Kebersihan Lokasi PENYAJIAN DATA

Gambar 4.15 Kamar mandi umum di Gundaling Keterangan : Kondisi kamar mandi umum yang ada di lokasi obyek wisata puncak Gundaling Berastagi Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa kondisi kamar mandi umum yang ada di puncak Gundaling tidak jauh beda dengan kondisi kamar mandi umum yang ada di Pasar Buah Tradisional Berastagi. Hal ini terlihat dari kondisi pintu kamar mandi yang sudah mulai rusak dan sudah tidak dapat ditutup dengan baik serta kebersihan yang kurang dijaga. Hal ini tentunya akan membuat para pengunjung kurang nyaman menggunakan kamar mandi ini.

4.4 Kebersihan Lokasi

Kebersihan merupakan sebuah penilaian yang penting untuk sebuah obyek wisata. Lingkungan yang bersih secara tidak langsung akan memberikan pengaruh positif terhadap psikis pengunjung untuk datang kembali, karena lingkungan bersih, nyaman dan indah merupakan impian semua orang. Kebersihan obyek wisata Pasar Buah Tradisional Berastagi dapat dikatakan cukup bersih karena setiap pedagang yang ada di lokasi Pasar Buah tersebut memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya kebersihan. Oleh karena itu masing-masing pedagang yang ada di lokasi Pasar Buah wajib Universitas Sumatera Utara menjaga kebersihan tempat mereka masing-masing dan mengumpulkan sampah pada tong sampah yang telah disediakan. Sampah-sampah yang telah terkumpul tersebut kemudian akan diangkut oleh petugas kebersihan. 52 Tetapi ketika hari libur tiba dimana kunjungan wisatawan cukup ramai, kondisi kebersihan dilokasi ini tidak sama seperti pada hari-hari biasa dimana kebersihannya masih dapat tetap terjaga. Hal ini dikarenakan masih rendahnya kesadaran wisatawan untuk menjaga kebersihan. Hal ini terlihat dari banyaknya wisatawan yang membuang kulit buah-buahan yang mereka makan di sembarang tempat, padahal sudah ada disediakan tong sampah. 53 Untuk kondisi kebersihan di obyek wisata Taman Mejuah-juah saat ini masih dirasakan kurang bersih. Kurangnya kebersihan disebabkan oleh sampah-sampah yang terlihat berserakan di lapangan, menjadikan tempat ini kurang indah dan nyaman, padahal fungsi Taman Mejuah- juah ini sebagai tempat rekreasi yang santai dan nyaman serta menghirup udara segar yang dapat dirasakan oleh pengunjung. Rumput-rumput liar yang semakin tinggi, tangga- tangga jalan yang mulai mengalami kerusakan serta bangku-bangku santai yang kotor di Taman Mejuah-juah ini membuat pengunjung tidak merasa nyaman untuk berkeliling menikmati indahnya bunga-bunga yang ada di taman tersebut. Terkhusus pada saat hari libur, kondisi kebersihan di Taman Mejuah-juah ini sangat jauh dari yang diharapkan. Hal ini juga disebabkan karena rendahnya kesadaran pengunjung akan pentingnya kebersihan. Padahal di dalam lokasi Taman Mejuah-juah tersebut sudah disediakan beberapa tong 52 Wawancara dengan pedagang, Despi, Sabtu 27 Februari 2016 53 Wawancara dengan pedagang, Leni Marlina, Sabtu 27 Februari 2016 Universitas Sumatera Utara sampah. 