Peluang Ancaman Matriks SWOT dan Identifikasi Isu

f. Produk pariwisata Kabupaten Karo yang monoton g. Terbatasnya anggaran untuk pengembangan sektor pariwisata h. Sebagaian besar obyek wisata yang ada di kabupaten Karo lesu karena sepi pengunjung.

5.3 Peluang

Adapun peluang yang dimiliki oleh sektor pariwisata Kabupaten Karo pasca erupsi gunung Sinabung adalah sebagai berikut : a. Pasca erupsi gunung Sinabung, masyarakat mulai mengembangkan volcano tourism wisata gunung api, sehingga masyarakat luas menjadi tertarik untuk mengunjungi kembali Kabupaten Karo. b. Pasca erupsi gunung Sinabung, muncul daerah-daerah baru yang dapat dijadikan sebagai tujuan wisata c. Wilayah relokasi pengungsi gunung Sinabung siosar akan dijadikan sebagai desa budaya d. Pemerintah Kabupaten Karo memiliki jaringan internet website, sehingga dapat dimanfaatkan oleh sektor pariwisata untuk pengembangan pemasaran dan promosi pariwisata Kabupaten Karo. e. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo memiliki jaringan kemitraan baik dengan berbagai instansi teknis pemerintah, pelaku bisnis pariwisata, maupun masyarakat. f. Visi dari Pemerintah Kabupaten Karo yang menempatkan sektor pariwisata sebagai prioritas pembanguan kedua setelah pertanian. Universitas Sumatera Utara g. Adanya Perda yang berlaku mengenai pembangunan pariwisata yaitu dasar hukum yang menjadi pedoman bagi pemerintah dalam menjalankan tugas dan fungsinya. h. Tersedianya 9 hotel, 12 restoran, dan 3 biro perjalanan di kabupaten Karo yang dapat menunjang kegiatan pariwisata.

5.4 Ancaman

Adapun peluang yang dimiliki oleh sektor pariwisata Kabupaten Karo pasca erupsi gunung Sinabung adalah sebagai berikut : a. Pasca erupsi gunung Sinabung, beberapa obyek wisata menjadi rusak dan tidak lagi dioperasikan b. Pasca erupsi gunung Sinabung, wisatawan merasa khawatir untuk mengunjungi Kabupaten Karo c. Pasca erupsi gunung Sinabung, banyak lahan pertanian yang rusak sehingga mengurangi pasokan buah dan sayur untuk obyek wisata Pasar Buah Berastagi d. Rendahnya kesadaran wisatawan akan pentingnya kebersihan e. Adanya obyek wisata di wilayah lain di luar Kabupaten Karo f. Pasca erupsi gunung Sinabung, kondisi alam kabupaten Karo menjadi tidak stabil.

5.5 Matriks SWOT dan Identifikasi Isu

Matriks SWOT digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi strategi apa yang akan diambil kedepannya dengan menggabungkan analisis dari faktor internal kekuatan dan kelemahan dan eksternal peluang dan ancaman yang Universitas Sumatera Utara pada akhirnya strategi tersebut dapat dipergunakan oleh organisasi untuk pengembangan organisasi dan bahkan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan dalam organisasi. Melalui gambar di bawah ini akan menampilkan hasil dari teknik analisis SWOT yang dianalisis berdasarkan lingkungan internal yakni berupa kekuatan dan kelemahan serta lingkungan eksternal yakni berupa peluang dan ancaman dalam pengembangan pariwisata kabupaten Karo pasca erupsi gunung Sinabung. Tabel 5.1 Matriks SWOT pengembangan pariwisata kabupaten Karo pasca erupsi gunung Sinabung Internal Eksternal Kekuatan S

1. Jarak Kabupaten Karo

yang mudah dicapai dari ibukota Provinsi

2. Kabupaten Karo

merupakan daerah lintas untuk menuju Kabupaten yang lain.

3. Terdapat 26 obyek

wisata baik wisata alam, budaya maupun sejarah.

