pengalaman tersendiri. Kembar mempunyai kesamaan yang secara fisik mirip, dan cenderung mempunyai kesamaan dalam karakter. Hal ini dapat dilihat dari
berbagai penelitian genetik yang banyak dilakukan oleh para ahli genetik, yang dalam penelitiannya menyatakan bahwa kembar mempunyai
kecenderungan lebih mirip satu sama lain bila dibandingkan dengan saudara kandung biasa Santrock, 2009.
Kembar lebih mempunyai hubungan emosional yang lebih kuat dibandingkan dengan saudara kandung biasa. Hubungan emosional ini bisa
terjadi karena kembar terbiasa diperlakukan sama oleh lingkungannya, selain karena adanya faktor genetik yang turut serta mempengaruhi kesamaan
tersebut. Adanya perlakuan sama yang diperlakukan pada kembar membuat para kembar ini akhirnya merasa lebih dekat satu sama lain bila dibandingkan
dengan saudara kandung biasa Santrock, 2009
D. Gambaran Proses Pemilihan Pasangan pada Dewasa Awal yang
Kembar
Proses pemilihan pasangan adalah sesuat hal yang sifatnya subjektif. Proses pemilihan pasangan yang dilakukan dari setiap individu berbeda,
karena disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan dari individu itu sendiri Degenova, 2008. Adanya kesamaan dalam menyukai seseorang, adalah salah
satu hal yang mempengaruhi proses ketertarikan pada seorang individu. Kesamaan yang dimiliki dalam sikap, perilaku dan karakteristik seperti baju,
kecerdasan, kepribadian, nilai-nilai, dan gaya hidup akan lebih membuat
Universitas Sumatera Utara
seorang individu tertarik dengan lawan jenisnya, walaupun dalam beberapa kasus tertentu, memiliki perbedaan juga akan membuat seorang individu
tertarik dengan lawan jenisnya Santrock, 2009. Pada salah satu penelitian yang dilakukan oleh Rushton dan Bons 2005,
menunjukkan bahwa ada kecenderungan seorang individu mencari pasangan yang mempunyai kesamaan dengan individu itu sendiri. Biasanya, hal ini
ditemukan pada variable demografis, seperti usia, etnis, dan juga tingkat pendidikan. Penelitian ini menunjukkan adanya sebuah kontribusi genetis
dalam preferensi pasangan, yang secara tidak langsung menemukan bahwa terdapat ciri homogen, seperti sifat, yang lebih nyata di turunkan kesamaannya
secara genetis.
Kemiripan pada pasangan itu seperti antara kemiripan yang terjadi dengan kemiripan pada saudara kandung. Penelitian dari Rushton dan Bons 2005
juga menemukan bahwa pasangan dari kembar identik lebih mirip satu sama lain dibandingkan dengan pasangan pada kembar fraternal. Dalam memilih
pasangan, kembar identik lebih cenderung mempunyai kemiripan dengan pasangan kembarannya dibanding pada kembar fraternal. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sedikitnya 10 sampai 30 dari varian dalam memilih pasangan disebabkan karena faktor genetik, 10 karena adanya faktor
lingkungan, dan 60 sisanya karena unik Rushton, 2005. Penelitian ini menguji adanya kontribusi genetik dan pengaruh
lingkungan terhadap pemilihan pasangan, dimana setiap individu cenderung mencari pasangan yang mempunyai kemiripan dengan dirinya.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rushton dan B ons 2005, juga menyatakan bahwa kembar yang identik mempunyai rata- rata persamaan
sebesar 0,53 dalam memilih pasangan yang sama dibandingkan kembar fraternal yang hanya memiliki kesamaan rata -rata sebesar 0,32. Persamaan–
persamaan yang dimiliki meliputi persamaan dalam segi usia, etnis, dan pendidikan 0,60, pendapat dan sikap 0,50 dan kemampuan kognitif 0,40.