54 Selain di lokasi Taman Mejuah-juah, hal yang serupa juga terjadi di obyek wisata Bukit Gundaling. Ketika hari libur tiba, kondisi kebersihan di Buncak Gundaling juga sangat jauh dari yang di harapkan. Tetapi obyek wisata Bukit Gundaling ini memiliki suatu perkumpulan yang dinamakan persatuan pedagang asongan, peramak-amak dan pedagang lainnya. Persatuan ini mempunyai tugas untuk menjaga kebersihan dan melestarikan keindahan obyek wisata untuk mendukung kenyamanan bagi wisatawan dalam mengunjungi destinasi wisata. Melalui persatuan ini, mereka akan menetapkan jadwal rutin untuk melakukan gotong royong demi menjaga kebersihan Bukit Gundaling. Kebersihan lokasi Taman Mejuah-juah ini kurang begitu terawat juga disebabkan oleh kurangnya tenaga kerja untuk petugas kebersihan. Petugas kebersihan yang ada di lokasi Taman Mejuah-juah ini hanya ada 2 orang, sementara area taman ini cukup luas dan rumput-rumputan liar juga tumbuh dengan begitu cepat. Sehingga hal tersebut dirasakan menjadi kendala untuk bisa memaksimalkan kebersihan dan menciptakan lingkungan yang bersih, indah, nyaman, dan asri. 55 Gambar 4.16 Kondisi kebersihan di Pasar Buah Berastagi 54 Wawancara dengan petugas kebersihan, Dewi, Minggu 6 Maret 2016 55 Wawancara dengan pedagang, Ngalemi, Sabtu 27 Februari 2016 Universitas Sumatera Utara Keterangan : Kondisi jalan yang ada di lokasi Pasar Buah Tradisional Berastagi bagian dalam kiri dan kondisi Pasar Buah bagian dalam yang dipenuhi oleh sampah kulit buah-buahan. Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa kondisi jalan yang ada di lokasi Pasar Buah Tradisional Berastagi bagian dalam yang sudah mulai berlubang-lubang dan apabila hari libur tiba dan pengunjung ramai, maka kondisi jalan di lokasi Pasar Buah bagian dalam dipenuhi oleh sampah kulit buah-buahan. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya kesadaran pengunjung untuk menjaga kebersihan padahal sudah ada disediakan tempat sampah oleh para pedagang. Dengan banyaknya sampah seperti yang terlihat pada gambar diatas tentunya akan mengurangi rasa kenyamanan baik bagi para pedagang maupun para pengunjung di lokasi tersebut. Gambar 4.17 Kondisi kebersihan di tempat parkir Keterangan : Kondisi tempat parkir Taman Mejuah-juah Dari gambar diatas dapat dilihat kondisi lokasi parkir yang berada di obyek wisata Taman Mejuah-juah yang dipenuhi dengan sampah. Pemandangan tersebut merupakan kurangnya kesadaran pengunjung untuk Universitas Sumatera Utara membuang sampah pada tempatnya, padahal sudah disediakan tong sampah di sekitar lokasi tersebut. Dengan keadaan tersebut tidak terlihat keindahan suatu obyek wisata, dan sebagian masyarakat dan pengunjung tidak merasa nyaman dengan keadaan banyaknya sampah yang berserakan. Kondisi tempat parkir di obyek wisata Taman Mejuah-juah hampir sama dengan kondisi yang ada di obyek wisata Bukit Gundaling yang sudah mulai mengalami kerusakan. Gambar 4.18 Kondisi kebersihan di Taman Mejuah-juah Keerangan : Kondisi wahana permainan anak-anak di lokasi obyek wisata Taman Mejuah-juah Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa ketika hari libur dan kunjungan wisatawan ramai, maka akan banyak sampah yang berserakan. Hal ini dikarenakan masih rendahnya kesadaran pengunjung akan pentingnya kebersihan. Padahal di lokasi Taman mejuah-juah ini juga sudah disediakan tong sampah di beberapa tempat. Hal ini tentunya akan mengurangi kenyamanan para pengunjung untuk berekreasi di Taman Mejuah-juah tersebut. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.19 Kondisi kebersihan di Puncak Gundaling Keterangan : Kondisi Obyek wisata Gundaling yang dipenuhi dengan sampah Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa masih rendahnya kesadaran masyarakat baik pedagang maupun pengunjung akan pentingnya kebersihan. Pada gambar kiri dapat dilihat bahwa masyarakat masih sering menumpuk sampah ke dalam selokan dan pada gambar kanan adalah kondisi tempat parkir yang penuh dengan sampah. Padahal di sekitar lokasi Bukit Gundaling ini sudah ada disediakan tong sampah di beberapa lokasi. Secara keseluruhan, dampak erupsi Gunung Sinabung dirasakan oleh semua obyek wisata yang telah diuraikan diatas. Yaitu terkena debu erupsi Gunung Sinabung dan dirasakan menurunnya jumlah kunjungan wisatawan. Tetapi di luar dari pada itu, ada pula beberapa obyek yang justru merasakan dampak positif dari meletusnya Gunung Sinabung. Seperti obyek wisata Gundaling dan Gunung Sibayak, dimana obyek wisata ini dijadikan oleh masyarakat sebagai tempat untuk dapat menyaksikan erupsi Gunung Sinabung. Selain dari kedua obyek wisata tersebut, saat ini masyarakat juga sering mengunjungi beberapa daerah yang ada di Kabupaten Karo yang dapat dijadikan Universitas Sumatera Utara sebagai tempat untuk menyaksikan erupsi Gunung Sinabung. Misalnya di daerah desa Tiga Pancur, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Dari lokasi ini, masyarakat dapat melihat semburan lava pijar dan material vulkanis dari Gunung Sinabung ketika terjadi erupsi. Di desa tersebut ada pondok yang dapat digunakan oleh pengunjung sebagai tempat untuk duduk bersantai sambil menikmati pemandangan Gunung Sinabung. Karena mulai banyaknya pengunjung yang mengunjungi lokasi ini, akhirnya dijadikan peluang usaha oleh masyarakat setempat dengan membuka warung di lokasi tersebut. Karena rasa penasaran masyarakat untuk melihat erupsi Gunung Sinabung tersebut, bahkan ada pengunjung yang rela menginap di pondok yang ada di lokasi tersebut agar dapat melihat semburan lava pijar Gunung Sinabung pada malam hari. 56 “Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Kabupaten Karo mulai mengembangkan wisata taman gunung api Berastagi. Pengembangan wisata ini dimaksudkan untuk mendongkrak kembali pariwisata di Berastagi pasca erupsi Gunung Sinabung. Sedikitnya dalam sehari ada satu rombongan turis asing yang mengikuti perjalanan melihat keindahan alam di kawasan Sinabung dan sekitarnya yang aman dari erupsi selama lima jam. Kegiatan ini bersifat memperkenalkan budaya, pertanian, dan alam kabupaten Karo. Paket wisata ini mulai dirintis sejak awal 2015 dan diminati turis dari Eropa dan Asia. Satu perjalanan biasanya diikuti oleh lima hingga 10 wisatawan. Para turis bahkan rela menunggu erupsi Sinabung terjadi hingga berjam-jam untuk mendapatkan foto terbaik di kawasan desa Tiga Pancur”. Selain itu, dari pihak pelaku bisnis pariwisata juga mulai menciptakan peluang dari terjadinya erupsi Gunung Sinabung. Yaitu dengan mengembangkan “Volcano Park” di Kabupaten Karo. Sesuai dengan berita yang di kutip dari kompas.com, yaitu bahwa : 57 56 Wawancara dengan pemilik warung, Nd. Yahya, Senin 14 Maret 2016 57 http:travel.kompas.comread20150812124100627.Volcano.Park.Mulai.Dikembangkan.di.Kar o , diakses pada tanggal 12 Maret 2016, pukul 12.30 wib. Universitas Sumatera Utara Selain itu, walaupun Gunung Sinabung terus bergejolak mengeluarkan guguran awan panas dan lava pijar tetapi tidak menyurutkan semangat aktivis, untuk tetap meningkatkan kepariwisataan Karo yaitu dengan menyelenggarakan “Tour de Sinabung 2 Karo Vulcano Park” guna meningkatkan kepariwisataan di Tanah Karo. Seperti yang dikutip dari Hariansib.com : “Kegiatan “Tour de Sinabung 2 Karo Vulcano Park” diikuti kurang lebih 800 peserta dimana kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan dua jenis sepeda dan dengan rute yang berbeda, karena itu dalam kegiatan ini peserta dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama dengan