung lebih kecil dari nilai pengaruh langsung maka kepuasan kerja pegawai tidak berfungsi sebagai variabel intervening. Besarnya pengaruh langsung komunikasi administrasi ke bawah terhadap kinerja manajerial adalah 0,137 sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung dihitung dengan mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu 0.164 x -0.191 = 0,031. Oleh karena nilai pengaruh tidak langsung lebih kecil dari nilai pengaruh langsung maka kepuasan kerja pegawai tidak berfungsi sebagai variabel intervening. Besarnya pengaruh langsung komunikasi administrasi ke atas terhadap kinerja manajerial adalah -0,408 sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung dihitung dengan mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu 0.151 x -0.191 = -0,029. Oleh karena nilai pengaruh tidak langsung lebih kecil dari nilai pengaruh langsung maka kepuasan kerja pegawai tidak berfungsi sebagai variabel intervening. Besarnya pengaruh langsung profesionalisme terhadap kinerja manajerial adalah -0,045 sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung dihitung dengan mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu 0.242 x -0.191 = -0,046. Oleh Universitas Sumatera Utara karena nilai pengaruh tidak langsung lebih kecil dari nilai pengaruh langsung maka kepuasan kerja pegawai tidak berfungsi sebagai variabel intervening. Besarnya pengaruh langsung variabel jarak dari manajemen terhadap kinerja manajerial adalah 0,458 sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung dihitung dengan mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu 0.077 x -0.191 = -0,015. Oleh karena nilai pengaruh tidak langsung lebih kecil dari nilai pengaruh langsung maka kepuasan kerja pegawai tidak berfungsi sebagai variabel intervening. Besarnya pengaruh langsung variabel percaya pada rekan kerja terhadap kinerja manajerial adalah -0,174 sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung dihitung dengan mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu -0.408 x -0.191 = - 0,078. Oleh karena nilai pengaruh tidak langsung lebih kecil dari nilai pengaruh langsung maka kepuasan kerja pegawai tidak berfungsi sebagai variabel intervening. Besarnya pengaruh langsung variabel keteraturan terhadap kinerja manajerial adalah 0,095 sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung dihitung dengan mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu -0.144 x -0.191 = 0,028. Oleh karena nilai pengaruh tidak langsung lebih kecil dari nilai pengaruh langsung maka kepuasan kerja pegawai tidak berfungsi sebagai variabel intervening. Besarnya pengaruh langsung variabel permusuhan terhadap kinerja manajerial adalah -0,142 sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung dihitung dengan mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu 0.032 x -0.191 = 0,006. Oleh karena nilai pengaruh tidak langsung lebih kecil dari nilai pengaruh langsung maka kepuasan kerja pegawai tidak berfungsi sebagai variabel intervening. Universitas Sumatera Utara 0,807 0,545 -0,271 0,178 -0.191 0,007 P 8 0,085 0,315 0,353 Besarnya pengaruh langsung variabel integrasi terhadap kinerja manajerial adalah 0,056 sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung dihitung dengan mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu 0.286 x -0.191 = 0,055. Oleh karena nilai pengaruh tidak langsung lebih kecil dari nilai pengaruh langsung maka kepuasan kerja pegawai tidak berfungsi sebagai variabel intervening. Gambar 5.3. Hasil Analisa Jalur Hasil analisis jalur di atas menunjukkan bahwa prestasi kerja, pengendalian, ketergantungan, perluasan, gaya partisipatif, gaya pengasuh, gaya otoriter, gaya birokrasi, gaya berorientasi pada tugas, komunikasi administrasi ke bawah, komunikasi administrasi ke atas, profesionalisme, jarak dari manajemen, percaya pada rekan kerja, keteraturan, permusuhan dan integrasi berpengaruh positif dan Motivasi Kerja X1 Kepemimpinan X2 Budaya Organisasi X4 Kepuasan Kerja Pegawai Z Kinerja Manajerial Y Komunikasi X3 Universitas Sumatera Utara signifikan atau berpengaruh langsung terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa motivasi prestasi kerja, pengaruh, pengendalian, ketergantungan, perluasan dan afiliasi, gaya kepemimpinan gaya partisipatif, gaya pengasuh, gaya otoriter, gaya birokrasi, gaya berorientasi pada tugas, komunikasi komunikasi administrasi ke bawah dan komunikasi administrasi ke atas serta budaya organisasi profesionalisme, jarak dari manajemen, percaya pada rekan kerja, keteraturan, permusuhan dan integrasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial mendapat dukungan empiris atau dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima. Hasil analisis jalur juga menunjukkan bahwa motivasi prestasi kerja, pengaruh, pengendalian, ketergantungan, perluasan dan afiliasi, gaya kepemimpinan gaya partisipatif, gaya pengasuh, gaya otoriter, gaya birokrasi, gaya berorientasi pada tugas, komunikasi komunikasi administrasi ke bawah dan komunikasi administrasi ke atas serta budaya organisasi profesionalisme, jarak dari manajemen, percaya pada rekan kerja, keteraturan, permusuhan dan integrasi tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan pengakuisisi melalui kinerja keuangan sebagai variabel intervening. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa motivasi prestasi kerja, pengaruh, pengendalian, ketergantungan, perluasan dan afiliasi, gaya kepemimpinan gaya partisipatif, gaya pengasuh, gaya otoriter, gaya birokrasi, gaya berorientasi pada tugas, komunikasi komunikasi administrasi ke bawah dan komunikasi administrasi ke atas serta budaya organisasi Universitas Sumatera Utara profesionalisme, jarak dari manajemen, percaya pada rekan kerja, keteraturan, permusuhan dan integrasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial melalui kepuasan pegawai tidak mendapat dukungan empiris atau dapat disimpulkan hipotesis ditolak. 5.1.4.2. Pengujian hipotesis dengan uji F Setelah dilakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis jalur, pengujian hipotesis dilanjutkan dengan uji F untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen dengan tingkat signifikansi dalam penelitian ini menggunakan alpha 5 atau 0,05. Hasil pengujian hipotesis dengan uji F disajikan dalam Tabel 5.12 berikut ini. Tabel 5.12. Hasil Uji F Sumber : Data Primer Olahan. Dari uji F atau uji Anova diperoleh nilai signifikan sebesar 0,659. Oleh karena nilai probabilitas 0,000 jauh lebih besar dari 0,05 maka motivasi prestasi kerja, pengaruh, pengendalian, ketergantungan, perluasan dan afiliasi, gaya kepemimpinan gaya partisipatif, gaya pengasuh, gaya otoriter, gaya birokrasi, gaya berorientasi pada tugas, komunikasi komunikasi administrasi ke bawah dan komunikasi administrasi ke atas serta budaya organisasi profesionalisme, jarak dari manajemen, ANOVA b 2.649 20 .132 .834 .659 a 4.765 30 .159 7.414 50 Regression Residual Total Model 1 Sum of Squares df Mean Square F Sig. Predictors: Constant, KepuasanKerjaPegawai, GayaBirokrasi, Pengaruh, Perluasan, KomunikasiAdministrasiKeAtas, Afiliasi, GayaOtoriter, Ketergantungan, Integrasi, Profesionalisme, Pengendalian, GayaPengasuh, PrestasiKerja, JarakDariManajemen, KomunikasiAdministrasiKeBawah, PercayaPadaRekanKerja, GayaBerorientasiPadaTugas, Keteraturan, GayaPartisipatif, Permusuhan a. Dependent Variable: KinerjaManajerial b. Universitas Sumatera Utara percaya pada rekan kerja, keteraturan, permusuhan dan integrasi tidak berpengaruh secara simultan terhadap kinerja manajerial. Dengan kata lain, motivasi prestasi kerja, pengaruh, pengendalian, ketergantungan, perluasan dan afiliasi, gaya kepemimpinan gaya partisipatif, gaya pengasuh, gaya otoriter, gaya birokrasi, gaya berorientasi pada tugas, komunikasi komunikasi administrasi ke bawah dan komunikasi administrasi ke atas serta budaya organisasi profesionalisme, jarak dari manajemen, percaya pada rekan kerja, keteraturan, permusuhan dan integrasi secara simultan tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja manajerial, karena nilai probabilitas yaitu 0,659 0,05. Hal tersebut berarti jika motivasi prestasi kerja, pengaruh, pengendalian, ketergantungan, perluasan dan afiliasi, gaya kepemimpinan gaya partisipatif, gaya pengasuh, gaya otoriter, gaya birokrasi, gaya berorientasi pada tugas, komunikasi komunikasi administrasi ke bawah dan komunikasi administrasi ke atas serta budaya organisasi profesionalisme, jarak dari manajemen, percaya pada rekan kerja, keteraturan, permusuhan dan integrasi secara bersama-sama mengalami kenaikan maka tidak akan berdampak pada kenaikan kinerja manajerial, sebaliknya jika motivasi prestasi kerja, pengaruh, pengendalian, ketergantungan, perluasan dan afiliasi, gaya kepemimpinan gaya partisipatif, gaya pengasuh, gaya otoriter, gaya birokrasi, gaya berorientasi pada tugas, komunikasi komunikasi administrasi ke bawah dan komunikasi administrasi ke atas serta budaya organisasi profesionalisme, jarak dari manajemen, percaya pada rekan kerja, keteraturan, Universitas Sumatera Utara permusuhan dan integrasi secara bersama-sama mengalami penurunan juga tidak akan berdampak pada penurunan kinerja manajerial. 5.1.4.3. Pengujian hipotesis dengan uji t Setelah dilakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis jalur dan uji F, pengujian hipotesis dilanjutkan dengan uji t untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen dengan tingkat signifikansi dalam penelitian ini menggunakan alpha 5 atau 0,05. Hasil pengujian hipotesis dengan uji t disajikan dalam tabel 5.13 berikut ini. Tabel 5.13. Hasil Uji t 13 Sumber : Data Primer Olahan. Coefficients a .747 1.394 .535 .596 .228 .133 .295 1.715 .097 .139 .135 .195 1.034 .309 .155 .184 .154 .842 .406 .172 .104 .263 1.654 .109 .161 .153 .196 1.051 .302 -.086 .152 -.101 -.563 .578 .113 .171 .137 .662 .513 .039 .121 .052 .321 .750 .024 .134 .038 .181 .858 .033 .121 .049 .274 .786 .182 .124 .288 1.466 .153 .111 .158 .137 .701 .488 -.386 .167 -.408 -2.319 .027 -.035 .138 -.045 -.253 .802 .303 .124 .458 2.453 .020 -.160 .164 -.174 -.976 .337 .080 .160 .095 .497 .623 -.093 .130 -.142 -.714 .481 .045 .142 .056 .314 .756 -.184 .158 -.191 -1.166 .253 Constant PrestasiKerja Pengaruh Pengendalian Ketergantungan Perluasan Afiliasi GayaPartisipatif GayaPengasuh GayaOtoriter GayaBirokrasi GayaBerorientasiPada Tugas Komunikasi Administrasi KeBawah Komunikasi Administrasi KeAtas Profesionalisme JarakDariManajemen PercayaPadaRekanKerja Keteraturan Permusuhan Integrasi KepuasanKerjaPegawai Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Dependent Variable: KinerjaManajerial a. Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 5.13 di atas, diperoleh nilai probabilitas dari masing-masing variabel yaitu: 1. Variabel prestasi kerja memiliki nilai p-value pada kolom Sig. 0,097 0,05. Artinya prestasi kerja secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. 2. Variabel pengaruh memiliki nilai p-value pada kolom Sig. 0,309 0,05. Artinya pengaruh secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. 3. Variabel pengendalian memiliki nilai p-value pada kolom Sig. 0,406 0,05. Artinya pengendalian secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. 4. Variabel ketergantungan memiliki nilai p-value pada kolom Sig. 0,109 0,05. Artinya ketergantungan secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. 5. Variabel perluasan memiliki nilai p-value pada kolom Sig. 0,302 0,05. Artinya perluasan secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. 6. Variabel afiliasi memiliki nilai p-value pada kolom Sig. 0,578 0,05. Artinya afiliasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. 7. Variabel gaya partisipatif memiliki nilai p-value pada kolom Sig. 0,513 0,05. Artinya gaya partisipatif secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Universitas Sumatera Utara 8. Variabel gaya pengasuh memiliki nilai p-value pada kolom Sig. 0,750 0,05. Artinya gaya pengasuh secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. 9. Variabel gaya otoriter memiliki nilai p-value pada kolom Sig. 0,858 0,05. Artinya gaya otoriter secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. 10. Variabel gaya birokrasi memiliki nilai p-value pada kolom Sig. 0,786 0,05. Artinya gaya birokrasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. 11. Variabel gaya berorientasi pada tugas memiliki nilai p-value pada kolom Sig. 0,153 0,05. Artinya gaya berorientasi pada tugas secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. 12. Variabel komunikasi administrasi ke bawah memiliki nilai p-value pada kolom Sig. 0,488 0,05. Artinya komunikasi administrasi ke bawah secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. 13. Variabel komunikasi administrasi ke atas memiliki nilai p-value pada kolom Sig. 0,027 0,05. Artinya komunikasi administrasi ke atas secara parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial. 14. Variabel profesionalisme memiliki nilai p-value pada kolom Sig. 0,802 0,05. Artinya profesionalisme secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Universitas Sumatera Utara 15. Variabel jarak dari manajemen memiliki nilai p-value pada kolom Sig. 0,020 0,05. Artinya jarak dari manajemen secara parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial. 16. Variabel percaya pada rekan kerja memiliki nilai p-value pada kolom Sig. 0,337 0,05. Artinya percaya pada rekan kerja secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. 17. Variabel keteraturan memiliki nilai p-value pada kolom Sig. 0,623 0,05. Artinya keteraturan secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. 18. Variabel permusuhan memiliki nilai p-value pada kolom Sig. 0,481 0,05. Artinya permusuhan secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. 19. Variabel integrasi memiliki nilai p-value pada kolom Sig. 0,756 0,05. Artinya integrasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. 5.1.4.4. Analisis koefisien determinasi R 2 Koefisien determinasi R 2 terletak pada tabel model Summary dan tertulis R Square. Untuk regresi linier berganda sebaiknya menggunakan R Square yang sudah disesuaikan atau tertulis Adjusted R Square karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Nilai R SquareAdjusted R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai Universitas Sumatera Utara dengan 1. Hasil analisis koefisien determinasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.14 berikut ini: Tabel 5.14. Hasil Analisis Koefisien Determinasi Sumber: Data Primer Olahan. Berdasarkan Tabel 5.14 di atas terlihat nilai koefisien determinasi R 2 yang sudah disesuaikan Adjusted R Square sebesar 0,099. Artinya 9,9 variabel dependen kinerja manajerial dijelaskan oleh variabel independen motivasi, gaya kepemimpinan, komunikasi dan budaya organisasi, dan sisanya sebesar 90,1 100-9,9 dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan.