Pengalaman unik dalam pemilihan pasangan pada kembar identik juga pernah dipaparkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Thomas Bouchad
Santrock, 2009. Penelitian ini melibatkan sepasang kembar identik, yang telah dipisahkan sejak usianya 4 minggu dan baru dipertemukan kembali
ketika usia keduanya mencapai 39 tahun. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kembar identik ini sama- sama bekerja sebagai wakil
kepala polisi paruh waktu, sama-sama berlibur di Florida, menikah dan pernah bercerai dengan wanita yang bernama Betty dan memberi nama anak laki –
lakinya dengan nama James Alan. Penelitian yang dilakukan oleh Bouchad menunjukkan bahwa ada
kesamaan dalam pemilihan pasangan yang dialami kembar yang identik. Kesamaan yang dimiliki secara fisik adalah hal umum yang dialami oleh
kembar yang identik, tapi kesamaan yang dimiliki dalam memilih pasangan, mempunyai istri dengan nama yang sama adalah fenomena yang unik.
Kembar lebih memilih pasangan yang sama dengan pasangan yang dipilih oleh kembarannya dibandingkan dengan individu lain. Preferensi bagi
pasangan kembar ini dalam memilih pasangan, yang cenderung sama, sekitar
Universitas Sumatera Utara
34 dikarenakan faktor genetik dari kembar, lingkungan tempat para kembar tumbuh, dan lingkungan unik yang terjadi di antara kembar itu sendiri.
Penelitian lain dilakukan oleh Lykken dan Tellegen 1998, juga menyatakan bahwa ada kecenderungan dari setiap individu untuk memilih
pasangan yang mempunyai kemiripan dengan diri individu itu sendiri. Kembar identik lebih menunjukkan kesamaan ketertarikan dalam pemilihan pasangan
dibandingkan dengan kembar fraternal. Kesamaan ketertarikan yang terjadi pada kembar identik meliputi area kepribadian, ketertarikan secara fisik, sikap
dan juga adanya fakta yang menunjukkan bahwa kesamaan pemilihan pasangan ini juga dapat ditemukan dalam sifat kelompok dan termasuk
mengenai agama. Hasil penelitian kedua yang dilakukan oleh Lykken dan Tellegen 1998,
menyatakan bahwa a individu akan memilih pasangan yang setidaknya mempunyai kriteria yang sama, b kembar kemungkinan lebih mempunyai
kriteria yang sama, c pasangan-pasangan dari kembar terkadang hampir mempunyai kesamaan dalam setiap responnya, dan cenderung sama dalam
beberapa respon yang diberikan. Proses pemilihan pasangan yang dilakukan oleh dewasa kembar, hampir
memiliki kecenderungan yang sama dalam memilih calon pasangan. Kesamaan yang dimiliki adalah kesamaan dalam memilih pasangan, dengan
pasangan yang dipilih oleh kembarannya. Adanya kesamaan yang dilakukan oleh kembar juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, dimana para kembar
tumbuh dan kembang secara bersama-sama.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan unsur yang penting dalam suatu penelitian ilmiah, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah
penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan Hadi, 2003. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif untuk
mengetahui bagaimana gambaran proses pemilihan pasangan pada dewasa awal yang kembar.
A. Pendekatan Kualitatif
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk menggali dan mendapatkan gambaran yang luas serta mendalam berkaitan dengan
bagaimana pengalaman subjektif mengenai proses pemilihan pasangan yang dilakukan oleh kembar. Adanya proses pemilihan pasangan yang dirasakan
berbeda dan unik antara satu individu dengan individu yang lain juga merupakan alasan peneliti memilih metode penelitian kualitatif. Hal ini sesuai dengan fungsi
dan pemanfaatan kualitatif yaitu dapat melihat sesuatu secara mendalam, memahami isu-isu yang sensitif, dan rumit. Sejalan dengan yang dikatakan oleh
Creswell 1994 bahwa penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian yang memungkinkan peneliti memahami permasalahan sosial atau individu secara
mendalam dan kompleks, memberikan gambaran secara holistik, yang disusun
Universitas Sumatera Utara