4. Akses transportasi

untuk menuju obyek wisata di Berastagi mudah dijangkau

5. Harga tiket yang cukup

terjangkau untuk memasuki obyek wisata yang ada di Kabupaten Karo, khusunya obyek wisata di Berastagi

6. Kabupaten Karo

memiliki kondisi alam Kelemahan W 1. Sarana dan prasarana yang dimiliki obyek wisata kurang terawat

2. Masih banyak obyek

wisata yang belum tersentuh baik oleh masyarakat maupun pemerintah

3. Rendahnya

kesadaran masyarakat tentang pariwisata dan penerapan Sapta Pesona

4. Kebersihan obyek

wisata yang masih rendah dan jauh dari harapan

5. Masih banyak obyek

wisata yang ada di kabupaten Karo yang belum tersentuh baik Universitas Sumatera Utara yang potensial dan termasuk unggul dalam bidang pertanian

7. Adanya Rencana

Strategis Renstra yang dimiliki oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo

8. Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Karo memiliki booklet pariwisata sehingga dapat memberikan informasi tentang obyek wisata yang ada di Kabupaten Karo oleh pemerintah maupun masyarakat setempat, sehingga masyarakat banyak tidak mengetahui bahwa masih banyak obyek wisata yang ada di Kabupaten Karo selain dari yang ada di kota Berastagi.

6. Pedagang yang

berjualan di sekitar obyek wisata menjual barang dagangannya dengan harga yang tidak wajar sehingga wisatawan cenderung membeli makanan dari luar wilayah obyek wisata.

7. Produk pariwisata

Kabupaten Karo yang monoton

8. Terbatasnya

anggaran untuk pengembangan sektor pariwisata

9. Sebagaian besar

obyek wisata yang ada di kabupaten Karo lesu karena sepi pengunjung. Universitas Sumatera Utara Peluang O 1. Pasca erupsi gunung Sinabung, masyarakat mulai mengembangkan volcano tourism wisata gunung api, sehingga masyarakat luas menjadi tertarik untuk mengunjungi kembali Kabupaten Karo. 2. Pasca erupsi gunung Sinabung, muncul daerah-daerah baru yang dapat dijadikan sebagai tujuan wisata

3. Wilayah relokasi

pengungsi gunung Sinabung siosar akan dijadikan sebagai desa budaya

4. Pemerintah

Kabupaten Karo memiliki jaringan internet website, sehingga dapat dimanfaatkan oleh sektor pariwisata untuk pengembangan pemasaran dan promosi pariwisata Kabupaten Karo.

5. Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kabupaten Karo memiliki jaringan kemitraan baik dengan berbagai instansi teknis Strategi SO menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang 1. Memaksimalkan koordinasi dengan pihak instansi teknis pemerintah, pelaku bisnis pariwisata, maupun masyarakat untuk lebih mengembangkan daerah tujuan wisata yang baru di Kabupaten Karo. 2. Memaksimalkan pengembangan volcano tourism wisata gunung api di Kabupaten Karo 3. Memaksimalkan penggunaan booklet dengan memanfaatkan jaringan internet website yang dimiliki oleh Kabupaten Karo. 4. Menjaga dan merawat setiap obyek wisata yang ada di Kabupaten Karo dengan cara melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan 5. Meningkatkan promosi terkait obyek wisata baru yang ada di kabupaten Karo 6. Menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi para pelaku bisnis pariwisata Strategi WO meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang 1. Memperbaiki sarana dan prasarana yang dimiliki oleh setiap obyek wisata 2. Melakukan pembaharuan terhadap produk pariwisata 3. Menambah tong sampah untuk setiap obyek wisata 4. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan sadar pariwisata masyarakat setempat, khususnya masyarakat yang tinggal di daerah wisata dan yang terlibat di kegiatan pariwisata 5. Melakukan peningkatan promosi pariwisata 6. Memaksimalkan pengembangan setiap obyek wisata 7. Melakukan penyuluhan kepada para pedagang di sekitar obyek wisata agar menjual barang dagangannya dengan harga yang wajar 8. Melakukan kreasi- Universitas Sumatera Utara pemerintah, pelaku bisnis pariwisata, maupun masyarakat.

6. Visi dari

Pemerintah Kabupaten Karo yang menempatkan sektor pariwisata sebagai prioritas pembanguan kedua setelah pertanian.

