kepribadiannya. Bila kepribadiannya juga dirasakannya cocok, maka keribadian itu juga bisa menjadi daya tarik bagi setiap individu.
d. Homogamy dan Heterogamy
Setelah mempunyai ketertarikan satu sama lain, maka setiap pasangan akan meilihat persamaan dan perbedaan yang ada. Pasangan yang diharapkan
Mari adalah pasangan yang mempunyai hal-hal yang berbeda dengan dirinya. Baik secara pribadi maupun karakteristik personalnya. Perbedaan yang terjadi
dalam hubungannya, mempunyai tantangan tersendiri. Mari sendiri lebih memilih pasangan dari suku, ras, etnik dan usia yang berbeda dari dirinya.
Dengan adanya perbedaan itu, Mari berharap hubungannya dapat lebih bervariasi. Walaupun begitu, diantara perbedaan yang diinginkannya, Mari
juga tetap ingin mempunyai pasangan dengan latar belakang agama, pendidikan dan status sosioekonomi yang sama. Dengan mempunyai
pandangan yang sama dalan ketiga hal ini, Mari yakin hubungannnya akan berjalan dengan lebih baik.
Hal ini senada dengan apa yang dikatakan di dalam Degenova 2008 yang menyatakan bahwa secara umum setiap orang akan lebih memilih pasangan
dimana ia akan berbagi mengenai hal-hal pribadinya maupun karakteristik sosialnya. Bila dilihar dari apa yang diharapkan Mari, Mari adalah individu
yang cenderung heterogamy. Hal ini dilihat dari banyaknya perbedaan yang diinginkannya ada dengan pasangannya. Mari percaya, dengan adanya
Universitas Sumatera Utara
perbedaan dan persamaan yang terhadi dalam hubungan yang mereka jalani, akan membuat mereka saling melengkapi satu sama lain.
e. Kecocokan Compatibility
Kecocokan dengan pasangan menurut Mari adalah ketika Mari mendapatkan izin dari pasangan untuk tetap beraktifitas seperti yang biasa
dilakukan. Hal ini menjadi penting karena mengikuti kegiatan keagamaan adalah rutinitas yang dilakukan setiap harinya, karena itu Mari berharap
pasangannya nanti memberikan kebebasan untuk beraktifitas. Selain dapat mengerti dalam setiap kegiatan yang dilakukannya, Mari juga berharap
pasangannya nanti dapat menerimanya apa adanya. Dalam proses pemilihan yang akan dilakukan, Mari akan menjelaskan seluruh sifat yang dimiliki. Tak
ada yang akan ditutupi ketika akan bertemu dengan calon pasangannya nanti. Mari tidak mau menutupi bagaimana kondisi, keadaan dan karakter yang
sebenenarnya dari diri Mari. Hal ini senada dengan apa yang dikatakan di dalam Degenova 2008.
Kecocokan adalah kemampuan seorang individu untuk hidup bersama dalam keadaan yang harmonis. Untuk dapat hidup dalam rumah tangga yang
harmonis, Mari berharap pasangannya dapat memberikan izin dalam kegiatan keagamaan yang dilakukannya. Mari menginginkan pasangan yang seperti itu
karena ia ingin pasangannya nanti juga bisa mengikuti kegiatan itu bersama- sama. Degenova 2008 juga menyatakan bahwa kecocokan akan lebih
mengarah kepada evaluasi dalam pemilihan pasangan. Seperti misalnya
Universitas Sumatera Utara
tempramen, sikap dan nilai, kebutuhan, peran dan kebiasaan pribadi. Dalam hal ini Mari memilih mempunyai persamaan dengan pasangan yang
mempunyai kebiasaan yang sama dalam melakukan kegiatan. Ketika kecocokan sudah didapatkan dari pasangannya, barulah kemudian
pasangan ini akan menuju tahap yang lebih tinggi seperti trial filter. Dalam trial filter ini, pasangan akan membuat keputusan untuk mengikat hubungan
mereka dalam tahap tunangan dan akhirnya menikah. Kondisi ini juga nantinya akan dialami oleh Mari. Setelah menemukan kecocokan dengan
pasanganya dalam proses ta’aruf yang dijalani, maka proses selanjutnya yang akan dhadapi adalah lamaran dan pernikahan.
2. Gambaran Proses Pemilihan Pasangan yang dilakukan oleh