menggunakan sepeda gunung, mengambil rute start dari Open Stage Berastagi-Gongsol-Merdeka- Cinta Rayat-Ujung Teran-Deram-Sukandebi-Perteguhen-Simpang Empat-Nang Belawan-Kacaribu-Jalan Lingkar-Simpang Pajak Singa-Jalan Kotacane Kapt Bangsi Sembiring-Tugu Bambu Runcing-Jalan Kapt Pala Bangun- Nabung Surbakti dan Lapangan Yonif Simbisa sebagai titik finish. Kelompok kedua dengan menggunakan sepeda ontel, mengambil rute start dari Open Stage Berastagi-Jalan Gundaling-Hotel Kaliaga- Trimurti-Bioskop Ria- Veteran- Bundaran Tugu Perjuangan- Jamin Ginting-Lapangan Kodim-Mesjid Agung- Terminal- Pahlawan- Selamet ketaren-Tugu Kapt Purba- Mumah Purba-Bangsi Sembiring-Tugu Bambu Runcing-Pala Bangun-Sentrum-Nabung Surbakti dan Lapangan Simbisa sebagai titik finish. Kegiatan ini dilakukan untuk menumbuhkan kembali sektor kepariwisataan kabupaten Karo yang mulai melemah pasca erupsi gunung Sinabung, oleh sebab itu melalui kegiatan ini diharapkan akan dapat menunjukkan kepada masyarakat luas bahwa sebagian besar obyek-obyek wisata Karo masih berada di zona aman”. 58 Melalui kutipan dari berita diatas, dapat dilihat bahwa justru bencana yang terjadi di Kabupaten Karo, yaitu meletusnya Gunung Sinabung justru dapat dijadikan sebagai peluang usaha baru yang juga dapat mendongkrak kembali pariwisata Karo. Erupsi yang keluar dari gunung yang sedang aktif menjadi momen penting dalam meningkatkan kunjungan turis asing. Munculnya erupsi gunung dapat jadikan daya tarik wisata yang baru. Melalui kegiatan- 58 http:hariansib.coviewMarsipature-Hutanabe85385Tour-de-Sinabung-Vulcano-Park--Ajang- Peningkatan-Pariwisata-Karo.html.VuOpWW5EtQA , diakses pada tanggal 12 Maret 2016, pukul 13.00 wib Universitas Sumatera Utara kegiatan yang dilakukan sesuai dengan yang dikutip pada berita diatas, juga dapat menunjukkan kepada masyarakat banyak bahwa masih banyak obyek wisata di Kabupaten Karo yang masih berada pada zona aman, sehingga tidak akan berbahaya bagi para pengunjung yang ingin berwisata ke Kabupaten Karo. Selain itu, kawasan relokasi pengungsi Gunung Sinabung, Siosar juga direncanakan akan dijadikan sebagai desa budaya di Kabupaten Karo yang saat ini sedang berada pada tahap pembangunan. 59 Walaupun saat ini, untuk menuju lokasi tersebut hanya dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi saja, karena belum ada angkutan umum yang memiliki rut eke Siosar. Hal ini tentunya juga akan menjadi dampak positif bagi kepariwisataan Karo. Walaupun memang banyak dampak negatif dari terjadinya bencana di Kabupaten Karo yaitu meletusnya Gunung Sinabung, tetapi ternyata masih ada berkah di balik bencana tersebut. 59 Wawancara dengan Kabid Perencanaan, Toto Budiharto, SE, MSP, Senin 22 Februari 2016 Universitas Sumatera Utara BAB V ANALISIS DATA Pada bab ini, hasil penyajian data yang ada akan dianalisis dengan tetap mengacu kepada hasil interpretasi data tersebut sesuai dengan fokus kajian dalam penelitian ini. Dari seluruh data yang telah disajikan secara menyeluruh yang diperoleh selama penelitian, baik dengan melakukan studi pustaka, melakukan wawancara kepada informan, serta melakukan pengamatan observasi terhadap fenomena yang ada yang terkait dengan masalah penelitian ini. Dalam hal ini peneliti menggunakan Teknik Analisis SWOT. Dalam bab ini terlebih dahulu akan diuraikan apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, ancaman serta peluang yang dimiliki oleh sektor pariwisata Kabupaten Karo pasca erupsi gunung Sinabung.

5.1 Kekuatan