7. Adanya Perda yang

berlaku mengenai pembangunan pariwisata yaitu dasar hukum yang menjadi pedoman bagi pemerintah dalam menjalankan tugas dan fungsinya. 8. Tersedianya 9 hotel, 12 restoran, dan 3 biro perjalanan di kabupaten Karo yang dapat menunjang kegiatan pariwisata. kreasi baru untuk menarik kembali minat wisatawan Ancaman T 1. Pasca erupsi gunung Sinabung, beberapa obyek wisata menjadi rusak dan tidak lagi dioperasikan

2. Pasca erupsi gunung

Sinabung, wisatawan merasa khawatir untuk mengunjungi Strategi ST menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman 1. Menjaga dan merawat objek wisata dengan baik dan menambah keindahan obyek wisata 2. Kembali mengadakan event daerah seperti pesta budaya dan pesta bunga buah untuk menunjukkan kepada Strategi WT meminimalkan kelemahan dengan menghindari ancaman 1. Meningkatkan promosi obyek wisata yang ada di Kabupaten Karo 2. Memperbaharui dan meningkatkan produk pariwisata 3. Meningkatkan Universitas Sumatera Utara Kabupaten Karo 3. Pasca erupsi gunung Sinabung, banyak lahan pertanian yang rusak sehingga mengurangi pasokan buah dan sayur untuk obyek wisata Pasar Buah Berastagi

