yang menjadi visi dari Pemerintah Kabupaten Karo yaitu “Terwujudnya masyarakat Karo yang makmur dan sejahtera berbasis pembangunan pertanian
dan pariwisata yang berwawasan lingkungan”. Melalui visi tersebut dapat dilihat bahwa Pemerintah Kabupaten Karo menempatkan sektor pariwisata
sebagai prioritas pembanguan kedua setelah pertanian. Hal ini juga tertuang dalam salah satu misi dari Pemerintah Kabupaten Karo yaitu
:‘Membangun dan atau meningkatkan kualitas daerah-daerah tujuan wisata yang mampu meningkatkan kunjungan wisatawan domestik maupun
mancanegara’. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kebijakan politik yang
dikeluarkan tersebut dapat menjadi peluang bagi pengembangan obyek- obyek wisata yang ada di Kabupaten Karo untuk berkembang.
4.2.2 Faktor Ekonomi
Sejalan dengan keluarnya otonomi daerah, banyak daerah otonom yang menempatkan sektor pariwisata sebagai sektor yang menjadi sektor untuk
menghasilkan Pendapatan Asli Daerah PAD. Dengan berkembangnya sektor pariwisata maka perekonomian masyarakat sekitar obyek wisata juga
akan meningkat, khususnya pedagang yang memanfaatkan sektor pariwisata sebagai lahan untuk mencari penghasilan. Beberapa tahun belakangan ini
jumlah wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata di Pasar Buah Tradisional Berastagi, Taman Mejuah-juah, dan Bukit Gundaling serta obyek-obyek wisata
lainnya yang ada di Kabupaten Karo mengalami penurunan sejak tahun 2013 yang lalu akibat erupsi gunung Sinabung.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu pasokan buah dan sayuran untuk Pasar Buah ini juga semakin berkurang. Karena sebagian besar pasokan buah dan sayur untuk Pasar
Buah ini berasal dari kawasan gunung Sinabung. Sementara akibat erupsi tersebut, banyak lahan pertanian yang rusak. Hal ini mengakibatkan
pendapatan pedagang di sekitar obyek wisata juga mengalami penurunan drastis. Selain itu akibat dari terkena debu erupsi gunung Sinabung tersebut, di
obyek wisata Pasar Buah Tradisional Berastagi banyak sekali dagangan yang menjadi rusak seperti buah-buahan, sayuran, serta bibit bunga. Hal ini
mengakibatkan para pedagang yang ada di Pasar Buah Tradisional Berastagi mengalami kerugian yang cukup besar.
Selain itu, masih banyak pedagang yang menetapkan harga dagangannya di atas rata-rata seperti di obyek wisata Bukit Gundaling. Sifat
pedagang yang demikian tidak jarang menyebabkan pengunjung akan membeli dan membawa makanan dan minumannya dari luar obyek wisata.
4.2.3 Faktor Sosial Budaya
Faktor sosial budaya yang dimaksudkan disini diartikan sebagai analisis terhadap keadaan sosial berupa fenomena-fenomena sosial yang terjadi
di dalam masyarakat yang dapat mempengaruhi terlaksananya aktivitas sebuah organisasi. Faktor sosial budaya merupakan salah satu faktor yang dapat
berubah dan terimitasi dengan pengaruh budaya-budaya yang di bawa oleh para wisatawan. Dengan adanya faktor sosial dari budaya lain sikap dan
perilaku masyarakat setempatlah yang berubah dan meniru begitu saja perilaku wisatawan yang biasa dilihat dalam kehidupan kesehariannya yang
Universitas Sumatera Utara
sering sekali berbeda dengan adat istiadat dan nilai- nilai budaya setempat. Oleh karena itu, agar budaya Karo dapat tetap dipertaankan, maka Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo melaksanakan berbagai event seperti pesta budaya mejuah-juah dan pesta bunga buah. Diharapkan melalui
adanya kegiatan tersebut, maka seluruh masyarakat akan dapat melestarikan budaya Karo serta dapat memegang teguh nilai-nilai dan adat istiadat yang
mereka miliki.
38
4.2.4 Jaringan Kemitraan