5.2. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat dikatakan bahwa motivasi prestasi kerja, pengaruh, pengendalian, ketergantungan, perluasan dan afiliasi, gaya kepemimpinan gaya partisipatif, gaya pengasuh, gaya otoriter, gaya birokrasi, gaya Model Summary .664 a .441 .099 .36548 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Predictors: Constant, Integrasi, KomunikasiAdministrasiKeBawah, GayaBerorientasiPadaTugas, Perluasan, Ketergantungan, PrestasiKerja, Profesionalisme, Permusuhan, Pengendalian, Keteraturan, GayaPengasuh, KomunikasiAdministrasiKeAtas, PercayaPadaRekanKerja, GayaBirokrasi, Afiliasi, JarakDariManajemen, Pengaruh, GayaPartisipatif, GayaOtoriter a. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Perawat dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening : Studi pada Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

6 95 169

Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Administrasi IAIN Sumatera Utara Medan

5 84 173

Pengaruh Motivasi kerja dan Gaya kepemimpinan Terhadap Kinerja Keuangan dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderasi di Universitas Islam Sumatera Utara

6 59 108

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP DISIPLIN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 0 11

PENGARUH MOTIVASI, KOMPENSASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 0 13

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI STAIN KERINCI DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 0 17

Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Perawat dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening : Studi pada Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

0 0 32

Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Perawat dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening : Studi pada Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

1 2 6

Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Perawat dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening : Studi pada Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

0 0 25

PENGARUH MOTIVASI KERJA, KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING : STUDI PADA RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN

0 1 16