4. Rendahnya

kesadaran wisatawan akan pentingnya kebersihan

5. Adanya obyek

wisata di wilayah lain di luar Kabupaten Karo

6. Pasca erupsi gunung

Sinabung, kondisi alam kabupaten Karo menjadi tidak stabil. masyarakat bahwa tidak semua lokasi wisata di Kabupaten Karo berada pada zona bahaya. 3. Memaksimalkan pengelolaan seluruh obyek wisata yang ada di kabupaten Karo 4. Menambah tong sampak pada setiap lokasi obyek wisata 5. Menambah sarana dan prasarana yang dapat mendukung kegiatan pariwisata 6. Meningkatkan pengelolaan obyek wisata yang baru di kabupaten Karo 7. Membuat paket-paket wisata yang dapat menarik kembali minat wisatawan 8. Melakukan pasokan buah dan sayur untuk obyek wisata pasar buah Berastagi dari wilayah-wilayah lain yang tidak rusak akibat gunung Sinabung 9. Mamanfaatkan keunggulan pertanian Karo untuk meningkatkan kegiatan agrowisata pengelolaan seluruh obyek wisata yang ada di Kabupaten Karo 4. Melakukan sosialisasi kepada pedagang untuk menjual barang dagangannya dengan harga yang terjangkau 5. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat khususnya masyarakat yang terlibat langsung dengan pariwisata untuk meningkatkan sadar wisata pada masyarakat 6. Meningkatkan perawatan terhadap sarana yang dimiliki oleh obyek wisata 7. Melakukan pembaharuan terhadap produk pariwisata Kabupaten Karo Setelah melakukan analisis dengan menggunakan analisis matriks SWOT maka diperoleh isu-isu strategis yang berasal dari kombinasi antara faktor internal dan eksternal dari organisasi. Adapun isu-isu strategis ini merupakan kondisi yang harus diperhatikan kedepannya sebagai langkah untuk pengembangan pariwisata pasca erupsi gunung Sinabung di Kabupaten Universitas Sumatera Utara Karo. Isu-isu strategis yang ditemukan dari hasil analisis dengan matriks SWOT juah adalah sebagai berikut : 1. Memaksimalkan pengembangan kegiatan volcano tourism yang sedang berlangsung di kabupaten Karo. Karena kondisi gunung Sinabung yang masih terus erupsi hingga saat ini, pengembangan kegiatan volcano tourism ini sangat baik dilakukan untuk mengembangkan kembali kepariwisataan Karo. Kegiatan ini akan menjadi suatu konsep wisata yang baru di Karo, sehingga dapat menjadi peluang untuk lebih mengembangkan pariwisata Karo ke depannya. 2. Mempersiapkan secara maksimal desa Siosar yang akan dijadikan sebagai salah satu desa budaya yang baru di kabupaten Karo. Dengan dijadikannya Siosar menjadi salah satu desa budaya, maka tentunya akan menjadi obyek wisata yang baru di Kabupaten Karo. Sehingga hal ini akan menjadi suatu peluang yang baik untuk lebih mengembangkan kepariwisataan Karo dan masyarakat setempat. 3. Memaksimalkan pengelolaan terhadap seluruh obyek wisata yang ada di kabupaten Karo yang masih berada pada zona aman. Dengan melakukan pengelolaan yang lebih baik terhadap seluruh obyek wisata yang masih berada pada zona aman di kabupaten Karo, maka akan dapat menarik kembali minat wisatawan untuk mengunjungi daerah wisata di kabupaten Karo sehingga hal tersebut dapat membantu sektor pariwisata Karo untuk bangkit kembali. 4. Memodernisasi produk pariwisata di Kabupaten Karo sehingga mampu bersaing dengan tempat wisata lainnya. Seiring dengan perkembangan Universitas Sumatera Utara zaman dan perkembangan IPTEK, maka otomatis minat masyarakat untuk suatu hal juga akan berubah. Sama halnya dengan produk pariwisata yang ada di kabupaten Karo, hendaknya tetap diperbaharui sesuai dengan selera masyarakat masa kini. 5. Meningkatkan promosi obyek wisata yang ada di kabupaten Karo baik melalui media cetak maupun media elektronik. Peningkatan promosi obyek wisata yang ada di kabupaten Karo akan meningkatkan penyebarluasan informasi tentang obyek wisata yang ada di kabupaten Karo kepada masyarakat luas. Dengan adanya penyebarluasan informasi tersebut maka pengunjung akan tertarik untuk mengunjungi setiap obyek wisata yang ada di kabupaten Karo. Dengan demikian, jumlah pengunjung ke obyek wisata di kabupaten Karo akan terus meningkat. 6. Melakukan pendekatan dan melibatkan masyarakat sekitar obyek wisata dan pengunjung dalam pengembangan obyek wisata yang ada di kabupaten Karo. Karena masyarakat sekitar obyek wisata dan pengunjung merupakan elemen yang penting dalam perkembangan obyek wisata yang ada di kabupaten Karo karena merekalah yang berperan didalamnya sebagai pelaku pariwisata. Masyarakat sekitar obyek wisata dan pengunjung diajak untuk menjaga dan melestarikan lingkungan obyek wisata dengan menjaga kebersihan dan keindahan taman-taman bunga yang ada. 7. Bekerjasama dengan pihak luar untuk mengembangkan obyek wisata serta meningkatkan pendapatan melalui retribusi obyek wisata. Universitas Sumatera Utara Melakukan kerjasama dengan pihak luar sangat membantu dalam perkembangan obyek wisata yang ada di kabupaten Karo. Seperti bekerjasama dengan hotel-hetel dan travel-travel wisata yang ada di Kabupaten Karo, selain dapat meningkatkan pendapatan obyek wisata, kerjasama antara industri bisnis pariwisata dengan pihak pengelola obyek wisata yang ada di kabupaten Karo juga akan meningkat. 8. Memperbaiki serta memperbaharui sarana dan prasarana yang sudah ada di setiap lokasi obyek wisata yang ada di kabupaten Karo. Dengan memperbaiki sera memperbaharui sarana dan prasarana yang ada obyek wisata yang ada di kabupaten Karo dapat memberikan kenyamanan dan meningkatkan ketertarikan bagi wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata yang ada di kabupaten Karo. Selain itu, masyarakat sekitar objek wisata dan pengungjung juga diajak untuk merawat dan menjaga sarana dan prasarana yang ada dengan baik demi terciptanya kenyamanan bersama. 9. Mensosialisasikan kepada pedagang agar menjual barang dagangannya dengan harga yang sewajarnya. Dengan demikian, daya beli pengunjung juga akan bertambah dan meningkat seiring dengan peningkatan jumlah pendapatan pedagang tersebut.

5.6 Strategi dan Program Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Karo